24 TAMAT

3.3K 176 7
                                    

Hayden merasakan panas dipipinya saat sang bunda menamparnya.

"KEMANA AJA KAMU HAH?!" marah Yuna.

"Maf bun"

"MAAF KAMU ITU GAK BERGUNA HAYDEN!!" ucap Yuna menjeda perkataannya.

"Kamu itu harusnya mati, harusnya kamu mati Hayden!! MATI!"

"Pukul Hayden lagi bunda, pukul Hayden sepuasnya"

Bundanya yang mendengar itu semakin marah, Yuna menjambak rambut Hayden kencang lalu menyeretnya kedapur.

"Bunda" panggil Hayden lirih.

"DIAM KAMU ANAK HARAM!!" Yuna mengambil gelas lalu melemparnya dengan keras ke kepala Hayden.

Sakit, namun lebih sakit ketika bundanya menyebut dirinya sebagai anak haram. Bahkan darah yang keluar dari kepala Hayden tidak membuat Yuna berhenti.

Yuna mengambil pisau lalu menarik tangan Hayden paksa, dengan teganya ia menyayat nyayat tangan Hayden seperti menyayat kertas.

"Bunda stop bun, sakit" minta Hayden.

"BAHKAN SAKIT YANG DIRASAKAH ANAK ANAK SAYA LEBIH MENYAKITKAN DARI INI KAU TAU?!"

"Maaf bunda, maaf stop bun sakit" Hayden menangis saat bundanya mengambil handsanitazer lalu menyemprotkannya ke luka sayatan yang masih belumuran darah itu.

"AARGH BUNDA HAYDEN MINTA MAAF BUNDA MAAF, SAKIT BUNDA SAKIT" Teriak Hayden kesakitan.

'Keterlaluan' Jerico marah melihat adiknya disakiti namun bagaimana? apa yang bisa ia lakukan?

Hayden menangis sementara ibunya tertawa seakan akan itu adalah permainan yang menyenangkan.

"BUNDA!!" seru Rafan panik melihat bundanya menyakiti Hayden.

"Bunda sadar, Hayden anak bunda!" ujar Rafan.

"Nggak dia gak, dia itu anak haram! gunanya dia hidup itu biar kalian anak anak bunda sembuh. Anak haram harus mati!"

"BUNDA RAFAN GAK PERLU SEMBUH BUN" Teriak Rafan, ia tak menyangka jika bundanya akan berbuat sejahat ini.

"Ini demi kalian anak anak bunda! kenapa kalian ga paham?! kenapa gak ada yang dukung bunda!!"

Rafan menyembunyikan adiknya dibelakang punggungnya, "Bunda, kita memang mau sehat tapi jangan gini"

"Kalian diam aja! kalian gak ngerti apa yang bunda rasain"

"Kita emang gak ngerti bun! tapi bunda gak bisa ngelampiasin semuanya ke Hayden"

"Kamu gak ngerti, KAMU GAK NGERTI!!" Yuna dengan cepat mengambil pisau mendorong Rafan agar menjauh dari Hayden lalu mengarahkan pisau itu ke arah Hayden.

"Bunda" panggil Rafan dengan mata berkaca kaca, Hayden tertusuk.

Perut Hayden berlumuran darah, "Rafan sebentar lagi kalian akan sembuh kan?"

"Nggak Hayden nggak! aku gak mau sembuh sekarang kamu bangun Hayden jangan pergi Hayden!!" panik Rafan dengan cepat menelfon ayahnya, sedangkan Yuna hanya berdiri ditempatnya sembari tertawa.

"Kalian anak anak bunda akan sembuh" ucap Yuna sembari tertawa.

"Yuna" Raditya datang bersama yang lain, dengan cepat Taraka menggendong adiknya menuju mobil.

"Wanita tidak waras" maki Raditya, padahal awalnya mereka tidak peduli. Mengapa sekarang seakan akan mereka adalah orang yang paling peduli tentang Hayden?

[ Kanarandra ]

Bina berlari dilorong rumah sakit, ia panik saat anaknya masuk rumah sakit. Ini perbeda dengan sebelumnya, Bina lebih panik dari sebelumnya ia terus melafalkan doa untuk keselamatan anaknya.

Kanarandra  [END] / RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang