03

2.2K 272 17
                                    

"Sayang kita udah tau" ujar Yuna membuka suara.

"Tau??" bingung Jaya.

"Penyakit kalian" ucap Yuna sembari mengelus rambut Jayden yang memang duduk di bangku kirinya.

"Ma..." panggil Rafan lirih

"Tak apa nak, nanti sembuh ya?"

Hayden hanya diam. Terlalu banyak kata kata di kepalanya.

"Sudah gimana kalo nanti malam kita ke pasar malem ?" saran sang ayah dengan senyuman guna menenangkan ketiga anak kembarnya, ia tau pasti mereka

"Yah Marcel ada projek ga bisa"

"Tara mau ngerjain skripsi di rumah Windra yah"

"Jerico juga ga bisa yah, hari ini mau ke bandung ada pengamatan"

Raditya mengangguk "Jadi cuma berenam ya?"
Anak tertua mengangguk sebagai jawaban.

[ Kanarandra ]

"Mau naik itu yaa bunda ?" tanya Jaya antusias, Jaydenjuga turut menunjuk nunjuk wahana yang ingin ia naiki.

"Gini aja, Jaya sama Rafan dan bunda , Jayden , ayah sama Hayden oke?"

"OKE" ucap keempat anak itu semangat.

Hayden seakan melupakan beban pikirannya, ia berlarian dan tak melunturkan senyumannya sama sekali. Senang sekali malam ini.

Rafan, Jaya, Jayden dan Hayden terlihat bahagia sekali malam ini, menghabiskan malam nya untuk menaiki berbagai wahana yang ada. Sesekali terkekeh melihat kelakuan Hayden yang absrud.

"Anak anak sudah dulu ini sudah jam 11 ayo kita pulang" jelas Yuna.

Di perjalanan mereka terus berceloteh tanpa henti tentang keempatnya menaiki wahana wahana yang seru itu.

"Besok lagi ya ayah?"

"Iya jagoan" ucap Raditya mengusak rambut Jaya yang berada di sebelahnya.

jika kalian bingung tentang tempat duduk, aku akan memberi gambaran.

Jaya - Ayah
Bunda - Rafan
Jayden - Hayden

"MAS ADA KUCING" seru Yuna, Raditya yang terkejut langsung membanting stir mobil ke kiri dan menabrak pohon besar di pinggir jalan. Banyak warga yang mengerumuni mereka. Kecelakaan nya bisa dibilang parah, Kaca mobil depannya pecah, air bagnya keluar.


[ Kanarandra ]

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Yuna panik saat terbangun, ia teringat anak anaknya.

"Tenang bu, Biar saya jelaskan. Ketiganya selamat namun ada satu anak yang mengalami kerusakan pada mata sebelah kanannya akibat serpihan kaca mobil memasuki matanya. " ujar sang dokter diakhiri dengan menatap Jaya.

"Bisa sembuh kan dok?"

"Bisa asal ada pendonor"

"Hayden mas Hayden"

"Yuna Hayden masih kecil"

"Aku gamau Jaya buta Mas"

"Aku tau tapi..... kita tanyakan pada Hayden dulu ya?"

Sang Dokter keluar dari ruangan tersebut. Yuna menatap Hayden sendu, menghampiri brankar Hayden. Mengelus surai hitam anak laki laki itu.

Hayden yang merasa ada tangan yang mengelus rambutnya mengerjapkan matanya, menetralkan cahaya yang masuk. Yang hisa ia lihat adalah kedua orang tuanya yang berdiri di samping brankar nya dan ketiga saudaranya yang belum sadar.

"Sayang, Anak bunda. Mau ya nak kasi satu mata Hayden buat Jaya?"

Hayden terdiam mendengar kalimat yang baru saja diucap sang bunda.

'Bunda dan ayah udah rawat kamu, ini saatnya kamu balas budi' ucapnya dalam hati.

"Iya bunda" Hayden tersenyum, menatap mata sang bunda yang juga menatapnya sendu. Ia benci melihat bundanya menangis.

"Terimakasih sayang"

Jadi sekarang aku harus kehilangan satu mataku?

Hayden masih bisa melihatkan?

Tak apa Hayden, semua akan baik baik saja. percaya sama rencana tuhan.

Kira kira seperti itu batin Hayden berkata.

-----------

-----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kanarandra  [END] / RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang