[24] Lemah

46 27 134
                                    

"Lo yakin gak mau gue anterin?" tanya Bobby sekali lagi.

"Gak usah. Gue jalan kaki aja. Lagiankan cafenya cuma dibelakang sekolah" dan masih dengan jawaban yang sama, aku menolak. Alasanku menolak adalah karena aku telah berjanji untuk bertemu dengan Haruto sepulang sekolah. Kami akan bertemu terakhir kalinya, sebelum Haruto kembali ke Jepang untuk melanjutkan studinya.

"Bareng aja, Jul. Gue gak mau berduaan sama manusia satu ini" ajak Bobby sambil menunjuk ke arah Adinda yang sedang duduk dibangku penumpang. Semenjak berpacaran dengan Bobby, Adinda selalu dipaksa untuk pulang dan pergi ke sekolah bersama. Aku tidak masalah soal itu.

"Heh! Seharusnya gue yang ngomong kek gitu" balas Adinda tidak terima. Adinda tentu tidak terima dikatakan seperti itu, mengingat tadi pagi dirinya menolak untuk pergi bersama kami. Namun niatnya tertahan, karena Bobby mengambil alih kunci motor milik Adinda. Sungguh posesif!

"Dinda jangan marah-marah" goda Bobby.

"Nama gue Adinda, bukan Dinda" balas Adinda cepat.

"Tapi kok gue manggilnya sayang yah?" balas Bobby tidak kalah cepat.

"Najis!" tentu saja, walaupun mereka sudah berpacaran, namun kata-kata indah Adinda akan terus dia lontarkan untuk Bobby.

"Jul bareng aja yok! Gue takut diapa-apain sama manusia satu ini" kali ini Adinda yang mengajakku untuk pulang bersama mereka.

"Heh! Biasanya juga lo yang nyongsor duluan" balas Bobby dengan senyuman jahil. Adinda melotot tajam.

"Nyongsor? Weh! Ding Dong jago ye!" sedangkan aku tidak bisa menahan diri untuk menggoda Adinda.

"FITNAH IH!" teriak Adinda.

"Apa perlu gue nunjukkin buktinya?" goda Bobby sambil berakting seolah ingin menunjukkan bukti.

"BOBBY IH!" teriak Adinda sekali lagi.

"Udah ye. Gue cabut dulu! Gue gak bisa ngeliat pertengkaran pasangan kek gini" pamitku.

"MAKANYA JANGAN JOMBLO!" kali ini pasangan ini kompak mengejekku. Sialan!

"S.E.T.A.N" balasku menekankan setiap huruf.

"Lo dikatain setan sama Julie!" ejek Bobby.

"Itu lo, bukan gue!" ejek Adinda balik.

"Bye!" dan tentu aku harus segera pergi dari hadapan keduanya. Aku tidak mau menonton pertengkaran kedua manusia ini.

Kakiku melangkah melewati lorong samping sekolah. Untunglah cafe yang akan menjadi tempat pertemuan kami tidak jauh, jadi aku bisa jalan kaki saja.

Ting!

Notifikasi handphoneku berbunyi dan ternyata itu adalah Haruto.

[Haruto]

Jul. Gue sepertinya telat. Lo langsung tunggu aja di cafe ye. Bye!

[Julie]

SETAN

[Haruto]

[Haruto]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senior & Junior [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang