10 | putting trust

2.4K 393 67
                                    


cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr. Carla Anne via unsplash



Mingyu menyandarkan punggung pada dinding yang berseberangan dari pintu ruangan dokter, kedua lengannya terlipat di dada. Dia mengabaikan orang sekitar yang berusaha mencuri pandang, mungkin bertanya-tanya siapa orang asing yang mereka tak pernah lihat di kota kecil tersebut. Mingyu lebih fokus untuk mendengar pembicaraan apapun yang terjadi di dalam ruangan.

Keesokan hari setelah Chaeyeon bangun, perempuan itu setuju dengan usul Mingyu untuk memeriksa lebih lanjut ke rumah sakit kota. Anehnya sikap dingin perempuan itu kembali lagi, padahal Mingyu kira Chaeyeon sudah mulai melunak padanya. Perempuan itu menolak untuk dibantu dan memilih untuk mengerjakan semuanya sendirian, walau dia kesulitan karena salah satu kakinya masih tidak bisa digunakan.

Lelaki itu tidak bisa protes. Akhirnya dia hanya memendam sampai frustrasi.

Tidak lama pintu terbuka, Mingyu segera menegakkan badan begitu melihat Chaeyeon melangkah keluar dari ruangan. Lengan kirinya mengapit kruk sebagai penyeimbang untuk kaki kanan yang masih diperban. Lelaki itu mendekat untuk membantu Chaeyeon namun perempuan itu tidak menyambut uluran tangannya.

"Aku bisa sendiri," tukas Chaeyeon. Sementara Mingyu berusaha tidak memperlihatkan kejengkelan untuk kesekian kali di hadapan dokter yang masih memperhatikan mereka.

"Jung Chaeyeon-ssi, ingat pesan saya tadi. Kurangi melakukan aktivitas dengan menggunakan kaki," sahut dokter tua itu dari dalam ruangan. "Lalu Kim Mingyu-ssi, untuk sekarang sepertinya Anda harus membantu segala keperluan istri Anda selama kurang lebih seminggu."

Mingyu menyunggingkan senyum paling ramah yang pernah ia perlihatkan pada siapapun. Dia menarik Chaeyeon mendekat, membuat perempuan itu refleks menjauhkan tubuhnya ke arah berlawanan dari tarikan Mingyu. Tentu saja hal itu sia-sia karena tenaga Mingyu lebih kuat untuk menahan Chaeyeon agar tak menjauh.

"Tentu saja, seonsaengnim. Terima kasih atas bantuannya," ucapnya lalu lelaki itu menuntun Chaeyeon untuk segera pergi dari sana. Dia mengabaikan usaha Chaeyeon untuk lepas dari genggamannya.

Bahkan saat Mingyu berbaik hati ingin menolong, perempuan itu memilih untuk tetap menutup pintu hati.

"Aku mau ke toilet," ucap Chaeyeon lirih, namun masih dapat didengar oleh Mingyu.

Karena lelaki itu memiliki hati seluas samudera, ia tetap mengantar Chaeyeon menuju toilet terdekat. Begitu mereka berbelok ke lorong sepi, tiba-tiba Chaeyeon memutar tubuhnya dan menarik Mingyu untuk memojokkan pria itu ke dinding. Lelaki itu cukup terkejut dengan aksi Chaeyeon barusan, dia bahkan tidak sempat melawan perempuan itu. Namun dia tidak merasa terintimidasi oleh tatapan sinis perempuan di hadapannya, justru ia merasa terhibur.

"Kenapa? Kau tidak sabar menunggu sampai rumah untuk menghabisiku ya?" tanya Mingyu dengan suara rendah. Ia paham sekali Chaeyeon tidak menyukai nada bicara seperti itu dan rasa senangnya timbul begitu Chaeyeon terlihat jengah.

Crazier ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang