8. Kecurigaan

1K 152 9
                                    

Ada yang nungguin MPP update?

Masih mau lanjut sampai semua rahasia terkuak?

Selamat membaca ya. Jangan lupa vote dan share ke temen-temen kalian💜🐰🦋

****

"Curigai dia yang terlihat begitu tenang. Karena tidak semua kepanikan di wajah seseorang menunjukkan dialah pelakunya. Setiap diam adalah misteri."

Gavin Erlangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavin Erlangga. Laki-laki berumur tiga puluh tahun. Ia adalah seorang Psikiater yang sudah dipercaya keahliannya dalam bidang penerapi psikis serta mental pasien. Tapi, lima tahun belakangan ini, Gavin sendiri yang terkena sakit mental. Kehilangan adik kesayangannya membuat jiwa Gavin terguncang. Deeva, teman sebaya Lentera tewas mengenaskan.

Dan, pelaku pembunuh Deeva adalah ayah Lentera. Karena itu, semenjak Deeva dikebumikan, saat itu juga dendam Gavin tertanam dalam sanubari.

Gavin kehilangan akal sehat, ia membalaskan dendamnya dengan mendatangi rumah Lentera. Masuk melalui jendela kamar Lentera tepat pukul dua belas malam.

Laki-laki itu membabi buta, membuat luka yang sangat pilu pada jiwa seorang gadis berumur enam belas tahun, dia—Lentera Gulita. Kehilangan masa remajanya karena seorang bajingan, Gavin Erlangga.

Pada saat itu, Lentera tampak seperti orang gila. Sepanjang hari menangis, tertawa lalu menjerit. Rasa ketakutannya terhadap Gavin begitu membekas sampai berbulan-bulan lamanya.

Dan, akhirnya, orangtua Lentera menyerah. Mereka membawa anak gadisnya ke Rumah Sakit Jiwa Kasih Beta. Demi kepulihan mental Lentera, mereka membiarkan pihak berwajib menangani.

"Sial!" Gavin berdecak. Jemarinya kontan bergerak cepat menekan tombol demi tombol untuk mereset rekaman cctv semalam. Ia tidak ingin orang lain melacak kegiatan Lentera. Lebih tepatnya, Gavin tidak ingin rahasianya terbongkar sebelum tugasnya selesai.

Netranya begitu jeli menatap layar monitor, lantas menatap ke arah pintu. Takut kalau-kalau ada orang lain yang masuk ke ruangan cctv.

"Oh, akhirnya." Gavin menghela napas. Ia mengusap peluh keringat yang membanjiri keningnya. Lalu, laki-laki itu merapihkan Jas Dokternya. Kembali dengan raut wajah ramah serta berwibawa.

Tujuan Gavin menjadi Psikiater di Rumah Sakit Jiwa milik Ikhwan hanya untuk Lentera. Menuntaskan dendam yang belum terselesaikan sampai Lentera menutup mata untuk selama-lamanya.

"Permisi," sapaan serta ketukan pada pintu membuat Gavin sigap. Ia mengangguk disertai senyum simpul.

"Oh, Alwi, ada apa?" sahut Dokter senior bernametag Dr. Gavin.

My Perfect PsikiaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang