Sudah hampir setengah jam aku berdiri sendirian didepan kedai makan bernama KFC ini. Alasanku berdiri sendirian disini adalah untuk menemui adik kelasku yang bernama Haruto.
"Si kampret mana ini?" tapi sampai sekarang Haruto belum juga datang.
"DORRRRRRRRRR!" teriakan itu menghentikan niatku untuk menghubungi Haruto, karena Haruto sudah datang dengan menampilkan cengirannya.
"Lama banget sih lo! Gue capek banget nungguin lo" kesalku.
"Sorry. Guekan udah lupa jalan-jalan disini" alibi Haruto.
"Biasa cowok Jepang ini" lanjut Haruto sambil bergaya sok cool.
"Setan!" umpatku. Haruto tidak peduli dan mulai memamerkan ketampanannya dihadapanku. Aku pun terdiam menatap dirinya.
"Kenapa lo natap gue kayak gitu? Terpesona karena gue tambah ganteng hah?" tanya Haruto dengan tingkat kepercayaan diri yang begitu tinggi.
"Bukan karena itu" jawabku cepat.
"Lah terus?" tanya Haruto lagi.
"Kok lo tambah tinggi sih? Kepala gue sakit harus natap ke atas mulu" jawabku seadanya. Tubuh berubah menjadi Haruto begitu tinggi.
"Jangan salahkan gue! Tapi salahkan diri lo sendiri" balas Haruto.
"Lah?"
"Siapa suruh pertumbuhan lo harus terhenti sekarang? Bukan salah gue dong" dan aku tidak bisa menahan diri memukuli lengannya. Haruto tidak merasa sakit dan malah tertawa mengejek padaku.
"Setan!" umpatku sekali lagi.
"Jangan marah-marah, nanti lo tambah pende-"
PLAK!
Kali ini aku menampar kepalanya dengan sekuat tenaga.
"SAKIT JULIE!" dan kali ini berhasil.
"HEH! GUE ITU LEBIH TUA DARI LO, JADI PANGGIL GUE DENGAN KATA KAKAK!" teriakku.
"LAGIPULA SIAPA SURUH LO NGEHINA FISIK GUE HAH? LO PIKIR LO SEMPURNA GITU?" lanjutku masih dengan teriakan.
"Gue emang sempurna" balas Haruto cepat. Aku melotot dan mengangkat tanganku kembali, seolah akan kembali menamparnya.
"Ampun ampun!" tapi tidak jadi, karena Haruto sudah memohon pengampunan.
"Kakak" suara itu menarik perhatian kami. Seorang gadis kecil berlari pelan ke arah kami.
"Adeknya siapa?" tanyaku kepada Haruto.
"Bukan adek gue" jawab Haruto.
"Kak Haru ih!" kesal gadis kecil dihadapan kami. Gadis kecil ini mulai menampilkan gerakan ingin menangis.
"Iyaiya jangan nangis" dan Haruto mulai panik.
"Ini adik gue, Hannah" lalu segera mungkin memperkenalkan gadis kecil yang ternyata adiknya ini kepadaku. Gadis kecil tersebut tidak jadi menangis dan malah menatapku.
"Hai kakak" sapa Hannah dengan kedua matanya yang bulat. Itu sangat menggemaszkan!
"Hai Hannah" sapaku balik.
"Nama kakak siapa?" tanya Hannah.
"Julie" jawabku.
"Hannah cantik sekali" lanjutku memuji kecantikkannya.
"Terimakasih" balas Hannah dengan senyuman malu. Ah hatiku serasa ingin meledak melihat tingkahnya!
"Bagaimana dia gak cantik, kalau kakaknya aja udah ganteng kek gue?" sahut Haruto berbangga hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior & Junior [END]
Teen Fiction"Entah dosa apa yang gue lakuin sampai dihari pertama masuk sekolah bisa membuat gue serasa di neraka. Senior songong itu terlihat sangat membenci gue, padahal gue sama sekali gak kenal sama dia. Fix! Masa SMA gue akan terasa seperti neraka" - Julie...