hai, nungguin ya?
...
Jay menarik lengan pemuda aneh yang bahkan namanya saja ia tidak tahu. Namun, itu bukan masalah yang besar, yang Jay tahu jika pemuda sebelahnya ini sangat unik.
Mobil audi hitam itu berjalan menembus ramainya jalanan. Sialnya hujan turun membasahi kota, Marko hanya terdiam masih bergelud pada pemikirannya.
Hingga mobil tersebut sampai di sebuah rumah. Marko menatap rumah tersebut,
“Keluar, ” suruh Jay padanya.
Marko menurut mengikuti langkah Jay yang kini berada di depannya. Jay mengajak Marko memasuki rumah kosong tersebut. Letaknya yang sangat jauh dari keramaian kota.
Anak mata Marko menerawang ke setiap sudut rumah. Selayaknya rumah yang tidak pernah dipakai hanya ada beberapa mural tak jelas yang tercoret di dindingnya. Marko sedikit bingung, apa orang ini akan membunuhnya?
Batinnya juga berkecamuk, tapi masa bodoh dengan hal itu.
Jay membuka sebuah ruangan yang terletak paling dalam dari rumah itu. Dan terlihatlah sebuah studio foto yang sangat rapi dengan beberapa peralatan foto disana.
“Kaget lo?” tanya Jay
Marko mengangguk, pikirnya ini hanyalah sebuah rumah kosong biasa yang tak berpenghuni, ternyata aslinya adalah sebuah studio foto.
“Ini bekas rumah ortu gue, udah lama ngga kepake, gue ubah jadi studio,” tutur Jay.
Marko hanya mengangguk menanggapi semua ocehan yang keluar dari mulut Jay. Pemuda manis itu melangkah mengambil kamera yang terletak di hadapannya,
Kemudian mendekat ke arah Marko yang masih terdiam. Jujur, Jay sangat kesal dengan pemuda di hadapannya ini
'Ngomong doang suka tapi diem kek batu, cih,' Batinnya
“Jadi ...” ucap Jay sembari mendekat ke arah Marko.
Marko yang mengetahui hal itu refleks mundur hingga dirinya terjatuh di sebuah sofa. Saat dirinya hendak bangkit, tiba-tiba Jay mendorongnya lagi kemudian duduk di pangkuan pemuda blasteran itu.
Sontak Marko kaget ketika Jay mengarahkan kamera yang ia pegang di hadapannya.
"Say cheese,”
Cekrek
Jay tersenyum kala melihat hasil jepretanya, sementar Marko pipinya bersemu kala melihat senyuman dari wajah pemuda di hadapannya ini. Sangat manis,
Jay yang sadar jika dirinya diperhatikan segera menatap balik pemuda di hadapannya. Ia melihat wajah bersemu milik Marko, membuat ia terkekeh,
Jay meletakkan kameranya di sisa sofa sebelah kiri, kemudian memajukan wajahnya ke arah Marko yang sedari tadi tidak mengalihkan fokusnya pada dirinya.
Marko kaget saat wajah mereka yang hanya berjarak seinchi. Bisa ia rasakan hembusan nafas Jay yang begitu tenang, bibir semerah plum yang menjadi awal dimana ia menaruh hati pada pemuda di hadapannya itu.
Jay mengelus rahang tegas milik Marko, seraya menggesekan pantatnya pada gundukan pemuda di hadapannya.
“Lo payah,” bisik Jay.
Seraya tetap menggesekkan pantatnya pada gundukan milik Marko.
“Ahh,” desah Marko kala merasakan gesekan pada gundukannya. Jay yang mendengar desahan dari pemuda dibawahnya semakin gencar menggodanya
Ia mengalungkan lengannya di leher pemuda itu seraya masih menggesekkan pantatnya di gundukan pemuda itu. Jay tersenyum menang kala menatap wajah pemuda di hadapannya yang memerah, tanpa sadar tangan Marko mulai memeluk pinggang Jay secara posesif.
“Lo udah sange dari tadi ya?” bisik Jay di telinga Marko.
Marko hanya mengangguk, menahan desahannya. Sementara itu Jay mulai mengecup rahang tegas milik pemuda di hadapannya itu, kemudian menggigit lehernya seraya membuat tanda.
“Lo payah sayang,”
ㅡ
Lanjut ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STORY OF MARKMIN🔞
Fanfictionone shoot, two shoot or more Bukan salah jodoh - mork lee Emang bukan - na jaemin bxb au! mature content! harap bijak dalam memilih bacaan!