PBS - 12

2.6K 505 18
                                    


Uwuwuwuwuu!!!!

Makasih buat 200 bintang di bab sebelumnya... 😘😘😘😘 Makin sayang deh sama kalian 🥰🥰🥰🥰🥰 maaf yaa buelum sempat balas komentar kaliannn... 

Yuk, tebarkan lebih banyak bintang dan komentar di bab ini.. 🤭🤭🤭🤭🤭

Happy reading sayang-sayangnya akuuu ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

🥂

Sheila tertipu!!

Setelah harus mengaku kalah saat beradu argumen dengan Radi beberapa menit lalu, Sheila harus menelan kenyataan pahit lain. Setibanya di depan perpustakaan kota Surgères —yang diyakini sebagai tempat bekerja Carilyn, sesuai cerita Anne—, Sheila yang tengah menahan kesal bergegas turun saat Radi menghentikan laju mobil. Dengkusannya sempat terembus melihat Carilyn ikut turun diiringi lambaian tangan ke arah Radi. Hingga Sheila menyadari mobil kembali melaju dengan Radi di dalamnya, meninggalkan dirinya di sana. Seakan tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, Sheila memandang bergantian antara mobil yang semakin menjauh dan Carilyn yang sudah hampir mendekati pintu masuk.

Astaga! Yang benar saja!

Daripada Anne, Sheila lebih yakin Carilyn dan Radi terikat lebih kuat. Lihat saja, keduanya sama-sama menyebalkan. Kalau seperti ini, apa gunanya ia mengikuti mereka. Toh, dirinya tetap ditinggal seorang diri.

Sejenak Sheila menoleh sekitar, mengamati kemungkinan adanya tempat menarik lain yang bisa ia tuju. Namun, menyadari dirinya tak mengantongi uang sepeserpun, Sheila terpaksa mengikuti langkah sepupu suaminya itu.

🥂

Di balik sebuah majalah yang diposisikan menutupi wajah, Sheila menguap lebar. Rasanya baru beberapa menit lalu ia tertidur saat membaca majalah berbahasa Inggris itu, tapi punggungnya sudah terasa remuk. Tanpa sadar Sheila melakukan peregangan, berharap otot-ototnya yang kaku sedikit melemas. Hingga matanya melebar, mendapati Radi tengah membaca buku di depannya.

"Eh? Kau sudah bangun? Baru saja kami akan meninggalkanmu."

Sheila mendengkus kasar mendengar sapaan Carilyn yang baru tiba di tengah mereka. Manik hitamnya memandangi dua saudara itu saling bercengkrama sebelum berjalan menjauh, yang memaksa Sheila untuk mengekor di belakang. Tak mengapa jika itu adalah Carilyn yang jelas-jelas orang asing, tapi Radi??? Lelaki itu sungguh membuat Sheila tak habis pikir. Apa lelaki itu benar-benar tak takut jika suatu hal buruk terjadi padanya?

"Kau menemukannya?"

Meski tersumbat kabel earphone, Sheila tetap mencuri dengar perbincangan dua orang di depannya.  Ia tak mau terlihat bodoh dengan membiarkan mereka terang-terangan membicarakan dirinya. Ia bahkan sudah bersiap merekam obrolan mereka jika kembali berbahasa asing, agar nanti dapat ia cari terjemahannya di internet. Menghadapi orang licik harus dengan cara yang licik juga, bukan?

Jeritan riang Carilyn terdengar mengiringi anggukan kecil Radi. "Kau harus menunjukkannya padaku," tambah gadis itu seraya bergelayut manja di lengan Radi yang sedang mengemudi.

Baiklah. Cukup. Sheila benar-benar sudah tak tahan lagi. Sejak pertama kali melihat sambutan teramat sangat hangat dari gadis indo itu pada suaminya, Sheila sudah mencium adanya suatu kejanggalan. Sikap gadis itu sama sekali tak menunjukkan bahwa Radi adalah sepupunya. Caranya berbicara, caranya bermanja, sangatlah berbeda.

"Kalian pacaran?"

Pertanyaan itu mengalir begitu saja dari bibir Sheila. Matanya menatap serius pada Radi yang membalas lewat cermin dan Carilyn yang terlihat kikuk sesaat.

Pengantin Bang SatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang