Sasuke Berkisah

1.2K 118 5
                                    

“Kau lama sekali! Ayo ke parkiran!” Sasuke menarik tangan Naruto yang baru saja keluar dari kelasnya.

“Serius mau belajar di rumahmu?”

“Tentu saja”

Mereka berdua berjalan beriringan menuju parkiran, beberapa pasang mata terpusat pada keduanya. Meski sudah jam pulang sekolah, itu tak membuat sekolah sepi. Karena terdapat beberapa anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau hanya sekedar ingin tetap tinggal. Dan Naruto tak menyukainya. Ia tak suka menjadi pusat perhatian, Rasanya sangat memuakkan.

“Naiklah!” perintah Sasuke.

“Tapi, aku tak bisa membuka pintunya”Ungkap Naruto jujur.

Sasuke sedikit tertawa, “Lugu sekali kau. Buka pintu mobil aja nggak bisa” Membukakan pintu untuk Naruto.

“Terima Kasih” Wajahnya menunduk. Terlihat sangat lucu.
Perjalanan ke rumah Sasuke diisi dengan keheningan. Sasuke sedikit tak ingin bicara siang ini, ia memerlukan air mineral, rasanya ia sedang dehidrasi saja. Sedangkan Naruto, Ia enggan sekali bicara. Wajahnya terlihat seolah sedang frustasi.

“Nah, Ayo Masuk!” Naruto keluar. Tentu setelah pintunya dibukakan oleh Sasuke. Naruto terus mengikuti Sasuke dalam diam, Ia sangat terkagum dengan desain interior rumah atau istana yang saat ini sedang ditapakinya. Tak ada satupun ekspresi kagum yang ia tutupi. Seperti orang norak. Tapi, Sasuke jadi semakin gemas.

“Tadaima” teriak Sasuke. Ia melepas sepatunya yang kemudian diikuti oleh Naruto.

“Okeari” Terdengar sambutan dari dalam rumah. Mikoto memandang penuh pertanyaan pada Sasuke mengenai keberadaan Naruto yang saat ini sedang mengernyit sambil mengedarkan pandangannya menyusuri tiap inchi rumah milik keluarga Uchiha.

“Dia tutorku bu. Namanya Naruto” Sasuke menoleh tak mendapati respon yang seharusnya. Entah itu ucapan salam atau hanya sekedar sapaan ringan. Tapi, yang Ia dapat masih sama, wajah mengernyit seolah sedang bingung. Disenggolnya lengan Naruto sedikit keras, “Apa yang kau pikirkan?”

“Uang yang dihabiskan untuk rumah ini” Jawab Naruto spontan.

Mikoto sontak tertawa, Ia jadi teringat seseorang. Anak di hadapannya ini, ada-ada saja.

Naruto menoleh, menepuk jidatnya menyadari apa yang baru saja ia ucapkan, “Maafkan aku, bibi. Aku sungguh tak bermaksud untuk-“

“Iya. Bibi mengerti kok, Naruto.” Mikoto tersenyum Samar. Rasa-rasanya ia tak asing dengan wajah dihadapannya ini. “Kalian akan belajar?”

Naruto dan Sasuke mengangguk, “Iya, Bu” Jawab Sasuke.

“Belajar saja di pondok belakang. Ibu rasa cocok” Usul Mikoto. “Oh iya, tadi ada paket untukmu. Kurasa apa yang kau pesan sudah datang. Ada di kamarmu”

“Tunggu sebentar, Ibu akan membuat minuman dan camilan untuk kalian” Mikoto berjalan ke dapur.

“Naruto, aku akan ganti baju. Dan membawa beberapa buku untuk belajar. Kau tunggu disini dahulu” Sasuke buru-buru pergi menaiki tangga setelah menyuruh Naruto duduk di sofa ruang tamunya.

“Rumahnya besar sekali”

“Kau siapa?”

Naruto menoleh, mendapati pria paruh baya yang sedang menatapnya tajam, ‘auranya berat sekali, tapi akan tidak sopan jika menghiraukannya karena takut’

“Selamat Siang. Maaf jika mengganggu, paman. Saya Naruto Tutor dari Uchiha Sasuke” Jawab Naruto. Semoga saja, ia tak membuat kesan yang buruk dengan kepala keluarga Uchiha dihadapannya ini.

Cintakah?! (NarufemSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang