PBS - 4

2.8K 442 29
                                    

Happy new year 🎉🎉🎉🎉🎉🎉

Semoga tahun ini kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi ya man-teman...

Dan semoga bumi ini segera kembali sehat.

Aamiinn...

Well, kalau dari kemarin-kemarin aku tulis dari sisi Sheila, kali ini aku coba bikin dari sisi Mamas Radi.

Mungkin ada beberapa ucapan di dalamnya yang kurang baik. Jadi aku minta dengan sangat kebijakan kalian untuk mengambil sisi baiknya aja ya....

Happy reading... 😊😊😊😊😊

 
🥂

 

Radi menghentikan laju mobil setelah ratusan meter dari tempat pemberhentian terakhirnya. Diempaskan tubuhnya tanpa memutuskan pandang dari ponsel di atas dashboard. Harusnya ia tak sekasar itu hanya karena sepatah kata perempuan konyol itu mengingatkannya pada ia yang berusaha dilupakannya bertahun-tahun ini.

Dipejamkan matanya sambil menghela napas panjang. Diliriknya kaca spion yang menampilkan kesunyian keadaan sekitar, sebelum melanjutkan perjalanan.

"Widih, tumben nih! Ada angin apa seorang Radika Satria Buana datang ke pub?"

Radi mendengkus kasar. Harusnya ia tahu pub yang bising tak akan pernah menjadi tempat yang cocok untuknya menenangkan diri.

"Lu tau, lu bisa cerita apapun sama gue, Bro."

Benar. Alasan itu pula yang terlintas oleh Radi sebelum memutuskan pergi ke tempat unfaedah itu. Karena di sana kemungkinan untuk bertemu sahabat gesreknya lebih besar daripada saat mereka di kantor.

"Lu beneran lagi ada masalah ya? Mau gue sewain room nggak?"

"Ini semua gara-gara lu."

"Eh, kok gue??"

Lagi, Radi mendengkus kasar. Bukan tanpa alasan ia menyalahkan Gilang. Sahabat gesreknya itulah yang malam itu memaksanya untuk turut ke pub, menghadiri perayaan ulang tahun kenalannya. Perayaan yang bagi Radi tak lebih dari ajang pesta alkohol dan seks.

Gilang pula yang menunjukkan sosok Sheila yang sedang digerayangi tangan-tangan nakal para lelaki biadab itu sebagai contoh wanita yang tengah turn on. Yang entah mengapa di mata Radi justru terlihat seperti gadis polos yang tengah tersiksa.

Sekuat apapun Radi menahan diri untuk mengabaikan, nyatanya ia sangat terganggu saat tangan-tangan nakal itu terlihat merambat masuk ke balik pakaian perempuan itu. Membuat tangannya gatal dan menghajar mereka semua, meski si perempuan sepertinya sudah pingsan dalam pelukannya.

"Lu kenapa sih, Njing?! Serius, ngeri gue liat lu kayak gini! Udah kayak mau makan orang!"

Radi meneguk habis air mineralnya sebelum memejamkan mata dan menghela napas panjangnya.

"Bulan depan gue nikah."

"HAH?!"

"Cewek yang lu bilang lagi turn on waktu itu...."

"ANJING! LU TIDURIN...AAWW!!!"

Satu pukulan keras didaratkan Radi ke kepala Gilang. Untung saja yang digunakannya adalah botol plastik bekas air mineral, jika botol beling sudah pasti kepala sahabatnya itu akan bocor.

"Gue bukan lu, Njing," geramnya.

"Sesama anjing nggak boleh saling ngatain."

Radi mendelik yang dibalas Gilang dengan kekehan sambil terus mengusap kepalanya yang terasa sakit.

Pengantin Bang SatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang