Pagi ini akan menjadi pagi tersial untuk Jayden. Ia diseret ke gudang sekolah oleh beberapa kakak kelasnya.
"MINUM!"
Jayden menggeleng, rasanya ingin menangis dipaksa meminum alkohol dan menghisap satu batang rokok.
"Bagus, SEKARANG LU ABISIN SATU BATANG AWAS KALO GA ABIS!" bentak kakak kelasnya.
"Maaf kak saya gak bisa" satu pukulan mengenai wajah Jayden. Membuat sudut bibir Jayden robek.
Kerah seragam Jayden ditarik lalu dipepetkan ke tembok, dengan tega kakak kelasnya memukul perut Jayden, kepala dan wajah Jayden . Kepala Jayden sudah berdenyut nyeri pandangannya pun semakin kabur.
"Gila lo! anak orang jangan dibunuh anjing! itu udah mau mati anak orang lu bonyokin!" seru salah satu kakak kelas yang menindasnya.
"Persetan sialan"
"ARGHH" Teriak Jayden saat kakak kelasnya menginjak perutnya. Semakin Jayden berteriak semakin senang kakak kelasnya menyiksa Jayden.
'Sakit bunda, sakit' batinnya sudah berteriak memanggil nama sang bunda, berharap ada siswa atau guru yang menolongnya.
"Makannya nurut" ucap kakak kelasnya angkuh.
Lagi lagi Jayden menggeleng, membuat kakak kelasnya bertambah marah
"BERANI LU SA-"
"Lu apain adek gue bangsat" itu suara Delvin, Jayden tersenyum mendengar suara kakaknya.
Niat Delvin ingin memberikan karton milik Jayden yang tertinggal dan tak sengaja ia melewati gudang, Delvin terkejut mengetahui yang dibully itu adalah adiknya.
"Kabur anjing" seru orang yang tadi menginjak perutnya. Mereka dengan cepat lari meninggalkan gudang, Delvin tak peduli yang terpenting sekarang adalah keselamatan adiknya.
"Jayden" Delvin langsung saja menggendong adiknya menuju rumah sakit, tubuh Jayden dipenuhi memar. Tubuhnya lemas pandangannya bukan lagi kabur tapi mulai menggelap.
"Jangan bilang bunda sama ayah kak" lirih Jayden sebelum semuanya benar benar gelap.
[ Kanarandra ]
"DOKTER, DOKTER JANU!" Teriak Delvin.
"Ada apa? Hah kenapa bisa ?!! suster tolong bawa Jayden keruang rawat yang biasanya."
Panik, Delvin panik. Panik saat melihat adiknya muntah darah, panik melihat Jayden yang berbaring tak berdaya. Jaya besok sudah pulang, Rafan juga sekarang sudah pulang. Kenapa Jayden juga ikut sakit?
Nanti ia akan menjaga Hayden. Jangan sampai Hayden terluka, ia membutuhkan anak itu untuk kesembuhan adiknya.
"Ginjalnya semakin memburuk" ujar Janu, membuat Delvin semakin gelisah.
"Halo ma, tolong kesini bawa Hayden juga ma. Jayden butuh anak haram itu"
[ Kanarandra ]
"Rafan langsung istirahat ya nak?"
"Iya ayah" Rafan langsung berjalan menuju kamarnya, merebahkan dirinya dikasur, lelah sangat lelah.
Kembali pada Raditya , dering telfon berbunyi. langsung saja Raditya angkat.
"Ada apa Yuna? jika bahas tentang Hayden kapan kapan aja ya? aku capek"
"Jayden! Cari Hayden mas dia ga ada dirumah sakit! kita butuh anak itu sekarang! kita butuh satu ginjal anak itu mas" panik Yuna dari sebrang.
"Oke" setelahnya telfon dimatikan.
"RAFAN KAMU SAMA KAK TARA YA, AYAH ADA URUSAN" teriak sang ayah, tak menunggu Rafan menjawab segera Raditya mengambil kunci mobil dan mencari dimana Hayden.
'Maaf Hayden, maafkan ayah' batin raditya.
'Tenang Hayden sebentar lagi, sebentar lagi kakak bakal bawa kamu" gumam Jetico melihat sang ayah yang terburu buru memasuki mobil.
----------
Cie Hayden bentar lagi kehilangan satu ginjal cie😊😍😘
Seneng banget baru up terus udah ada yang vote. Terimakasih 💗Makin semangat buat up bab selanjutnya😩💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanarandra [END] / Revisi
FanficDilarang menjiplak Cerita ini murni dari imajinasi saya Mulai : 17 - September - 2021 Selesai : 29 - September - 2021 ------ Tentang keluarga Kanarandra. Tentang Hayden yang harus merelakan apa yang seharusnya menjadi miliknya. Tentang Hayden yang b...