PBS - 11

2.3K 437 11
                                    

Sesuai janji, aku update malam ini... Yeaaayyy!!!!!!

Jangan lupa klik bintangnya yaaa...
❤️❤️

Tolong koreksi juga kalau ada kesalahan kata.. 🤭🤭🤭

🥂

Ketukan pintu cukup keras berhasil membangunkan Sheila yang tertidur sangat pulas. Kepalanya sedikit terasa pening karena memaksakan diri untuk bangkit dari ranjang. Mungkin ia masih mengalami jetlag akibat perbedaan waktu. Sejenak Sheila terdiam mengamati kamar asing itu, sebelum memaksakan kaki mendekati pintu karena ketukan semakin keras terdengar. Wajah Radi yang menyambutnya di balik pintu membuat Sheila seketika kembali menutup pembatas ruang itu, yang membuat ketukan justru semakin kuat terdengar.

"Apa!?"

Sahutan Sheila tak mendapat tanggapan selain ketukan pintu yang semakin menggila. Tak ingin mengganggu ketenangan penghuni rumah lainnya, mau tak mau Sheila kembali membuka pintu meski tak lebih dari sejengkal.

"Apa?" tanyanya lebih pelan.

"Kau baik-baik saja?"

Suara wanita tua yang terdengar membuat Sheila menyembulkan kepala. Matanya membesar mendapati sosok Anne berdiri di balik pintu dengan wajah khawatirnya. Mungkinkah tadi Sheila salah lihat?  Tapi Sheila yakin seyakin-yakinnya, Radi lah yang tadi berada di balik pintu. Lalu mengapa sekarang justru bibi lelaki itu yang berdiri di sana? Jangan-jangan ini hanya halusinasinya saja, yang memendam kekesalan luar biasa pada Radi.

"Sheila?"

"Hah?! Eh, ng... Hm, aku ... baik. Hanya sedikit kelelahan."

"Tentu saja. Kau sudah tertidur hampir dua puluh empat jam."

Mulut Sheila sukses mengangak sempurna mendengar penuturan Anne. Bisa-bisanya ia menghabiskan waktu sebanyak itu hanya untuk tidur! Bagaimana jika keluarga Radi itu berpikir ia adalah seorang pemalas, alih-alih lelah setelah perjalanan panjang?

"Bersihkan dirimu. Kami menunggu di meja makan."

Lemah, Sheila menganggukkan kepala. Mengikuti kepergian Anne dengan tatapan menyesalnya. Mungkin, sudah terlambat baginya untuk memberikan kesan istri yang baik bagi Radi di depan mereka.

🥂

Rumah yang ditumpangi Radi dan Sheila saat ini adalah milik keluarga Anne, adik dari ayah Radi. Menurut cerita sang Bibi, dahulu ia pernah menuntut ilmu di salah satu universitas terbaik di Paris. Di sanalah beliau bertemu Gerard. Menjalin kasih cukup lama hingga akhirnya menikah dan dikaruniai Carilyn, putri semata wayang mereka.

Menurut Anne lagi, kehadiran mereka di sana saat ini juga terjadi karena ulahnya. Pernikahan Radi yang mendadak membuat mereka sekeluarga kesulitan untuk hadir. Karena itulah Anne memutuskan untuk mengundang pengantin baru itu berkunjung sekaligus bulan madu. Pernyataan yang diam-diam membuat dada Sheila terasa sesak, menyadari semakin banyak orang yang terlibat dalam drama yang dirinya dan Radi buat.

"Nah, ini dia."

"Ayo, Sheila. Kami sudah hampir mati kelaparan!"

Tawa keluarga kecil itu membuat Sheila bersemangat mengayunkan langkah. Sekilas manik hitamnya melirik pada Radi dan Carilyn yang duduk berdampingan dengan sebuah buku di tengah mereka. Sepertinya perbincangan keduanya sangat menarik sampai-sampai kedatangannya terabaikan.

"Radi, Car, tolong simpan buku kalian. Apa masih belum puas kalian bermain bersama seharian?" omel Anne melihat tingkah keduanya, membuat Sheila tersenyum tipis.

"Oh, ayolah, Mom. Yang bener itu, Satya menemaniku bekerja karena hampir mati bosan di rumah."

Sheila hampir tersedak mendengar jawaban Carilyn. Jika Radi yang sudah pernah berkunjung saja hampir mati bosan, bagaimana dirinya yang baru pertama kali datang ke sini? Eh, tunggu! Maksudnya menemani bekerja itu artinya memang menemani saat bekerja, kan? Bukan menemani dalam tanda kutip?

Pengantin Bang SatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang