01

6.9K 353 23
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 04.45

Namun Hayden belum juga bisa mengistirahatkan tubuhnya, matanya beralih kearah saudaranya kembarnya. Hayden menatap ketiganya, wajah kembarannya sangat tenang dan damai saat tertidur.

Perlahan Hayden beranjak dari kasur, seberusaha mungkin agar Jayden tidak terbangun. Ia berjalan menuju balkon.

Membiarkan wajah nya di terpa angin yang dingin, Hayden mendongak menatap bulan namun tak ada satu pun bintang menemani sang rembulan, sepi, sunyi, hanya terdengar suara jangkring.
Hayden tersenyum namun tepukan dibahu nya membuat ia terkejut.

"Udah jam 6 ngapain?" tanya Jayden.

Hayden menatap jam dinding dikamarnya, benar jam kini menunjukan angka 06.25. cepat sekali waktu berjalan pikirnya.

"Hayden, malah bengong. Ga tidur ya?"

"Tidur, jam 4 tadi kebangun" bohong Hayden berbohong, nyata nya ia tak bisa tidur.

"Mandi sana terus gantian bentar lagi sekolah" Hayden mengangguk singkat lalu pergi kekamar mandi.



[ Kanarandraa ]


"Nanti kalian pulang nya dijemput sama kak Jerico ya?" ucap sang bunda - Yuna

"Bunda Hayden ada kerja kelompok dirumah temen."

"Kerja kelompok apa" tanya Rafan.

"Bahasa inggris" jawab Hayden, Masalah kelas kembar 4 berada dikelas yang berbeda.

"Jaya ada futsal bun"

"Jayden ada basket bun"

"Rafan diajak temen pulang sekolah"

"Yaudah nanti bunda kasi uang jajan lebih kalian naik ojol" Keempatnya mengangguk lalu melanjutkan makannya.

"Tara, Marcel, Delvin sama Jerico kuliah dulu bun, adek ayo"

[ Kanarandra ]

Semuanya berbohong, tidak ada futsal, basket, kerkel, atau pun bermain bersama teman. Nyatanya mereka pergi ke rumah sakit, menyembunyikan penyakitnya masing masing dari ayah, bunda dan kakaknya.

Sudah ku bilang, Dunia ini dipenuhi kebohongan.

"Sakit Jaya?" Jaya mengangguk sembari memegangi dadanya. Rafan mengelus punggung saudaranya guna mengurangi rasa sakit Jaya. mereka baru saja melakukan pengobatannya masing masing, dengan Jayden dengan penyakit ginjalnya, Jaya dengan sirosisnya, Hayden yang memiliki tubuh yang sehat dan Rafan dengan jantungnya yang lemah.

Hayden menatap saudara nya yang lain, ada perasaan mengganjal didadanya. 'Kenapa terasa asing, bukankah kita kembar?' ucapnya dalam hati.

"Hayden, darah!" seru Jayden melihat hidung saudaranya mengeluarkan darah. Panik? tentu bahkan Rafan sudah seperti orang kesetanan memanggil dokter janu.

"Hayden berbaring" ucap Dokter janu, namun Hayden tak bergerak sedikitpun membuat Rafan yang jengah menjambak rambut saudaranya itu.

"AAKH"

"BERBARING" mendengar bentakan itu Hayden menurut untuk berbaring.

"Tidak apa apa tapi.... Jangan banyak pikiran Hayden, oh iya nanti jangan lupa ambil obatnya. kalian istirahat dulu aja" ucap dokter Janu mengusap surai hitam milik Hayden. Setelahnya sang dokter keluar dari ruang rawat si kembar.

Kanarandra  [END] / RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang