Kuper-nya Naruto

1.1K 113 1
                                    

“Oooh, begitu” Itachi mengangguk-anggukkan  kepala sok mengerti.

“Ya begitulah” Sahut Sasuke cuek. Ia letakkan piring yang Muffin kosong itu pada tempatnya. Bercerita dengan makan Muffin memang tak terlalu buruk. Apalagi setelah bercerita, tenggorokan yang terasa kering bisa kembali basah dengan sapuan lembut dari Moccachino Coffe yang selalu pas dengan selera seorang Uchiha Sasuke.

“Mungkin, aku tak perlu bayar”

Itachi hampir saja mencoret dokumen yang mau ia tanda tangani, “Tidak bisa! Kau tau berapa harga yang hendak nggak kau bayar itu?”

“Tidak”

“Harganya itu 550.000”

Mata Sasuke sedikit membesar mendengarnya, “Apa-apaan kau itu?! Itu terlalu mahal untuk ukuran 1 gelas Moccachino Coffe dan Muffin Yang sangat kecil itu” Protes Sasuke.

“Sasu-Chan sendiri yang bilang kalau Sasu-Chan itu langganan istimewa. Karna itulah, Aku juga memberimu harga yang istimewa”

“Sudah dulu ya Sasuke, aku mau bagi gaji ke karyawanku” Itachi melenggang pergi meninggalkan Sasuke yang masih kesal dengan jawaban absurdnya. Itachi tolol! Kalau ada pelanggan istimewa itu harusnya harganya turum bukan malah jadi selangit.

“Tunggu, Aku ikut”

***

Tampak para Karyawan Itachi berlalu lalang, saling tolong menolong membersihkan lantai, meja, ataupun kaca jendela. Tak lupa juga perbincangan yang terlihat seru dengan iringan tawa yang cukup keras.

“Sudah selesai?” Itachi tak bisa menahan senyumnya ketika seluruh pekerjanya menghadapnya dengan tampang terkejut yang begitu terlihat.

“Eng, sudah, Bang” Jawab Suigetsu yang diangguki kelima pekerja lainnya termasuk Naruto.

“Kalian kemari!” Para pekerja yang berbakti pada majikan itupun mulai mendekati Itachi, menampilkan wajah yang begitu bahagia. Yang ada dipikiran para pekerja itu hanya satu, Yakni gaji.

“Sudah tepat di akhir bulan, dan sudah saatnya kalian mendapat gaji” Itachi berkata dengan senyum tipis di akhir kalimatnya. Ia mengeluarkan beberapa amplop berwarna coklat dari tasnya.

“Suigetsu” Suigetsupun maju begitu mendengar namanya dipanggil. Menerima amplop dengan isi gaji itu dengan senyum yang terus tersungging dibibirnya.

“Terima kasih, Bang”
Itachi melanjutkan memanggil para pekerjanya hingga sampai pada giliran, “Naruto”

Naruto mendekati Itachi bersamaan dengan Sasuke yang juga mendekati Itachi pula. Sasuke memasang wajah bingung. Pasalnya, Seluruh pekerja Itachi memasang wajah bahagia seolah habis diterbangkan ke langit ketujuh.

Naruto tersenyum begitu lebar, membetulkan kacamatanya terlebih dahulu sebelum menerima amplop coklat dari Itachi, “Terima Kasih, Bang” Naruto membungkukkan badannya pada Itachi kemudian Sasuke.

“Tunggu” langkah Naruto terhenti ketika tangannya dicekal oleh Sasuke.

“Ada apa, Nee-Sama?”

“Tidak ada. Hanya saja, Bisa aku minta nomer telephonemu?”

Naruto mengernyit bingung. Nomer telephonenya saja tak ada pulsa didalamnya. Setidaknya, Nomernya tidak mati gara-gara tak pernah ia Isi.

“Hei. Apa boleh?” Sasuke melambaikan tangannya kekanan dan kekiri tepat dihadapan wajahnya. Sontak saja, Naruto terkejut dan bangun dari lamunannya.

“Uh, Boleh kok” Naruto mengangguk pelan.

Dengan perasaan yang bahagia, Sasuke memberikan ponsel dengan gambar apel itu pada Naruto yang kemudian diterima dengan canggung. Naruto masih diam memandang layar ponsel yang menyala.

Cintakah?! (NarufemSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang