02

3K 300 13
                                    

"Kamu udah berani ngambil artinya kamu harus berani ngerawat! jangan lepas tanggung jawab. Semuanya anak kita!" ujar sang ayah, Yuna menghela nafas pelan, kepalanya pening memikirkan ini semua.

'Apa aku terlalu egois? tidak ini demi ketiga anakku tapi apa harus sekarang? ah mungkin nanti saja. Toh semua akan terungkap' pikir sang bunda.

"HAYDEN JUGA ANAK KITA"

"NGGA DIA NGGA!" bentak Yuna tak kalah keras.

"Tapi kamu udah milih buat ambil dia" lirih sang ayah.

"KARENA KETIGA ANAK KEMBAR AKU SAKIT MAS, AKU BUTUH HAYDEN BUAT NYEMBUHIN ANAK KITA! kata dokter semua organ Hayden cocok mas" bentak nya lalu melirihkan kalimat terakhir yang yuna ucap.

Sebenarnya orang tua mereka tau ketiga anak kembar nya sakit. Justru mengtahui dari umur mereka 11 tahun. Namun mereka memilih diam.
Ingin melihat seberapa kuat anak anaknya berjuang.

Seseorang dibalik pintu tersenyum miris, jantungnya seakan berhenti berdetak mendengar topik yang diperdebatkan itu.

'Baiklah, Hayden jangan lagi merepotkan ayah dan bunda mu. Relakan organ mu untuk saudaramu, Sekarang kamu harus sehat biar saudaramu mendapat organ yang bagus'

Hayden melanjutkan kembali kegiatannya, membuat kopi namun ia berfikir 'Nanti kalau minum kopi organ ku jelek nanti tidak bisa dikasih buat kembar tiga' lalu ia menggeleng dan memilih mengambil air putih. Sehabis minum ia teringat perkataannya tadi 'Kembar tiga' Hahahahaha bukan empat sekarang.

"Pantas saja selalu asing, ternyata memang ini bukan rumah ku" gumamnya lalu bergegas memasuki kamarnya ralat kamar kembar tiga, ia kan hanya menumpang.

[ Kanarandraa ]

Hayden mengucek matanya, terbangun saat mendengar suara kesakitan Jaya.

"Jaya kenapa? minum obat ya?"

"Iya Hayden, terimakasih" ucap Jaya berterimakasih saat Hayden membantunya duduk untuk menegak benda berbentuk bulat kecil itu.

"Sudah tidur lagi aja sekarang libur ada rapat guru" Jaya hanya mengangguk lalu kembali tertidur.

Melihat saudaranya sudah berpetualang kembali ke mimpinya membuat Hayden tersenyum, mengusak rambut Jaya sembari bergumam "Jaya anak kuat"

Hayden memilih duduk dibalkon, akhir akhir ini bocah berumur 18 tahun itu selalu terbangun jam 2 pagi dan tidak bisa tidur kembali. Disini lah Hayden sekarang tempat favoritnya. Membiarkan angin malam mengenai wajahnya. Kepalanya mendongak guna melihat sang rembulan yang kini ditemani langit dan para bintang. Hayden anak berumur 18 tahun kini sedang memikirkan nasibnya setelah mengetahui fakta jika ia bukan anak kandung yuna dan raditya.

'Nanti setelah ngasih organ ke kembar tiga Hayden bakal mati ya? masuk surga ga ya? tapi masa surga yang suci mau berima manusia kayak gini'  itu adalah salah satu pertanyaan yang memenuhi pikiran Hayden.

Tentang bagaimana kedepannya.

Apakah surga mau menerimanya.

Jika dipikir pikir, dirinya ini menyusahkan sudah sering merepotkan orang tua angkatnya.

Dan masih banyak pertanyaan yang membuat kepalanya kini berdenyut nyeri.

"Udah lah serahin aja ke tuhan" lirih Hayden, Sang rembulan menjadi saksi Hayden kanarandra mempasrahkan diri nya ketuhan, membiarkan tuhan mengatur skenario dikehidupannya. Tuhan selalu memberi yang terbaik bukan?

[ Kanarandraa ]

"Aku takut gagal"

"Gagal apa?" tanya Hayden pada Rafan.

"Semua"

"Rafan harus percaya sama diri sendiri, kegagalan itu bukan akhir, memang sih kegagalan itu menyakitkan bahkan banyak yang memilih melepaskan hidupnya sebagai pelarian dari banyaknya masalah. Hayden ga bisa kasi masukan apapun, yang perlu Rafan tau kalo Rafan mau diem dulu Hayden tungguin. nanti kalo Rafan mau bangkit Hayden bakal ulurin tangan biar Rafan ga kejebak dilubang itu terus. Dunia itu ga melulu berpihak pada kita Fan, ga melulu mudah dijalaninnya kaya jalan tol. dunia itu bakal terus berjalan, jadi kalo gamau tertinggal kamu harus lari! kalo ga kuat lari jalan aja gpp, nikmatin aja semua prosesnya, semua jatuh bangunnya, sampe kamu ada di posisi yang paling baik menurut takdir tuhan. jangan takut gagal" jelas Hayden.

"ANAK AYAH AYO MAKAN DULU"

"Ayah udah teriak teriak tuh, ayo turun makan" ujar Hayden tersenyum.

Kanarandra  [END] / RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang