PBS - 15

1.7K 300 10
                                    

Holla.....

Seneng kan aku mendadak update kemarin??? Seneng dongggg.... 😁

Walau jadwalnya gak nentu, insyaallah aku usahain update setiap minggunya yaa.. Gak tega juga liat kalian digantung terus lama-lama...

Wokeh! 3000kata ini aku persembahkan untuk kalian semua..

Happy reading... ❤️❤️

🥂

"Sudah saya bilang, kamu cukup diam atau bilang 'tidak tahu'. Bukannya malah menambah opini baru."

Sekilas Sheila melirik wanita yang mengaku sebagai pengacara itu, sebelum mengalihkan pandang sambil mengaduk jus alpukatnya.

Pada awalnya Sheila memang berpikir untuk mengikuti saran Andara untuk tetap tutup mulut meski telah mengenali sosok pria dalam potret. Namun, sosok Radi yang ikut tertangkap kamera tengah berkelahi dengan pria itu di lembar foto lainnya membuat sebuah pertanyaan tak terduga meluncur begitu saja dari bibirnya.

"Dia yang bunuh?"

Sayangnya, pertanyaan Sheila lebih terdengar sebagai sebuah pernyataan di telinga dua petugas yang sedang menginterogasinya. Untung saja Andara segera mengendalikan keadaan dan meminta penyelidikan dilakukan lain waktu. Alasannya, sang klien terlalu syok dengan panggilan petugas yang terlalu mendadak hingga terguncang psikisnya. Meski berat kedua petugas akhirnya menyetujui saran itu setelah mengajukan beberapa persyaratan.

"Kamu sadar nggak sih, opini kamu bisa memperburuk keadaan. Radi bisa kena masalah gara-gara ucapan sembarangan kamu."

Sheila mendengkus kasar. "Kalau memang dia takut saya salah ngomong, harusnya dia sendiri yang jelasin ke mereka. Dia yang lebih tau masalahnya, kan? Saya curiga, jangan-jangan yang saya bilang tadi benar."

"Sheila!"

Sheila menatap tajam pada Andara yang menahan emosi. Terlihat jelas wanita itu tak menyukai kata-katanya. Meski itu tak bertahan lama, karena semenit berikutnya Andara justru bersikap santai setelah menyeruput moccachinonya. Membuat Sheila memasang kewaspadaan.

"Benar kata Radi, kamu menggemaskan."

Mulut Sheila terbuka dengan mata membulat. Menggemaskan? Cih! Jika hubungan mereka seperti pasangan lain yang dipenuhi cinta, Sheila yakin ia akan sangat senang mendengar pujian itu. Sayangnya, hubungan ia dan Radi jauh dari kata harmonis. Dan Sheila yakin, menyebalkan adalah gambaran yang sangat tepat untuk dirinya di mata Radi.

"Oke, sepertinya saya harus memperkenalkan diri sekali lagi."

Kali ini netra Sheila mengerjap cepat melihat Andara menyodorkan tangan, sama persis saat di ruang interogasi tadi. "Andara Cantika. Pengacara sekaligus kakak dari Radika Satria Buana."

Sesaat mata Sheila kembali membesar sebelum tersenyum sinis. Kakak? Yang benar saja! Meski baru beberapa bulan mengenal Radi dan keluarga, Sheila sangat yakin mertuanya hanyalah mempunyai seorang putra dan seorang putri saja. Sungguh luar biasa daya pikat seorang Radi ini. Bahkan orang lain sampai rela mengakui diri sebagai kakak dari lelaki itu. Hebat!

"Nah, tuh orangnya udah datang. Biar dia yang jelasin, kalau kamu nggak percaya."

Kepala Sheila berputar mengikuti arah bibir Andara yang menunjuk ke belakangnya. Sosok Radi yang baru saja melewati pintu masuk memang terlihat sangat gagah dan berwibawa. Pantas saja hampir semua mata para wanita kini tertuju ke arah lelaki itu dengan tatapan memuja.

Tak ingin ikut terhipnotis lebih lama, Sheila segera membalikkan badan. Berusaha bersikap biasa saja meski jantungnya mulai berdetak tak karuan. Harus Sheila akui— entah sejak kapan— dirinya mungkin sudah menjadi bagian dari fans Radi. Namun, gengsinya yang setinggi langit jelas tak akan membiarkan lelaki itu mengetahui rasanya. Sheila juga terus mengingatkan diri, bahwa hati lelaki itu telah ada yang memiliki. Meski terkadang ia masih hampir tergoda dengan sikap manis Radi belakangan ini.

Pengantin Bang SatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang