15.|My Ustadz My Imam|√

454 39 6
                                    

Assalamualaikum
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
vote atau komentarnya:')
.
Happy reading

.....

Sudah lama aku menunggu mas Abizar di ruang tengah, dan sampai sekarang dia belum kembali juga, aku takut dia lupa atau tertidur dikamar.

"Bi sum..kayla minta tolong buatin teh untuk mas Abizar ya bi.."

"Baik neng...nanti bibi anterin"

"Makasih ya bi"

"Iya sama-sama neng"

"Kalau begitu kayla ke kamar dulu, mau lihat mas Abizar" pamitku pada bi sum yang berdiri tepat didepan ku dengan raut wajah yang seperti menahan senyum.

"Siap neng...bikinnya yang lama ya neng biar cepat jadi"

Ku tautkan keningku mencoba memahami apa yang baru bi sum katakan dan aku tidak mengerti apa yang dia maksud.

"Bikin apa ya bi? Jadi apa!!" tanyaku binggung dan tak mengerti apapun.

"Eh itu lho neng...si utun"

"utun siapa bi?"

"Astaghfirullah...neng teh bikin bibi kesel" ucapnya lalu pergi begitu saja.

"Iih...bibi mah aneh" tak kuhiraukan bibi yang pergi begitu saja dengan raut wajah yang kesal tentunya.

Aku melangkah menuju kamar yang kupastikan itu adalah kamar mas Abizar, yang tentunya juga sekarang menjadi kamarku.

Kubuka perlahan handle pintu dan bisa kulihat dengan pandanganku, dia masih saja sibuk menata bajuku kedalam lemari pakaian tanpa mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

"Mas...udah cukup beres-beresnya, mas juga lelah jangan di paksakan mas" ucapku lembut dan pergertian agar dia mengerti maksud ucapan ku.

"Tinggal dikit lagi selesai istriku" jawabnya yang membuatku merasa benar-benar dicintai dan diistimewakan.

"Mas...sini duduk samping kayla" kugeser sedikit tempat dudukku agar mas Abizar bisa duduk disebelah ku.

"Ada apa sayang? Apa kamu butuh sesuatu biar mas ambilkan ya!!"

"Cukup mas... Kayla mau mas duduk disebelah kayla" kutegaskan sedikit kata-kataku dan akhirnya dia menurut juga.

"Iya maaf, mas kira kamu butuh sesuatu"

"Mas diam dulu... sekarang biar kayla yang bicara, oke!!"

"Iya bidadari mas"

"Mas...jangan bercanda deh, kayla sedang serius ini" ucapku kesal padanya tapi dia malah tertawa.

"Auh..aah...aku marah sama mas" kubuang muka dan melihat ke jendela tanpa menghiraukan nya.

"Maaf deh...mas salah, ya udah mas dengerin nih kamu bicara"

"Bener!!"

"Iya sayang"

"Mas kayla cuma mau bilang, kayla sangat-sangat beruntung mas jadikan kayla sebagai Khadijah nya mas, dan Kayla juga berterima kasih pada Allah sudah menjadikan mas sebagai Muhammad didalam hidup kayla"

"Kayla tak tahu harus berekspresi seperti apa lagi, untuk saat ini dan sampai nanti cukup mas Abizar lah imam dan suami yang paling berharga lebih dari apapun untuk kayla"

Ku tatap mata mas Abizar yang masih mendengarkan apa yang aku katakan barusan, lalu kugegam erat tangannya dan kucium dengan penuh cinta karena Allah.

"Jika kayla belum bisa menjadi istri yang sholehah, mohon bimbingannya mas...dan maaf kayla tidak bisa sempurna seperti apa yang nanti mas harapkan" kuhembuskan nafasku sebentar untuk mengurangi sedikit rasa gugup ku.

My Ustadz My Imam (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang