End

643 45 11
                                    

"Jadi, Nenek? Masih mau menyangkalnya?" Tanya Naruto ramah. Menatap pada Neneknya yang terpaku tak bersuara.

"Apa?! Itu bohong! Bohong sekali! Aku tidak melakukannya" Mito menggeleng ribut. Enggan mempercayai apapun yang dia lihat. Jiraiya yang di sampingnya hanya menatap kecewa. Tidak menyangka jika istrinya akan bertindak sedemikian hina-nya.

"Apa yang bohong, Nenek?" Menma turut bersuara. Menyipitkan matanya, pertanda kesal tak terkira pada Neneknya tersebut.

"Kau bohong! KAU DAN KAKAKMU ITU PEMBOHONG!!! BEGITU JUGA SEMUANYA! ORANG-ORANG ITU PEMBOHONG!!" Raung Mito. Telunjuknya mengarah satu per satu pada Menma, Naruto, Kimimaro, Sasori, Fuuka, Konan, dan Deidara.

"Jika kami pembohong lalu kau apa?" Menma mendesis tidak sabaran. Tangannya sudah kesemutan minta dibenturkan ke wajah Mito saat ini juga.

"SEMUA YANG MEMBANTU KALIAN BERDUA ITU PEMBOHONG! PEMBOHONG! PENDOSA! TAK PUNYA MA–"

Plak

Ucapan Mito terhenti di tengah jalan. Pipinya terasa nyeri luar biasa. Matanya sengit menatap Jiraiya yang baru saja menamparnya. "Kau... Berani-beraninya menamparku! KAU KIRA KAU ITU SIAPA HAH?!"

"Siapa aku? Kau bertanya siapa aku?" Jiraiya tertawa, "Aku yang akan menyeretmu ke kantor polisi"

"Apa-apaan hah?! Aku tidak akan ditahan sedemikian mudahnya. Kau tahu? Aku... Aku punya banyak uang. Aku bisa lolos kapanpun aku mau. AKU JUGA BISA MENGHUKUM KALIAN SAAT AKU MAU!!"

"KUKATAKAN, BERHENTI JADI GILA!!" Seru Naruto. Suaranya meninggi dari biasanya. Dia kesal luar biasa pada kelakuan neneknya itu. Dia benci. Dia tidak menyukainya. "APA KAU TIDAK SADAR APA YANG KAU LAKUKAN PADA ORANG LAIN? KAU BANYAK MEREPOTKAN, MENYUSAHKAN. DAN YANG PASTI, KAU ITU MENJIJIKKAN"

Semua di ruang keluarga membeku di tempat. Kaget luar biasa pada ucapan Naruto. Tidak menyangka jika orang sepenyayang dan seramah Naruto bisa mengucapkan hal-hal seperti tadi. Itu mencengangkan.

Bahkan Mito sendiri jadi tercengang, sekaligus takut pada wajah Naruto.

"Apa kau pikir akan selalu sopan dan ramah jika kau terus-terusan memancing emosi?! APA KAU PIKIR AKU TIDAK BISA MARAH?! APA KAU PIKIR AKU SELEMBEK AYAHKU?!" Naruto tersenyum miring, sangat berkebalikan dengan sikapnya biasanya, "Tidak. Tentu saja tidak. Aku bahkan bisa melakukan apa yang kuinginkan jika aku mau. Aku bahkan bisa membunuhmu di hadapan mereka lho..."

Tubuh Mito bergetar takut. Tapi wajahnya masih menunjukkan kepercaya dirian.

"Percaya diri itu memang bagus, tapi tidak jika kau melakukan kesalahan!" Naruto meminta berkas dan dokumen yang dibawa Sasori. Membantingnya di meja. "Kenapa tidak kau coba baca itu, kepemilikan segala aset ada ditanganku. Kau tidak memilikinya sama sekali. Kau tidak punya wewenang sebanyak yang kau bicarakan tadi"

Mito gusar, membaca cepat segala yang tertulis ditiap dokumen. Wajahnya menunjukkan rasa tidak percaya, "Tidak, tidak mungkin. Nagato... Aku... Aku menyerahkan semuanya pada Nagato. Nagato tidak mungkin mengkhianatiku"

Naruto berlutut, menggenggam kedua tangan Neneknya yang duduk di sofa. "Biar aku tanya padamu, Nek. Berapa kali Kak Nagato menegurmu? Berapa kali kau memarahi Kak Nagato karenanya? Dan berapa kali kau mengurung kak Nagato di kegelapan karena terlalu marah? Nenek tahu sendiri jika Kak Nagato sangat takut dengan kegelapan kan?"

Mito menggelengkan kepalanya. "Tidak!! Nagato tidak akan melakukannya!!"

"Kak Nagato memang tidak melakukannya, Nek. Nenek tahu, Aku mengirimnya pada teman Kak Konan untuk melakukan terapi."

"Bacot!! Aku... Aku gamau. Gamungkin. Gamau!!"

Naruto menghiraukannya, dia menuntun Mito berdiri, berjalan ke luar rumah, "Maaf, Nek. Cukup sampai sini kebebasanmu. Nenek perlu pelajaran untuk menyucikan pikiran gaberes ini"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cintakah?! (NarufemSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang