Penawaran Kerja

2.1K 136 8
                                    

“Ya tuhan, apa aku bermimpi jika melihat Sasuke-sama tersenyum dan bicara padaku?” Naruto memandang lurus Kakashi-sensei yang mengajar dengan serius di samping papan tulis. Pikirannya berkelana jauh, tapi pendengaran juga matanya tetap awas memperhatikan sekitar. Salah satu kemampuan terhebat baginya. Bisa melamun dengan tetap siaga terhadap sekitar.

“Baiklah, mungkin sampai sini dulu pelajaran kita kali ini. Saya minta kalian untuk menyelesaikan tugas yang baru saja saya berikan tadi, kumpulkan minggu depan! Saya tidak menerima alasan apapun! Dan untuk Uzumaki Naruto, Mohon ikuti saya, sekalian bawakan buku-buku tersebut” Kakashi berkata dengan tegas, menunjuk Naruto yang sibuk membereskan peralatan tulisnya yang berantakan lalu melirik buku dihadapannya.

“Baiklah, Pak” Sahut murid-murid dalam kelas, begitupula Naruto. Selesai membereskan segala alat sekolah di mejanya, Naruto menghampiri meja guru untuk membawakan buku yang diperintahkan Kakashi lalu mengikuti gurunya tersebut.

“Pak” panggil Naruto pelan. Kakashi sedikit menoleh, melirik seolah bertanya ada apa. “Apa anda memiliki pekerjaan yang cukup bagus untuk saya? Saya sangat membutuhkannya” Tanya Naruto penuh harapan.

Kakashi sedikit mengernyitkan dahinya, “Tidakkah sebaiknya kau fokus pada sekolahmu saja?”

Naruto menggeleng, “Fokus ya fokus. Tapi, kalau mati karena kelaparan ya gawat” Gerutu Naruto pelan. Namun, sepertinya itu terlampau keras untuk telinga Kakashi yang memang cukup tajam dan terlatih mendengar setiap gosip tentang dirinya yang terus mengudara tiap tahunnya.

“Apa maksudmu?” tanya Kakashi bingung.

Naruto berjengit dari tempatnya, “Bukan apa-apa kok, ehe” tertawa canggung mendapati dirinya di pandang menyelidik oleh guru biologinya ini.

“Mungkin permintaanmu bisa aku pikirkan jika kau memiliki alasan yang cukup bagus” Kakashi menghela nafas pelan, memandang salah satu murid yang menjadi favoritnya tanpa ada satu orangpun yang mengetahuinya. Bagi Kakashi, Naruto adalah pribadi yang sangat ceria dan ramah, namun tertutupi oleh sikap pendiam yang disebabakan ketakutan akan keadaan. Menjadi golongan yang cukup rendah memang mampu membuat seseorang berpikiran pesismis begitupula orang disampingya.

“Engghh,,, sebenarnya, uang bulanan yang diberikan orang tuaku tak sanggup memenuhi pembayaran sekolah yang makin naik” Jawab Naruto setengah jujur.

Kakashi sedikit bingung, “Bukannya kau mengikuti program beasiswa?”

“Iya. Tapi, aku... uh... Bagaimana mengatakannya ya?” suara naruto semakin melirih menuai tatapan heran gurunya tersebut.

“Sepertinya kau enggan mengatakan alasanmu yang sebenarnya” Kakashi meminta bukunya yang dibawakan Naruto, “terima kasih” lalu duduk di mejanya. “Kau tak mau mengatakannya? Apa kau tak mau suatau pekerjaan? Aku memiliki satu pekerjaan yang mungkin menguntungkan pelajar meski sedikit susah dilakukan”

Naruto memandang Kakashi curiga, sedikit tak yakin dengan apa yang diucapkan oleh Kakashi barusan, Tapi ia mengikis rasa curiganya begitu melihat kesungguhan dimata Gurunya.

“Aku... begini, sebenarnya keluargaku dan... uh aku tak sanggup mengatakannya” Naruto mengacak rambutnya frustasi.

“Memang tak bisa mengatakannya ya?” Kakashi menopang dagunya. “Tenanglah! Aku akan mencoba berbicara dengan pak kepala sekolah, barangkali ia mau menerima lamaran kerjamu itu”

Naruto membelalakkan matanya, “Benarkah, Pak? Tapi kalau boleh tahu pekerjaan apa yang anda maksud?”

Kakashi tersenyum tipis, “Menjadi seorang guru privat” jawab kakashi enteng.

Cintakah?! (NarufemSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang