A18🕊

2.9K 279 14
                                    

Dua hari dirawat di rumah sakit kini Andin sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.
"Mas besok kita ke rumah papa ya" ucap andin di dalam mobil sambil menatap Al yang fokus ke jalan.
"Iya besok kalau libur ya dan kalau papa udah pulang" ucap al menatap Andin
"Oke mas" jawab andin lalu mengambil handphonenya untuk melihat jadwal ia mengajar "besok aku ada jadwal ngajar nggk ya"
"Besok nggak usah ngajar dulu, kamu udah saya izinin satu minggu. Gunain buat pulihin badan kamu dan istirahat" ucap Al
Andin menatap kaget Al "mas kok lama banget sih mas, akukan udah nggak papa ini" ucap Andin merengek pada Al
"Mau bantah suaminya" tanya Al menatap lekat Andin, ditatap seperti itu oleh suaminya keberanian andin menciut
"Iya - iya nurut" ucap Andin pasrah dan Al kembali fokus menyetir
🤍
Sampai di rumah Andin di sambut oleh Kiki "mbak Andin akhirnya pulang juga, kiki udah kangen banget sama mbak andin"
"Aku juga kangen kok ki sama kamu" ucap Andin menatap kiki
"Ke kamar istirahat" ucap Al
"Aku di sini dulu ya mas" ucap andin dengan tatapan memohon, Al mendengus
"Yaudah, Kalau begitu saya ke kamar dulu ya ndin" ucap Al sambil menyerahkan tas yang dibawa dari rumah sakit ke kiki
"Beresin ya ki, jangan sampai andin masuk dapur atau melakukan pekerjaan apapun" ucap Al pada kiki dan reaksi andin hanya cemberut saja
"Posesif banget sih" ucap Andin dalam hati sambil melihat punggung Al yang semakin menjauh
"Mbak Andin mau dibikinin minum?" Tanya kiki
"Enggak ki" ucap Andin duduk di sofa sambil menatap sekeliling rumahnya
"Mbak Andin aku nglanjutin masak dulu ya" ucap kiki
"Aku mau ikut ki"
"Mbak Andin mau kiki dislepet sama Mas Al ya?" Tanya kiki
"Hmmm, lupa ki kalau nggak boleh. Yaudah deh sana kamu aja yang masak" ucap andin patah semangat
"Siap mbak Andin" ucap kiki lalu meninggalkan Andin sendirian di ruang tamu
"Nyusul mas Al aja deh" ucap andin meninggalkan ruang tamu
Andin membuka pintu kamarnya dan melihat Al yang sudah tertidur lelap, Andin mendekat menatap Al dalam
"Kasihan mas kamu, pasti kamu capek banget jagain aku di rumah sakit" ucap Andin mengelus rambut Al dengan lembut. Andin mendaratkan kecupan manis di kening Al
"Makasih ya mas, kamu selalu ada untuk aku" andin masih setia menatap Al tak lama rasa kantuknya datang akhirnya ia memutuskan untuk menyusul Al ke alam mimpi

Hari sudah menjelang sore, matahari hampir terbenam dua insan yang kini sudah saling mencintai masih terlelap di alam mimpi. Tak lama Al mulai membuka matanya melihat Andin yang masih tertidur lelap.
"Ndin bangun, udah sore nih" ucap Al pelan sambil mengusap pipi Andin namun Andin tidak merespon sama sekali
"Andin, kita belum sholat ashar"Al menggoyangkan lengan Andin
"Andini Kharisma Putri" Panggil Al dan Andin mulai membuka matanya
"Kenapa susah banget sih dibanguninnya" tanya Al
"Ngantuk banget akutuh mas" ucap Andin dengan suara parau khas bangun tidur
"Ayo bangun, Sholat habis itu bersih - bersih" ucap Al
"Iya" ucap Andin masih dengan mata setengah terbuka
"Kalau iya tuh berdiri" ucap Al jengkel melihat istrinya
"Iya - iya aku wudhu dulu" ucap Andin bangkit dari kasurnya dan menuju kamar mandi
Setelah bersih - bersih dan sholat Al dan Andin turun untuk bersantai di taman
"Mas mau tanya deh" ucap Andin
"Tanya apa?" Ucap Al sambil menatap langit yang mulai menggelap
"Michi itu cuma temen kuliah aku aja ndin" jelas Al
"Tapi kata kiki dia sering datang kesini, deketin kamu" ucap Andin menatap suaminya
"Ndin saya tidak bisa melarang apalagi mengatur hati orang lain untuk tidak cinta atau suka sama saya,yang pentingkan saya sama sekali tidak menanggapi itu semua. Lagian sekarang saya udah punya istri kamu" ucap Al meyakinkan Andin
"Tapi aku takut mas" ucap andin menunduk menatap kukunya
"Apasih ndin yang kamu takuti, kamu nggak percaya sama saya" ucap Al
"Percaya kok mas, aku percaya sama kamu" ucap andin menyandarkan kepalanya ke bahu Al
"Kamu jangan mikir aneh - aneh ya, saya tidak akan menyia - nyiakan kepercayaan kamu" ucap Al membawa kepala andin ke dada bidangnya dan memeluk erat
"Makasih ya mas" ucap andin menatap Al
"Untuk?"
"Untuk semuanya, untuk cinta, untuk kasih, untuk sayangnya kamu. Terimakasih juga sudah selalu ada, terimakasih sudah menjadi suami yang baik" ucap Andin
"Saya belum bisa menjadi suami yang baik ndin, karena sampai detik ini kamu belum saya jadikan istri seutuhnya untuk saya" ucap Al dalam hati
"Ihh mas Al malah ngelamun" ucap Andin sambil memukul gemas lengan Al
"Saya juga terimakasih ya, terimakasih buat semuanya yang nggak bisa saya sebutkan satu persatu karena terlalu banyak nanti kita bisa sampai malem disini. Satu hal yang paling penting terimakasih sudah sabar" ucap Al menatap Andin lalu mengecup kening Andin lama, Andin yang menerima perlakuan dari suaminya hanya bisa tertegun
"Sama - sama suamiku sayang" ucap Andin mengelus pipi Al
"Masuk yuk, kita makan malam. Kasihan kiki udah masak dari tadi tapi nggk kita makan" ucap Al
"Yuk mas" Al dan Andin bergandeng tangan menuju ruang makan.
Di ruang makan ada kiki yang sedang mempersiapkan makan malam melihat Al dan Andin bergandengan tangan tersenyum bahagia.
"Duh aduhhh mas Al sama mbak Andin ini gandengan mulu kaya mau nyebrang aja" ucap Kiki membuat andin tersipu malu sedangkan Al memasang muka galaknya
"Udah ngejeknya" ucap Al
"Mas Al, kan kiki bahagia gitu lho ngelihat mas Al sama mbak Andin mesra" ucap kiki, Al hanya berdiam sambil masih menatap kiki tajam
"Udah mas" ucap Andin sambil mengelus lengan Al
"Ohh ya ampun mbak Andin kiki lupa belum matiin kompor dari tadi siang. Kalau gitu kiki permisi ya mas Al mbak Andin. Selamat makan malam"ucap Kiki melarikan diri Al dan Andin hanya menggeleng saja melihat kelakuan kiki
"Udah jangan marah - marah mulu" ucap andin
"Mau makan sama apa"
"Terserah deh, apa aja mau" ucap Al pasrah
Andin mengambilkan makan untuk suaminya dan untuk dirinya sendiri
"Makasih ya" ucap Al menerima piring yang berisi makanan
"Makasih ya"
"Selamat makan mas" ucap Andin sambil tersenyum manis.
Setelah makan malam Andin berniat untuk membereskan piring bekas mereka makan, namun dicegah oleh Al
"Biar kiki aja yang beresin" ucap Al
"Aku bisa mas" ucap andin sedikit ngeyel
"Bisa nurut sama suami?, biar kiki aja" ucap Al
"Ayo ke kamar" Al menggandeng tangan Andin menuju kamarnya, melewati satu demi satu tangga rumahnya. Andin menatap Al heran

••••••

Terimakasih sudah membaca 🤍

A • TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang