14.|My Ustadz My Imam|√

478 34 2
                                    


Assalamualaikum
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya,
Vote/komentar nya.
.
.
Happy reading.

.....

Kulihat rumah yang tidak begitu besar namun nyaman untuk disinggahi, dan rumah inilah yang akan menjadi awal cerita dalam hidupku.

Kupijakkan kakiku memasuki rumah dengan dia suamiku yang sudah membuat hatiku dan hidupku porak-poranda karenanya.

"Assalamu'alaikum" ucap kami bersamaan memasuki rumah dengan membawa koper yang terisi baju dan juga perlengkapan ku.

"Waalaikumssalam...eh aden sama neng kayla sudah sampai" ucap seorang paruh baya yang kuyakini dia pembantu di rumah ini.

"Alhamdulillah...sampai dengan selamat" jawab mas Abizar yang masih membawa koper dan perlengkapan ku.

"kalau begitu mas aja yang bereskan perlengkapan-mu, kamu duduk aja gih, biar nanti bi sum yang buat minum... mas tau kamu lelah" tatapan matanya begitu lembut yang membuatku hanya menganggukkan kepalaku.

"Bi sum...buatkan minuman untuk istri saya, nanti bawa aja ke ruang tengah"

"Iya aden..kalau begitu saya permisi dulu"

Setelah kepergian bi sum pembantu di rumah ini, kini tinggallah aku dan mas Abizar yang masih berdiri di dekat pintu.

"Kamu duduk aja di sofa, mas akan rapihkan dulu perlengkapan mu dikamar" ucapnya yang akan berjalan pergi ke kamar.

"Mas..biar kayla saja yang rapihkan?" tanyaku yang membuatnya tersenyum menatapku dan tangannya secara tiba-tiba mengelus puncak kepalaku yang tertutupi hijab.

"Turuti saja ya.. apa yang mas katakan"

"Tapi..mas juga pasti lelah, biar kayla aja ya mas?"

"In syaa Allah...mas tidak lelah, mas khawatir kamu yang lelah kalau sakit mas juga akan sakit melihat kamu" ucapnya yang membuatku tersipu dan jantungku terasa menggilah.

"Maaf ya mas...kalau kayla merepotkan mas"

"Hei..kamu jangan bicara seperti itu, dengarkan mas... sekarang kayla adalah tanggung jawab mas, mas akan berusaha membuat kayla bahagia"

"Yaudah kalau begitu kayla tunggu mas di sofa ya mas"

"Iya istriku ibu dari anak-anakku" ucapnya yang buatku tersipu malu.

Kulihat dia melenggang pergi berjalan menuju tangga membawa semua perlengkapan ku, rasa tidak enak dan juga tidak tega melihatnya membuat hatiku tidak nyaman.

Perhatian sekecil apapun yang dia berikan untukku membuatku merasa istimewa dihatinya.
apa ini yang orang lain bilang?
Wanita akan menjadi ratu jika bertemu dengan lelaki yang tepat.

Dan sekarang aku sudah merasakannya, dan bila kamu belum menemukan atau bertemu dengan lelaki yang kau damba, semoga Allah pertemukan dengan dia yang terbaik menurut Allah.



.........



Ku baca berulang-ulang apa yang kulihat dalam kertas yang kubawa, rasa tak percaya dan teramat putus asa kini hadir melingkup dalam hatiku.

Luka hati ini saja belum kering dan kenapa engkau harus hadirkan cobaan yang begitu berat dalam hidupku ya Allah.

"Sayang..."

"Eh...iya kak ada apa?" tanyaku kaget lalu kusembunyikan seutas kertas yang membuatku down dan teramat sedih

"Kamu kenapa? Sakit!!"

"Emm...nggak kok aku hanya sedikit lelah"

"Istirahat ya..nanti kakak yang pijat kaki kamu"

"Iya kak.. makasih"

Dia suamiku Irgi fahrezi lelaki yang sudah berubah menjadi lembut dan baik hati semuanya ia lakukan karena aku, ya..akulah alasannya dia berubah.

Pernikahan kami tidak ada siapapun yang tahu bahkan sahabatku sendiri kayla tidak tahu aku sudah menikah, awalnya aku kira dia bercanda dengan apa yang ia bicarakan, namun tekatnya begitu kuat hingga sampai dia berpindah agama menjadi seorang muslim.

Baru kemarin kita menikah dan dia selalu menjaga dan merawatku dengan baik dan penuh cinta.
Namun kenyataan menghantam hatiku hingga membuatku sulit bicara dan berkata jujur secara langsung dengan nya.

"Kak..Riska takut" ucapku pelan yang kurasa dia tidak mendengar apa yang kukatakan.

Kulihat dia begitu baik dan sabar demi mendapatkan cintaku kembali, ingin sekali aku menerimanya kembali, namun aku takut suatu saat nanti dia begitu terpuruk hanya karena ku.

"Kak..sudah ya pijatannya sini tidur disebelah Riska" ucapku yang buatnya beranjak dan mendekat ke arahku.

"Tidur sayang...kamu pasti lelah"

Kupeluk tubuhnya takkan ku lepaskan lagi, rasa damai membuatku tenang setelah berada didekatnya.


..........



"Bagaimana apa semua berjalan lancar sesuai apa yang aku perintahkan?"

.......

"Hati-hati aku tidak ingin siapapun tahu apa yang sedang aku rencanakan"

......

"Dan ingat!! Semua keluarganya harus mati, agar dia bisa merasakan apa yang aku rasakan"

......

"Oke kutunggu kabar baiknya"




.....

Maaf ya tidak panjang dan maaf juga bagi yang menunggu aku up nya lama:')

My Ustadz My Imam (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang