17

1.2K 145 0
                                    

Hayden menatap kosong langit biru tua ditemani bulan yang kini mulai tenggelam, Melihat bulan dilangit ia jadi rindu Bulannya.

Iya Bulan, wanita cantik yang membuat jantung Hayden selalu berdetak kencang saat didekatnya.

"Jangan dibalkon terus Hayden, dingin" ujar Marcel memasuki kamar kembar. Yang lainnya sudah tidur, tapi entah kenapa Hayden tidak bisa mengistirahatkan tubuhnya padahal ini sudah jam 4
pagi

"Mikirin apa?" tanya Marcel mengelus rambut Hayden.

Hayden menggeleng lalu berjalan menuju meja belajarnya, sebentar lagi ia akan lulus smp otomatis ia harus belajar lebih giat agar bisa masuk SMA terbaik di kotanya. 'SMA NEO GARUDA' sma terbaik sekaligus sma impian Hayden.

"Jangan jahatin diri sendiri, kamu boleh belajar tapi jangan paksa diri kamu didepan tumpukan buku terus. Kasian tubuh kamu juga mata kamu" nasihat Marcel.

"Iya kak, sebentar lagi"

Marcel yang jengah segera mengambil buku buku itu, "Tidur, 3 jam lagi sekolah" lalu Marcel pergi tak lupa menutup pintu.

Saat pintu sudah tertutup Hayden menaiki kasurnya lalu berbaring berusaha menutup matanya tapi tak bisa. Hayden menghela nafas kasar, hari ini ia hanya tidur satu jam, kembali menatap plafon kamarnya. Sunyi, hanya terdengar dengkuran dari ketiga saudaranya.

'Ini akan segera berakhirkan? saudaranya juga akan segera sembuh' batin Hayden.

'Tapi jika aku pergi Bulan bagaimana?' tanya nya pada diri sendiri.

"Mama sudah makan belum ya?" gumam Hayden, entah kenapa semakin hari semakin berat.

Sebenarnya tidak ada yang memaksa nya tapi Hayden lah yang memaksa dirinya sendiri untuk sempurna dalam segala hal.

Contohnya nilai, peringkat, lomba, bahkan game sekalipun. Tak jarang ia memenangkan olimpiade ataupun turnamen.

Saat ia gagal, Hayden akan merasa kecewa pada diri sendiri, tidak berguna dan masih banyak kata kata jahat yang sering Hayden berikan kepada dirinya saat gagal.

Ia ingin membuat mama, bunda dan ayahnya bangga. Hayden juga ingin melihat saudaranya bahagia dan sehat tapi ia tak ingin cepat meninggalkan dunia.

Ada Bulan, ada mamanya. Siapa yang akan menjaga kedua wanita kesayangannya itu?

Hayden membuka handphonenya, menatap kontak bertuliskan 'Bulan<3' pada layar handphone nya. Jarinya yang mengetik tapi kenapa malah jantungnya berdetak cepat??

------

BULAN<3

Ayo sepedaan, kirim lokasi yaa. Hari minggu aku jemput

-------

Setelah itu Hayden meletakan kembali handphone nya di samping bantal. Jam sudah menunjukan pukul setengah enam artinya ia harus segera bersiap untuk sekolah.

Hayden turun dari kasurnya ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu baru membangunkan saudaranya.

Selesai mandi seperti yang dibilang tadi, 'Membangunkan saudaranya'

"KEBAKARAN" teriak Hayden, untung saja kakak dan orang tua nya tidak mendengar teriakan itu. Jika ia maka mereka akan panik.

"Mana mana? weh Jaya, Rafan bangun ada api" Panik Jayden. Hayden yang melihat itu langsung tertawa terbahak bahak 'Lucu sekali kalau lagi panik' pikirnya.

"Tidak lucu Hayden! sudah lah cepat bangunkan yang lain aku mau mandi dulu"

"Iya iya, sudah sana aku akan membangunkan yang lain" ucap Hayden.

[ Kanarandra ]

"Jangan ganggu Jayden" Tegas Hayden menatap tajam kakak kelas yang hampir membuat saudaranya kehilangan nyawa.

"Lu pikir kita takut hah? oke kita gak akan ganggu saudara cupu lu itu, dengan syarat lu jadi babu kita. Gimana?" ucap Satria ,kakak kelas Hayden

Satria, Harsa , Ferry.

Tiga laki laki itu yang berani bermain tangan sisanya hanya melihat Jayden yang hampir tak bernyawa.

Hayden mengangguk setuju.

"Isep" perintah Ferry memberikan satu batang rokok ke arah Hayden.

"Atau lu mau liat saudara lu masuk rumah sakit lagi?" lanjut Ferry.

Dengan terpaksa Hayden menghisap benda itu, sesak, tidak enak. Tapi jika ia menolak maka saudaranya dalam bahaya.

Harsa memukul kepala Hayden, "Gara gara kakak lu kita hampir dikeluarin dari sekolah, untung aja kepala sekolah mau disogok" marah Harsa.

Bagaimana ini? pasti ayah akan marah melihat wajah Hayden yang kini dipenuhi luka.

Hayden hanya pasrah membiarkan kakak kelasnya melampiaskan amarah kepada dirinya, dari pada melampiaskan kepada saudaranya? itu tidak boleh tetjadi. Saudaranya harus aman.

'Tahan Hayden sakitnya akan hilang kok' batin Hayden mencoba menenangkan dirinya sendiri.

-------

-------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kanarandra  [END] / RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang