A21🕊

2.4K 293 13
                                    

6 bulan Al dan Andin menjalani kehidupan rumah tangga dengan harmonis walau kadang ada sedikit cek - cok kecil karena hal - hal sepele tapi itu menjadi bumbu - bumbu dalam rumah tangga mereka.

Pagi hari yang mendung, dua insan manusia yang saling mencintai masih terlelap dalam mimpinya. Al dan Andin seusai Sholat subuh tadi memutuskan untuk kembali tidur. Al melingkarkan tangannya ke perut Andin memeluk dengan erat istrinya seperti tidak ingin kehilangan.

Andin merasakan perutnya bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu, ia melepaskan pelukan Al dan langsung berlari ke kamar mandi hal itu membuat Al kaget dan terbangun.

"ndin kenapa?" tanya Al melihat istrinya berlari buru – buru menuju kamar mandi, Andin tidak sempat menjawab pertanyaan suaminya. Al merasa khawatir dan langsung menyusul istrinya.

"hueekk...hueekkk" Andin mencoba mengeluarkan isi perutnya yang dari tadi bergejolak dan hasilnya nihil yang keluar hanya cairan saja. Al menghampiri andin, membantu andin memijat leher dan menyatukan rambut andin agar tidak terkena muntahan andin. Setelah dirasa reda andin langsung berkumur dan badannya terasa lemas.

"udah" tanya al dengan nada lembut. Andin hanya mengangguk saja karena ia merasa tidak punya tenaga untuk menjawab pertanyaan dari suaminya itu

"Saya bantu ke kasur yuk, istirahat dulu"ucap al menuntun andin menuju kasur. Al menidurkan andin dan menyelimutinya

"udah nyaman posisinya?"tanya al duduk di samping andin sambil membelai rambut andin lembut memberikan kenyamanan untuk andin

"saya bikinin teh dulu yan ndin" ucap al, andin mengangguk.

Al langsung berjalan menuju dapur membuatkan andin teh hangat untuk meredakan rasa mual.

Al membawa segelas teh hangat dan semangkok bubur yang kebetulan dimasak sama kiki.
"diminum dulu" ucap Al sambil membantu Andin duduk dan minum teh

"udah mas" ucap Andin

"udah enakan, mau ke dokter aja nggak ?" tanya Al

"udah agak mendingan mas, enggak usah ke dokter ya mas. Nanti juga sembuh kok paling juga masuk angin biasa" ucap andin meyakinkan suaminya agar tidak terlalu khawatir.
"Sekarang makan dulu ya, tadi kiki kebetulan masak bubur buat sarapan" ucap al dan dijawab gelengan sama andin "please sesuap dua suap yang penting perutnya keisi sama makanan"
"Iya udah deh mas" ucap andin pasrah
Al menyuapi andin dengan sangat telaten, suapan kelima andin merasakan perutnya semakin bergejolak, ia menggeleng menolak suapan dari al
"Mas udah ya, mual banget" ucap andin dengan mata yang berkaca - kaca
"Iyaa, yang penting keisi perutnya" ucap al lalu memberikan teh hangat lagi untuk andin agar mualnya reda. Setelah itu Al membantu andin merebahkan badannya dan duduk disebelah andin sambil menggenggam tangan andin
"kamu siap – siap kerja gih?" ucap andin menatap andin
"Saya mau dirumah aja jagain kamu, meeting saya bisa saya tunda" ucap Al
"Mas nggak boleh gitu, kamu harus profesional kok, aku nggak papa kok beneran. Aku siapin bajunya ya?" Ucap andin
"nggak usah aneh – aneh lagi sakit juga" ucap al, andin hanya tersenyum mendengar jawaban dari suaminya "kamu gapapa kalau saya tinggal ke kantor ?"

"gapapa mas, kan ada kiki sama uya yang nemenin aku. Kasihan rendy sama felly kalau kamu nggak ke kantor" ucap andin meyakinkan al
"Yaudah, nanti habis urusan kantor saya selesai saya langsung pulang, nanti kalau ada apa - apa langsung telepon saya ya" ucap al
"Iyaaa" jawab andin, lalu al bersiap untuk pergi ke kantor
"saya berangkat dulu ya, jangan lupa kalau ada apa - apa langsung telepon saya" ucap al, andin hanya mengangguk patuh lalu mencium tangan al
"Hati - hati sayang" ucap andin
"Hemm"
Setelah Aldebaran berangkat andin meraih handphonenya, dan tak sengaja melihat kalender
"Udah tanggal segini, tapi perasaan belum dateng bulan ya" ucap andin dalam hati "apa jangan - jangan?" Andin langsung mencari kontak kiki dan menelponnya
"Ki kamu bisa ke kamar aku sebentar" ucap andin
"Oke mbak" ucap kiki di seberang sana lalu mematikan telepon dan langsung meluncur ke kamar andin
"Ada apa mbak andin?" Tanya kiki
"Aku boleh minta tolong buat beliin test pack di apotek, tapi jangan bilang mas al dulu" ucap andin
"Yaampun mbak andin hamil?"ucap kiki gembira
"Belum tahu ki, tapi aku udah telat seminggu. Semoga Allah menitipkan rejeki ya ki" ucap andin berharap
"Amin mbak, yaudah mbak kiki ke apotek dulu" ucap kiki
"Ini uangnya, hati - hati ya" andin memberikan 2 lembar uang seratus ribuan
🕊
"Mbak andin ini mbak" ucap kiki sambil menyerahkan test pack ke andin
"Makasih ya ki, kamu disini dulu ya saya mau ke kamar mandi buat cek dulu" ucap andin "iyaa mbak kiki tungguin disini ya, semoga hasilnya yang terbaik" lalu andin masuk ke kamar mandi. Setelah melakukan cek andin menunggu hasilnya harap - harap cemas
"Ya Allah semoga hasilnya yang terbaik untuk kami" ucap andin memejamkan mata sambil menggenggam test pack. Setelah beberapa detik ia membuka matanya dan melihat hasilnya
"Dua garis" ucap andin dalam hati

"Alhamdulilah" ucap andin menitihkan air mata terharu "Terimakasih ya Allah telah menitipkan buah hati pada kami" setelah menghapus air matanya ia keluar kamar dengan mimik wajah yang sedih untuk mengerjai kiki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alhamdulilah" ucap andin menitihkan air mata terharu "Terimakasih ya Allah telah menitipkan buah hati pada kami" setelah menghapus air matanya ia keluar kamar dengan mimik wajah yang sedih untuk mengerjai kiki. Kiki yang melihat andin terlihat sedih langsung menghampiri andin
"Mbak andin, gapapa mbak andin. Nanti dicoba lagi ya, jangan sedih gitu kiki ikut sedih" ucap kiki
"Emang kamu udah tahu ki hasilnya apa?" Tanya andin
"Belum sih tapi kiki lihat muka mbak andin sedih" ucap kiki dan membuat andin tersenyum lalu mengeluarkan testpacknya yang dari tadi dia sembunyikan
"Dua garis kiki" ucap andin
"Wahhhh mbakk andinn selamattt" ucap kiki memeluk andin
"Pokoknya nggak boleh capek - capek, nggak boleh kerja berat - berat, dijaga ya mbak andin" ucap kiki sambil mengelus perut andin
"Iya ki pasti dijaga kok" ucap andin
"Mbak andin nggak mau telpon mas al buat ngabarin?" Tanya kiki
"Gimana kalau kita buat surprise aja ki" ucap andin
"Surprise gimana tuh mbak" tanya kiki heran
"Kamu ke swalayan depan komplek, beli sepatu bayi sama box kado ya" ucap andin
"Siap mbak kiki laksanakan" ucap kiki lalu melaksanakan perintah dari andin.
Sambil menunggu kiki membeli apa yang ia butuhkan untuk memperlancar surprise andin mengambil secarik kertas dan mulai menulis "Hello Daddy"
"Sehat - sehat ya sayang, nanti kita kasih kejutan ke papa ya. Papa sama mama bahagia nak" ucap andin sambil mengelus perutnya yang kini sudah ada malaikat kecil buah hati Al dan Andin

A • TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang