A3🕊

2.2K 206 3
                                    

"Apa dijodohin"Ucap Andin spontan dengan ekspresi muka kaget

"iya nak, kamu papa jodohkan dengan anak om hartawan, karena menurut papa anaknya om hartawan ini adalah anak yang baik dan bisa bertanggung jawab" ucap papa surya meyakinkan andin

"tapi pa, ini tuh udah zaman modern masih zaman jodoh - jodohan" ucap andin dengan mata berkaca - kaca . Tanpa pikir panjang Andin langsung pergi meninggalkan mereka semua dengan perasaan yang campur aduk

"maaf ya" ucap papa surya pada keluarga hartawan dan keluarga hartawan sangat memaklumi itu, mungkin andinshock karena ini sangat mendadak.

Mama sarah menyusul putrinya yang ternyata sedang duduk di taman belakang. mama sarah menghampiri andin yang sedang duduk termenung

"sayang"panggil mama sarah

"kenapa sih ma" tanya andin lirih

"sayang, papa mau yang terbaik buat kamu. Setelah diselingkuhi Nino kamu seperti trauma menjalin hubungan bersama lelaki. Papa mau kamu ada yang menjaga ndin" ucap mama sarah lirih

"tapi ma" ucap andin bergetar,menutup matanya dan memori otaknya tiba - tiba memutar kejadian pahit yang ia alami beberapa tahun lalu yang menimbulkan trauma pada dirinya

flashback

Andin pergi ke rumah Nino sang pacar untuk memberi suprise ulang Tahun. Ia sengaja seharian ini tidak menghubungi pacarnya itu, sepulang dari kampus ia membeli kue dan membawa kado ulang tahun yang sudah disiapkan beberapa hari lalu. TIba di rumah Nino terpakir 2 mobil di halaman rumahnya, ia berpikir itu mobil teman Nino yang ingin memberi kejutan juga pada sang kekasih. Andin memasuki rumah yang ternyata tidak ditutup dengan rapat. Dan betapa terkejutnya ia melihat dua insan manusia yang sedang bermesraan dihadapannya meniup kue bersama, mencium pipi dan yang paling mengejutkan wanita itu berkata "selamat ulang tahun sayang" . Andin shock lalu ia meletakkan kue dan hadiah yang telah ia bawa di meja

prokk...prokk..prookk..

"wahh hebat sekali ya Elnino Prasetya, hebat sekali" ucap Andin menyeringai

dua insan yang nampak bahagia itupun terkejut" "ndin aku bisa jelasin" ucap nino menghampiri andin namun belum sempat ia sampai dihadapan andin nino sudah dihadang oleh andin.

"stop, jangan deketin gue, gue nggak sudi dideketin cowok brengsek kaya lo" ucap andin

"ndin please" ucap nino memelas dan itu hanya disaksikan oleh wanita dibelakangnya.

"stop, gue kesini cuma mau bilang selamat ulang tahun, dan mulaii sekarang kita tidak punya hubungan apapaun nino" ucap andin tegas

Andin membalikkan badannya dan berniat untuk pergi, namun ia melupakkan sesuatu.

"oh iya, ini ada kue sama hadiah buat lo" ucap andin menunjuk kue dan hadiah yang ada di meja

"buat mbaknya, sekarang nggak usah ngumpet - ngumpet lagi pacarannya sekarang udah jadi milik lo satu - satunya kok" ucap andin lalu ia langsung meninggalkan tempat yang menyakitkan itu

keluar dari rumah itu air mata yang sudah ia tahan dari tadi luruh tak tertahankan. nino mengejarnya namun sama sekali tidak digubris oleh andin. sejak saat itu nomor dan segala akses nino ia blokir. Kejadian itu membuat andin mengalami traumatis mendalam.

flashback off

"apa ini tidak terlalu mendadak ?" tanya andin lirih

"menurut mama kamu hanya butuh waktu ndin, mama dan papa tidak selamanya akan selalu menjaga kamu. Papa dan mama ingin kamu dilindungi oleh pria yang tepat" ucap mama sarah menjelaskan

"Apa mama  yakin kalau pria yang ada disana adalah laki - laki yang tepat buat aku ?" tanya andin menatap lurus kedepan

"Insyaallah mama yakin nak" ucap mama yakin

"aku takut ma" air mata andin luruh mama sarah yang melihat itu langsung memelu putrinya

"tidak perlu takut nak" ucap mama sarah meyakinkan

"Ndin mama dan papa semakin hari semakin tua ndin, mama sama papa amu sebelum kami pergi kamu sudah dijaga oleh orang yang tepat" ucap mama sarah serius

"kenapa ngomognnya jadi kesana sih" ucap andin menghapus airmatanya

"waktu nggak ada yang tahu ndin" ucap mama sarah

"yuk balik kesana" ajak mama sarah lalu menggandeng tangan andin menuju ruang tamu

"maaf ya jadi nunggu lama" ucap mama sarah

"nggak papa bu sarah" ucap papa hartawan

"jadi gimana Andin ?" tanya papa hartawan

"ehmm apa boleh saya minta waktu untuk mengenal lebih dekat sama mas AL" ucap andin gugup

Al yang merasa dipanggil mas pun terhenyak, karena selama ini tidak ada yang memanggilnya mas

para orang tua yang mendengar jawaban andin menghela napas lega

"tentu dear, tentu boleh" jawab mama rossa dengan semangat

"maaf, apa boleh saya mengajak andin mengobrol sebentar?" ucap al
"Tentu saja boleh dong" ucap papa surya
"Sana sayang temenin Al ya" ucap mama sarah, andin menngangguk dan langsung mengikuti arah kemana Al melangkah
Al melangkahkan kakinya ke taman depan rumah andin dan langsung duduk tanpa sepatah katapun, andin mengikuti duduk disamping Al.
5 menit mereka hanya berdiam - diam saja, sampai andin bosan.
"Sebenernya kamu ngajak aku kesini buat ngapain?"tanya Andin
"Apa kamu yakin menerima semua ini ?" Tanya Al dengan nada dingin
"Insyaallah" jawab andin sedikit gugup
"Saya tidak menjanjikan kehidupan kita kedepannya akan selalu muluss tanpa ada batu ditengahnya  ndin, saya juga manusia biasa yang tidak akan menutup kemungkinan membuat kesalahan namun saya akan selalu berusaha buat kamu bahagia jika nanti kamu akan menjadi pendamping hidupku" ucap Al panjang lebar, ini pertama kalinya Al berbicara banyak dengan orang yang pertama kali ia kenal
Andin yang mendengar perkataan Al hanya menatap Al dengan mata yang sendu
"Terimakasih" ucap Andin tanpa banyak berkata karena sungguh kagum dengan apa yang diucapkan Al.
"Kita coba untuk mengenal satu sama lain dulu ya mas, aku tidak ingin menyesal kedepannya kalau aku salah mengambil keputusan" lanjut andin dengan lirih
"Iya" jawab Al singkat
"Masukkan nomormu di hp saya" ucap Al sambil menyerahkan hpnya ke andin dan andin langsung mengetikkan nomornya lalu mengembalikan hpnya pada Al
"masuk yuk, dingin lama - lama disini" ucap Al mengajak Andin
Al dan Andin memasuki rumah, hartawan yang melihat keduanya memasuki rumah segera bergegas untuk berpamitan pada keluarga lesmana
"Kami pulang dulu ya sur, nanti kalau mereka sudah menetapkan tanggal lamarannya kita bertemu lagi ya" ucap hartawan pada surya
"Baiklah har" ucap surya seraya berjabat tangan pada hartawan
"Bu sarah, pak surya kami pamit" ucap Rossa lalu menjabat tangan keduanya dan ia cipika cipiki dengan mama rossa
"My dear, tante pulang dulu ya" ucap mama rossa memeluk andin
"Iya tante, hati - hati ya" ucap andin membalas pelukan mama rossa
"Om, Tante, ndin saya pamit" ucap Al lalu mencium tangan Mama sarah dan Papa surya
Keluarga Hartawan lalu meninggalkan kediaman Lesmana
"Semoga ini menjadi pilihan yang tepat Ya Allah" batin andin sambil menatap mobil keluarga hartawan yang semakin menjauh dari pandangannya

 "Kita coba untuk mengenal satu sama lain dulu ya mas, aku tidak ingin menyesal kedepannya kalau aku salah mengambil keputusan" lanjut andin dengan lirih "Iya" jawab Al singkat"Masukkan nomormu di hp saya" ucap Al sambil menyerahkan hpnya ke andin...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A • TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang