Ehe:'
Ada yang kangen sama Arga?
Setelah beberapa bulan purnama, akhirnya saya update lagi.
Jangan lupa, komen dan likenya kawand
Love you
- bocil Arga
*****
Pagi menjelang, di sebuah kamar terlihat ketiga manusia dengan berbeda umur itu masih dengan terlelap dalam tidurnya.
Jika orang lain melihat keadaan mereka saat ini, mungkin arghi sudah dapat hujatan yang banyak.
Lihat saja mereka, Sasha tengah tertidur pulas dengan arghi di depannya. Jangan tanya di mana Arga, manusia kecil itu justru tertidur di belakang arghi dengan kepala yang menghadap pantat arghi.
Sangat indah untuk dilihat, tapi tidak dengan Arga
Sasha terbangun terlebih dahulu, ia terkejut dimana anaknya sekarang. Melihat sekeliling dan ternyata, anaknya masih terlelap meski di depannya pantat ayahnya.
"Gk terasa, sekarang aku kembali ke 5 th ke belakang."
Sasha berjalan ke arah kamar mandi, tentu saja membersihkan diri.
Mendengar suara shower yang menyala, tidur arghi terganggu. Saat dirinya ingin mengganti posisinya, ia terkejut kala pantatnya menyundul kepala sang anak.
"Buset dah, untuk emaknya gk tau."
Arghi segera mengganti posisi tidur Arga yang tidak manusiawi.
"Hmmmmm, karna malem pertama gk dapet. Mandi bareng boleh kali."
Dengan wajah yang secerah matahari itu, arghi berniat beranjak dari tempat tidur. Namun apa daya, iblis kecil itu sudah membuka matanya perlahan. Seakan tau jika ayahnya yang tampan rupawan ini ingin menjemput kebahagiaan.
"Nak tunggu dulu ya, ayah mau happy happy dulu ya." Ucap Arghi pada Arga yang menatapnya dengan mata yang sayu menahan kantuk.
"No ayah, disini saja yaa..."
Arga duduk, merentangkan kedua tangannya memberi isyarat ingin sebuah pelukan.
Tentu saja Arghi sebagai ayah yang baik menyambut uluran tangan itu, kembali menepuk nepuk pantat Arga berharap supaya anak itu bisa tertidur. Tapi ternyata pilihannya salah.
"Ayah ih jangan tepuk tepuk pantat alga"
Arghi mengernyitkan dahinya.
"Kenapa emang?"
"Nanti alga kentut lha ayah, no ya no"
Seakan mendapat sebuah hidayah yang sangat amat terang, Arghi dengan senyumnya yang cerah itu.
Puk
Puk
Puk
Arga meronta kesal, pasalnya jika pantat mulusnya terlalu sering di tepuk maka ia akan kentut. Baginya kentut ada sesuatu yang sangat memalukan!
Ini tentang harga diri!
Masih dengan tindakan yang sama, Arghi menepuk pantat Arga meski Arga di dekapnya sudah seperti cacing kepanasan saja.
Puk
Brottttt
Puk
Brotttt
Pecah sudah kentut Arga yang sudah bocah kecil itu tahan, bahkan kini tangisan serta tawa Arga dan Arghi bercampur jadi satu.
"HUWAAAAAA......BUNDAAAAA....AYAHHH JAHATTT... PUK PUK PANTAT ALGA... HUWAAAA"
"AHAHAHAHA..... ARGA KENTUT... AHAHAHA.. KENTUTNYA BROT BROT...."
Di dalam kamar mandi Sasha ingin menangis saja, belum sehari mereka bersama tapi sekarang sudah ada tangisan dari Arga yang menggelegar.
"Hahhhh, sepertinya aku salah memilih keputusan. Seumur hidup bersama Arghi tidak akan semudah itu."
Sasha keluar dari kamar mandi, melihat kedua manusia dengan wajah mirip itu terlihat menyedihkan. Arga yang masih dengan tangisannya, dan Arghi dengan tawanya bahkan sesekali lelaki itu menepuk nepuk kasur.
"Jadi sekarang bisa jelas ada apa ini?" Ucap Sasha, yang mampu membuat Arghi terdiam.
'mampus pawangnya dateng' batin Arghi
Arga sudah selesai dengan tangisnya, tapi masih tersisa sedikit. Hidung anak itu juga memerah.
"Kenapa sayang? Arga kenapa nangis?" Tanya Sasha dengan sesekali mengusap air mata yang bercampur keringat itu.
"Ta...tadi...ayah....puk..puk..pan...hiks...hiks...tat..alga...lhaaa...hiks..."
Dengan perlahan Sasha mendengarkan penjelasan penjelasan dari Arga, meskipun dengan sesenggukan. Ia melihat Arghi yang menunduk dengan baju yang bergetar, ia berfikir jika suaminya itu menangis tapi lihatlah. Justru lelaki itu tengah menahan tawa yang keluar, hingga badannya ikut bergetar.
"Ayah" ucap Sasha dengan melihat ke arab Arghi.
Arghi menelan ludah kasar, sepertinya kali ini Sasha mengamuk besar padanya.
"Iya?"
"Hahhhhh"
Karna tak mau panjang urusan, Sasha memilih untuk menepikan amarahnya kali ini.
"Hiks....Bun...nda...hiks...hal..ga...hiks....dili....alga.......hiks...terluka.....huwaa......"
Sasha semakin mengeruh, wajahnya sudah lelah. Sudah tak diragukan memang gen Arghi yang kuat, gak perlu di tes DNA juga sepapun itu tau jika mereka berdua ayah dan anak.
"Udah ya, nanti bunda jewer ayahnya. Sekarang kamu mandi sama ayah mau kan?" Ucap Sasha.
Meskipun dengan berat hati, Arga mengiyakan saja. Siapa tau ia bisa menjahili sang ayah nantinya saat mandi.
Ting!
Bunyi notifikasi dari ponsel Arghi terdengar, segera Arghi melihat notifikasi itu.
Kenanjing!
|Cieeeee yang gk jadi malem pertama|
|Anying! Sapa yang ngasih tau?!|
|Sapa lagi klo bukan mama|
|Halah gk usah buat bocil, lu kan
Udah ada bocil nyet||Tapi prosesnya bikin gua pengen|
|Jancok emang|
Puas dengan umpatan yang di berikan Kenan padanya, Arghi menggendong Arga menuju kamar mandi. Ia tak mengetahui rencana apa yang akan Arga jalankan.
Tak lama, teriakan kembali terdengar di dalam kamar mandi.
"SAYANGGGGG KOLOR AKU DI CEMPLUNGIN KE KLOSET SAMA ARGAAA!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda END
General Fiction|17+| ******* Tanisha adrienne, hidup dengan segala keseharian yg biasa saja. Tak ada yg spesial dari dirinya, tapi. Semenjak bertemu dengan Arghi danandyaksa, hidupnya berputar 180 derajat. Malam itu, malam yg ditemani hujan. Menjadi saksi dimana...