20. Semangat Ya Senjana

831 114 38
                                    


Hi! Baca di jam berapa?

seneng bisa update lagi di lapak ini. Kalian baca ceritaku yang lain juga nggak??

Maaf kalo updatenya lama. Thanks you so much waiting for this story🖤🖤

Pasti udah kangen sama Gavin ya? Tenang, Gavin gak kemana-mana, kalian akan sering ketemu haha.

Pasti udah kangen sama Gavin ya? Tenang, Gavin gak kemana-mana, kalian akan sering ketemu haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Abang, gimana keadaan Lentera?" tanya Antari lirih. Ia menatap kesana-kemari. Takut kalau Paman dan Bibinya mendengar obrolan mereka di ruang makan.

Alwi menyelesaikan tegukan air hangatnya. Ia menunduk lantas menoleh ke arah keponakannya. "Sudah membaik, kamu tadi pulang sama siapa?" sahutnya.

"Om Ikhwan, tadinya mau nunggu Abang, tapi kata om, nggak usah. Abang masih lama." ucap Antari.

Alwi mengangguk sekilas. Ia menelisik jam dinding. "Kenapa belum tidur? Sudah jam sepuluh, besok kesiangan." ujar Alwi.

"Antari kepikiran Lentera, kata om Ikhwan, dia kambuh ya? Terus sama Abang gimana? Dia bisa sembuh kan?"

Alwi menghela napas ringan. Ia beranjak dari tempat duduknya. Lalu mendekati Antari seraya mengusap kepala gadis itu. "Tentu saja bisa. Tidur gih, sudah malam." tuturnya.

"Lain kali, Abang nggak boleh urus Lentera sendirian, pasti capek kan? Abang butuh bantuan?" tanyanya.

"Tidak, Ri. Saya bisa mengatasi sendiri." balasnya.

"Terus kenapa Abang pingsan juga? Ramai banget tadi sing pas kejadian Lentera sama Abang di taman. Emangnya, terjadi sesuatu yang mengerikan?" tatapan Antari sendu.

"Tidak ada, saya juga kurang tahu kenapa tiba-tiba pingsan, mungkin kecapean. Kalau Lentera, dia memang sedang lemah, apalagi setelah berdebat dengan teman halusinasinya, dia kalah." ungkap Alwi.

"Antari kasihan sama Lentera," sahutnya lirih.

"Doakan yang terbaik, dia pasti bisa sembuh." ujar Alwi.

My Perfect PsikiaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang