32 | come uninvited

1.2K 234 50
                                    


cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr. Jeff Ma via unsplash



Chaeyeon sudah pergi ke pasar beberapa menit lalu untuk membeli bahan masakan besok pagi. Tadinya Mingyu menawarkan diri untuk ikut membantunya tapi langsung ditolak. Katanya, dia tak mau ditanyai macam-macam oleh beberapa pedagang di pasar yang mengenalnya. Mengetahui sifat Chaeyeon yang tak suka dengan hal merepotkan, Mingyu mengalah dan sekarang sibuk membereskan isi rumah.

Lagi-lagi, rumah Chaeyeon tidak begitu berantakan. Hanya kebiasaannya yang tidak suka melihat perabotan maupun furnitur yang miring sedikit. Tidak hanya ruang tengah, tapi hampir seluruh ruangan dia bersihkan, kecuali ruang baca dan rubanah.

Pertama kali Mingyu masuk ruang baca, keinginannya untuk merapikan seluruh buku yang berceceran di lantai memuncak. Tapi mungkin saja itu salah satu kebiasaan Chaeyeon saat bekerja. Dia takut jika menyentuh satu barang saja di ruang baca, perempuan itu akan kebingungan mencari buku yang diperlukannya.

Rubanah.... Sepertinya Mingyu tak perlu menjabarkan alasan khusus mengapa dia tak mau lagi mengunjungi ruangan itu.

Saat dia sibuk menata isi kulkas, ujung hidungnya bergerak naik turun. Dengan cepat dia menoleh ke arah pintu utama. Bersamaan dengan itu, terdengar bunyi ketukan dari sana.

Mingyu menyipitkan matanya, seluruh kesadaran dan gerak tubuhnya dalam keadaan siaga. Siapapun yang ada di balik pintu bukanlah Chaeyeon. Bukan juga tetangga atau salah satu dari warga di sana atau bahkan Yoon Jeonghan. Bau ini tak pernah ia cium sebelumnya. Dan anehnya, bau yang bukan manusia juga samar tercium.

Perlahan dia berjalan menuju pintu. Orang yang mengetuk sama sekali tidak mendesak. Terdapat jeda cukup lama sebelum orang itu kembali mengetuk. Mingyu sekali lagi mengendus. Tangannya di gagang sudah bertransformasi sebagian, siap akan menyerang. Lalu dia membuka daun pintu tersebut.

Seorang pria di usia sekitar enam puluhan berdiri di sana. Badannya terbalut pakaian tebal dan mantel cokelat kusam yang terlihat cukup sesak. Topi pet berpola gingham di kepalanya sedikit miring, rambut keabuannya menyembul ke luar. Di sisi kiri dan kanannya terdapat beberapa tas lipat besar yang mungkin saja berat dan tangan kirinya memegang payung lipat berwarna hitam.

Pria itu kentara terkejut, mungkin sama seperti Mingyu yang tidak mengira bahwa hanya seorang pria tua yang mengetuk sedari tadi. Lama mereka hanya saling meneliti masing-masing, sampai pria berperawakan lebih tua berdeham.

"Maaf, saya pikir ini rumah Jung Chaeyeon," kata pria itu.

"Ya, benar ini rumah Jung Chaeyeon."

"Oh," mata pria itu mengerjap, "dan kau?"

"Saya suaminya. Anda?"

"Saya pamannya."

Lagi, hening kikuk memenuhi udara.

Crazier ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang