Awal Mula Rencana

818 64 7
                                    

(Kuingin menyelipkan foto ini saja)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kuingin menyelipkan foto ini saja)

Naruto: Sas... Tahu nggak bedanya Ayam Kampung sama kamu?

Sasuke: Hn (wajahnya blush parah. Ngiranya bakal digombalin sama doi)

Naruto: nggak tahu?

Sasuke: Hn

Naruto: (Senyum sumringah) Nggak ada bedanya. Sama-sama kampungan. Hahaha (ketawa nista sembari merangkul bahu sasuke)

Sasuke: Kupunya hasrat membunuhmu sebelum Itachi. (Make Annoying Face)

Oke, Lupakan saja kegabutan diatas.

Selamat membaca....

***

"Wow... Bertemu lagi denganku?" Gaara berdiri tepat didepan Naruto. Tersenyum mengejek dan melemparkan tatapan merendahkan.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Naruto pelan. Hatinya komat-kamit mengucapkan sefasih mungkin berbagai macam kalimat umpatan dari berbagai macam bahasa dan negara.

"Kau harusnya tahu kenapa aku sangat muak denganmu" tatapan Gaara menyendu sejenak sebelum melotot pada Naruto, "Kau harus membantuku menang"

Naruto memutar bola matanya, Kenapa juga dia harus membantu pria tak beralis ini untuk menang. Memang selama ini sikap situ pernah nyenengin? Hingga nyuruh-nyuruh bantu agar menang. Naruto mah ogah kalau kek gitu caranya. Rugi coyy...

"Mengenai tragedi Namikaze..."

Wajah Naruto menegang mendengar ucapan Gaara. Seluruh umpatan dan keluh kesahnya tadi menghilang. Otaknya berpikir, Kenapa pria tak beralis ini mengetahui hal itu. Ini bahkan hanya menjadi rahasia para orang golongan atas. Telah tercipta wewenang bahwa siapapun yang membocorkan kejadian itu pada Khalayak yang tak patut maka akan dikenakan sangsi juga dendanya.

"Aku baru tahu 1 bulan yang lalu, sejak pertemuan pertama kita. Juga pembullyan pertamaku padamu. Aku sadar, Jika kau adalah putra sulung Namikaze Minato." Gaara menarik tangan Naruto, memojokkannya di loker.

"Beritahu aku tentang kejadian yang sebenarnya" perintah Gaara. Matanya balik menatap mata Naruto yang sedikit tak fokus.

"Aku tidak bisa" ujar Naruto pelan. Naruto tak ingin jika kejadian itu kembali diungkit. Mengungkit kejadian itu, sama halnya mengingat segala tragedi rasa takutnya. Naruto hendak pergi sebelum dihalangi lengan Gaara.

Gaara memenjarakan Naruto dengan kedua lengannya, semakin mengintimidasi, "Kau harus mengatakannya! Aku harus segera menemukan identitas wanita yang telah menyabotase rumah Namikaze-san" ucap Gaara dengan nada rendah.

Cintakah?! (NarufemSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang