Dimulai Dari Kantin

1.2K 121 1
                                    

“Oh, kita bertemu lagi, Cupu” Naruto menoleh, memandang bosan Gaara yang kembali mengusik kehidupan tenang sekolahnya.

“Bagaimana kabarmu? Apa baik?” Gaara melebarkan seringainya melihat orang yang ia bully menundukkan kepalanya. Tidak, Gaara bukanlah seorang pembully. Dia hanya sedikit merasa terusik dengan keberadaan Naruto. Ada sesuatu yang tak beres dalam wajah yang memprihatinkan itu.

“Luar Biasa” Naruto menjawab dengan singkat.

Mr.Sassy. Jawabanmu itu terlalu ketus” Gaara memandang tajam tubuh Naruto dari atas ke bawah lalu kembali keatas.

“Tak ada yang berubah dari penampilanmu” Komentar Gaara melihat penampilan Naruto.

“Sungguh tak pantas melihat seorang siswa dengan tampilan yang sangat-sangat tak layak ini.” Gaara sedikit tertawa mendengar apa yang baru saja ia ucapkan

“lalu seperti apa penampilan yang layak itu?” Bukan Naruto yang menjawab, tapi seseorang dari belakang punggung Naruto lah yang menjawab.

“Oh Sasuke? Kau berangkat sangat pagi kali ini. Aku terkejut melihatmu” Gaara tersenyum memandang seseorang disamping kanan Sasuke. Itu adalah kekasihnya.

“Gaara-kun. Kenapa kau mengganggu Naruto-kun?” Tanya Hinata. Matanya sedikit memandang tak suka pada Gaara yang selalu membully Naruto.

Gaara tersenyum maklum, Ia sangat tahu bahwa kekasihnya ini begitu apatis dengan yang namanya pembullyan. “Bukan apa-apa kok. Aku hanya memperingatinya, bukan mengganggunya. Mau kekelas bersamaku?” Gaara mendekati Hinata lalu mengulurkan tangannya. Hinata tersenyum tipis, lalu mengangguk.

“Sasuke-chan, aku mau kekelas dahulu. Kau mau bersama sekalian atau-“ Hinata sengaja menggantung kalimatnya. Sedikit melirik Naruto dan menatap menggoda Sasuke.

“Kau duluan saja. Aku akan ke Kantin terlebih dahulu” Jawab sasuke sambil menggelengkan kepalanya. Sasuke memandang dalam diam kepergian Hinta dan Gaara. Lalu mengalihkan pandangannya pada Naruto yang hendak beranjak.

“Yak, Tunggu” Sasuke berdiri tepat didepan Naruto, mengahalanginya pergi. “Mau kekantin bersamaku?” sasuke menawari Naruto

“Tidak, maafkan aku” Naruto kembali melanjutkan jalannya. Namun, tangannya terlebih dahulu dicekal oleh Sasuke.

“Kau pikir aku menerima penolakan? Sayangnya tidak. Ayo ikut aku!” Naruto pasrah saat tangannya ditarik Sasuke. Enak saja si Uchiha ini, dia mau membuatku makin kelaparan apa? Aku ini sungguh kelaparan, jika sampai aku melihat makanan, bisa gawat. Naruto mendengus mendapati kemauan si Uchiha muda ini terlalu mutlak untuk diubah.

“Nah, kau mau memesan apa?” Tanya Sasuke

“aku tidak memesan” Jawab Naruto. Kalau misalnya ia memesan siapa yang harus membayarnya? Dia baru akan mendapat gaji nanti malam, itupun kalau tak ada penundaan.

“Kenapa? Pesan saja, aku yang akan membayarnya” celetuk Sasuke. Sontak, Naruto menoleh Ia mungkin saja terlihat begitu pemalu tapi kalau boleh jujur, Ia adalah sesorang yang jujur dalam berkata maupun berkelakuan. Namun, ia hanya mampu mengatakan kejujuran dalam hatinya. Ia juga tak bisa munafik untuk menolak rezeki yang ada didepan matanya.

“Sungguhan?” tanya Naruto memastikan

“Tentu saja. Kau pikir aku bercanda?” Sasuke memutar bola matanya.

“Baiklah, Terima Kasih. Kamu mau memesan apa? Biar aku yang akan memesankannya” Naruto bertanya. Setidaknya, ia akan sedikit berguna bagi orang yang telah mau membayarkan makanannya.

“Samakan saja denganmu” Jawab Sasuke seadanya. “Aku akan menunggu dibangku yang disana. Setelah memesan, segeralah kesana!” Sasuke menunjuk bangku yang berada di pojok Kantin.

Naruto mengangguk lalu memesan pada salah satu kedai yang disediakan kantin, memesan menu yang memang sungguh ia inginkan semenjak dahulu. Setelah selesai memesan, Ia menuju bangku yang telah ditunjuk Sasuke tadi. Bahkan Sasuke telah melambaikan tangannya padanya.

“Menu apa yang kau pesan?” Tanya Sasuke menatap penuh tanya pada Naruto. Bahkan, salah satu alisnya sedikit terangkat naik.

“Hanya memesan Mie Ramen dan Susu Pisang” Jawab Naruto sambil tersenyum tipis.

Sasuke yang mendengarnya mengernyit, “Ramen katamu?” Tanya Sasuke. Sejujurnya, Sasuke agak sedikit tak menyukai Ramen yang dimaksud oleh Si Tutor nya ini.

Naruto mengangguk sedikit ragu lalu bertanya dengan nada sedikit tak enak, “Apa Kamu tak menyukainya? Maafkan aku”

Sasuke mengerjab melihat Naruto yang menundukkan kepalanya, kedua kalinya ia merasa linglung tak mengerti harus berbuat apa pada Tutornya yang dipenuhi rasa bersalah ini. “Bukan Salahmu Kok. Aku hanya tak pernah mencoba Ramen. Dan berhentilah menundukkan kepalamu"

Naruto mengangkat kepalanya perlahan, “Sekali lagi maafkan aku” Ujar Naruto sekali lagi meminta maaf pada sasuke.

“Ini makanannya” Seorang wanita paruh baya dengan apron peach menyodorkan nampan yang terdapat 2 porsi ramen dan susu pisang. Wanita tersebut tersenyum sambil menata makanan yang Ia bawa.

“Kalian terlihat manis sekali. Couple baru ya?” Wanita tersebut tersenyum geli melihat reaksi Sasuke yang salah tingkah dan Naruto yang memandangnya bingung.

“Apa Saya salah? Sepertinya kalian memang bukan couple?” Wanita tersebut melempar senyum sebelum pergi meninggalkan Sasuke dan Naruto.

“Ini milikmu” Naruto menyodorkan seporsi ramen dan susu pisang dihadapan Sasuke lalu mengambil seporsi lain untuk dirinya. Naruto terlihat tampak bahagia, apa lagi bintang-bintang yang berada dikedua matanya yang tertutup kacamata itu.

“Kau terlihat sangat kelaparan sekali” Komentar Sasuke. Sasuke menyantap Ramen tersebut dengan perlahan sembari matanya menatap Naruto yang begitu lahap memakan ramennya.

“Hm, begitulah” Naruto menyahut seadanya apa yang kini ia rasakan. Ia merasa begitu kelaparan, apalagi melihat salah satu makanan favoritnya berada tepat dihadapannya.

“Kau belum sarapan?” Tanya Sasuke. Ia tadi sudah sarapan dirumah meski hanya sedikit. Setidaknya, Perutnya tidak kosong.

“Belum. Kenapa memang?” Jawab Naruto sekalian melempar satu pertanyaan. Ia jujur kok kalau dia belum sarapan. Kalian tahu sendiri bahwa sarapan yang ia masak telah dibuang dengan ringannya oleh satu-satunya wanita yang menghuni rumahnya.

“Tidak” Sasuke menggeleng. Entah kenapa, ia merasa sedikit bahagia. Mungkin karena dia lah, anak dihadapannya ini bisa makan. Coba kalau dia tidak mengajaknya ke kantin. Apa Ia akan kelaparan? Sasuke hanya tak tahu bahwa Naruto sudah sering menahan lapar sebelum ini.

“Kamu sudah selesai?” Naruto bertanya sambil meminum susu pisang dari sedotan. Matanya sedikit membesar karena ia menatap keatas sedangkan, mulutnya masih terpaku pada sedotan susu pisangnya.

Sasuke mengangguk, mendorong mangkuknya yang menyisakan kuahnya, lalu menarik susu pisangnya. “Sebentar, aku ingin menghabiskannya” Mengangkat susu pisang lalu meminumnya perlahan.

“Ayo!” Sasuke bangkit berdiri, menghampiri kedai yang sebelumnya menjadi tujuan pemesanan makanan mereka. Setelah membayar, Sasuke mengantarkan Naruto Ke kelasnya.

“Aku harap kau tak keberatan jika aku memintamu mengajar dirumahku nanti”

Naruto terdiam mendengarnya, Bagaimana jika rumah Sasuke letaknya sangat jauh dari cafe tempatnya bekerja? Dia bisa telat dan yang lebih buruk lagi, Bagaimana kalau dia dipecat?

“Hei? Masih disini?” Sasuke melambaikan tangannya didepan wajah tutornya. Tutornya bahkan tanpa malu memasang wajah bengong dihadapannya.
Naruto tersentak, lalu tersenyum canggung, “Maafkan aku,"

“Jadi bagaimana?”

“Apanya?”

Sasuke menghela nafas menyadari bahwa tutornya ini terkadang punya sifat lemot, “Belajarnya dirumahku” ulangnya kemudian

“Oh, Tentu. Akan aku usahakan”

“Baiklah, aku tunggu kau didepan kelasmu. Jangan kemana-kemana dahulu. Tunggu aku disini”

Sasuke langsung pergi ke Kelasnya, meninggalkan Naruto yang masih terdiam menatap punggungnya yang semakin menjauh.

Cintakah?! (NarufemSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang