sembilan

6K 226 6
                                    

Hai bebzzzzz

Balik lagi nih gua
Ada yg udah belajar tatap muka?
Gua udah, ini aja up sambil di kelas.
Mumpung gurunya gada yekan
JANGAN DITIRU PLEZZZZ

Makasih yg udah Vote sama komen
Love you alll

Muachhhhh:*

*****



Aura sasha sangat menyeramkan, hingga arghi saja tak berani menatap matanya.

Makanan yg di pesan arga dan arghi sudah habis, ya mereka berdua menghabiskannya dengan lahap. Tak ada yg tau, entah keduanya memang lapar, atau hanya takut pada sasha.

"Ga, panggil bunda gih. Makanannya udah habis juga."

"Ih kok alga? Ayah aja sana."

"Dih apaan, gk nanti malah ayah yg di marahin."

"Kamu aja ga, gk kasian sama ayah?" Lanjut arghi, dirinya mencoba membujuk arga agar mau berbicara dengan sasha. Jika dirinya yg berbicara, tamat sudah.

"Nggak tuh." Ucap arga, tak lupa mulutnya mengerucut. Mengejek sanga ayah rupanya seru juga.

Karna mendengar keributan, sasha keluar dari kamarnya. Tanpa sepatah kata pun, ia mendudukkan dirinya ke kursi ruang tengah.

"Eh bunda, alga ke kamal dulu ya."

Mendengar ucapan arga, arghi yg tadinya tersenyum lebar kini berwajah datar. Kenapa anaknya, sangat menyebalkan?!

Sial!

Sasha hanya menjawab anggukan kepala, pertanda ia menyetujui keputusan arga. Sepeninggal arga, sasha menatap arghi lurus ke depan.

"Ada yg di bicarakan? Tuan?" Sangat dingin, tapi mau bagai mana lagi. Hati sasha sudah cacat tak bisa jika di benarkan lagi.

"Ekhem" demi menghilangkan rasa gugupnya, arghi beberapa kali berdehem.

Tatapan sasha tetap tak beralih, wanita itu sangat tegas. Menatap lurus tepat di mata arghi, namun justru orang yg berperan sebagai ayah sangat gugup. Hingga segala perkataan yg sudah ia siapkan kini hilang entah kemana.

"Arga ivander danandyaksa, benar bukan?' bola mata sasha sudah tak hisa lagi fokus.

Detak jantung sangat cepat, hingga membuat dadanya sedikit sesak. Sasha tak menyangka, jika persembunyiannya hanya bertahan 5 th saja.

"Kenapa harus danandyaksa?" Sasha masih saja tak bisa menjawab, lidahnya terlalu kelu.

"Hahhh, lalu kemana saja kamu? 5 th bukan waktu yg singkat."

"Apa kau tau, tanisha adrienne?"

Sasha semakin gelisah, kenapa di sini dirinya yg terpojokkan? Bukamkah ini terbalik?

"Kau tau? Selama 5 th aku mencarimu."

"Hidupku benar benar tak tenang."

"Kenapa? Kenapa pagi itu kau pergi?"

Sasha tak tahan lagi, dadanya terlalu sesak jika mengingat malam yg sangat mengerikan itu.

Dengan wajah yg sudah penuh dengan air mata, sasha berdiri di hadapan arghi."STOP! PERGI SEKARANG! PERGI!"

Arghi sedikit terkejut dengan respon yg di berikan sasha, apa salahnya? Semua ucapannya benar. Tak ada yg di lebihkan, ataupun di kurangkan

'kenapa dia sangat marah?'

Bunda ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang