🌑🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘🌑
Saat ini Reghe terlihat tengah memasuki sebuah Caffe disekitar pinggiran kota.
Kakinya melangkah menuju meja pemesanan, Caffe itu terlihat begitu ramai seluruh meja disana hampir penuh, banyak para remaja yang datang ke caffe tersebut untuk menenangkan pikiran mereka.
Suasana di caffe itu cukup bagus untuk menenangkan pikiran, kebetulan sekali Reghe sedang membutuh kan ketenangan namun siapa sangka hari ini caffe begitu ramai.
Setelah dia menerima pesanannya Reghe segera mencari meja kosong untuk dia tempati.
Ternyata seluruh meja disana sudah penuh dan hanya menyisakan satu meja dengan pemuda yang terlihat sedang asik memainkan ponselnya.
Sebelum menduduki kursi kosong didepannya, Reghe dengan sopannya meminta izin terlebih dahulu.
"Permisi apa saya boleh duduk disini?"
Pemuda yang tengah asik memainkan ponselnya itu pun mengangkat kepalanya menatap Reghe beberapa detik, hal itu cukup membuat Reghe kebingungan, apa ada yang salah dengan wajahnya? Tidak ada kan?
"Boleh lah, lagian ini caffe bukan punya gue juga"
"Kenapa harus minta izin?" Setelah menatap Reghe, pemuda itu langsung nyerocos dan terlebih lagi wajahnya itu lohh Julid sekali.
"Ya ngga pa-pa sih... kan cuman minta izin" balas Reghe tak kalah julidnya.
Pemuda itu tak menjawab malah mematikan ponselnya lalu kembali menatap Reghe dengan lekat.
Kini detak jantung Reghe berdetak lebih kencang dari biasanya, raut wajahnya menggambarkan kalau dirinya tak nyaman jika diperhatikan seperti itu.
Tanpa ia sadari wajah pemuda itu semakin mendekat kewajah Reghe, spontan Reghe langsung menemplokkan telapak tangannya kewajah pemuda itu lalu mendorongnya.
"Lo ngapain sih?!" Suara Reghe terdengar meninggi dengan gerak cepat pemuda itu menutup mulut Reghe.
Suara Reghe berhasil membuat seluruh pandangan pengunjung mengarah pada mereka.
Pemuda itu tersenyum kikuk kepada pengunjung di caffe tersebut dengan tangan yang masih membekap mulut Reghe.
Disisi lain Reghe terkejut ketika telapak tangan pemuda itu menyentuh area mulutnya. Karena hampir kehabisan nafas Reghe mencoba untuk melepaskan bekapan itu dengan cara menepuk punggung tangan pemuda itu.
Dengan susah payah Reghe mencoba untuk melepaskan bekapan itu namun pemuda itu dengan sendirinya melepaskan bekapan tersebut.
"Gue ga bisa nafas bodoh!"
"Ya salah lo sendiri kenapa teriak-teriak?!"
"Loh itu kan salah lo, ngapain deket-deket gitu?!"
"Itu ga sengaja, muka lo kayak ga asing soalnya" kata pemuda itu
"Ya iya lah, orang gue artis" Reghe dengan pedenya berucap sembari menyibakkan rambut nya.
