Hari itu memang pengunjung sangatlah sepi, tentu hal ini menjadi hal baik untuk Marko karena ada satu orang masuk ke dalam Cafe tempat ia bekerja.
Pemuda blasteran tersebut segera membawa pesanan milik si pemuda galak. Dengan senyuman yang terbit di wajahnya dan debuman detak jantungnya yang berpacu lebih cepat dari biasanya, ia sampai tremor kala membawa nampan berisi gelas americano tersebut.
“P-permisi Mas, ini pesanannya,” ucapnya senormal mungkin.
Tanpa menyahut pemuda galak itu mengambil pesanannya kemudian meletakkan uang berwarna biru di saku kantong Marko, kemudian berlalu tanpa mengatakan apapun.
Mark hanya terdiam kala melihat punggung pemuda tersebut yang menghilang dari pintu kaca. Hingga ia tersadar satu hal,
Jika orang inilah yang selama ini ia cari. Marko bergegas berlari mengejar pemuda tadi, bahkan ia lupa untuk sekadar meminta ijin,
Masa bodo sama kak Jeffry
Mark masih berlari mencari keberadaan sosok pemuda tadi yang ia yakini belum jauh dari sini.
“Aku yakin dia masih disekitar sini,” gumamnya
ㅡ
Jay berjalan santai sambil meminum Americano yang baru saja ia pesan. Jujur saja rasa minuman yang ia pesan sangat berbeda dari kebanyakan tempat yang ia datangi.
“ Emang bener ga niat kerja nih orang,” gumamnya kala ia meminum kopi yang rasanya manis tersebut.
Padahal jelas-jelas dirinya memesan tanpa gula. Jay melempar gelas yang masih berisi setengah tersebut,
Kemudian hendak masuk ke dalam mobil, namun tiba-tiba tangannya ditahan oleh seseorang, sontak Jay menoleh.
“Lo?” ucapnya.
Dengan nafas terengah Marko mengangguk. Jay yang masih bingung akan keberadaan pemuda yang tadi ia temui di Cafe.
“Aku ...” ucap Marko tertahan.
Jay menegakkan badannya kemudian melipat tangannya di depan dada, menunggu kalimat yang akan dikeluarkan oleh pemuda di hadapannya ini,
“ Aku, aku kayaknya suka kamu,” ucapnya.
“Pffftt, Hahahaha receh lo, ” ucap Jay kala mendengar ungkapan suka dari pemuda yang baru setengah jam ia temui itu.
Jay balik badan dan segera akan masuk ke dalam mobil, namun lagi-lagi tangannya ditahan oleh Marko.
“ Bilang,” ucap Marko
Jay mengerutkan keningnya bingung.
“Apa?”
“Bilang, apa yang bisa bikin kamu suka sama aku,” ucapnya.
Jay menaikkan satu alisnya, demi apapun pemuda di hadapannya ini sangat menarik baginya. Jay tertawa skeptis, kemudian berjalan mendekat ke arah Marko yang sekarang detak jantungnya bahkan tidak karuan.
“Jadi lo mau tau?”
Marko mengangguk kencang menanggapi kalimat yang keluar dari mulut Jay.
“Ikut gue,” suruhnya.
ㅡ
wkwkwk pendek-pendek sengaja biar kalian penasaran
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STORY OF MARKMIN🔞
Fanfictionone shoot, two shoot or more Bukan salah jodoh - mork lee Emang bukan - na jaemin bxb au! mature content! harap bijak dalam memilih bacaan!