Bagian satu

2.1K 225 12
                                    

Manik Sunghoon bergerak gelisah sedari tadi, bibirnya tak henti bergumam kecil. Kakinya sesekali menendang tungkai meja guna melampiaskan kerisauannya. Matanya melirik jam dinding yang berdenting menunjukkan jam upacara pelaksanaan MPLS kian mendekat dalam hitungan kurang lebih tiga menit lagi.

Sunghoon menghela nafas kecil dan menetralkan degupan kencang didadanya. Ia rasa ia terkena penyakit jantung, siapa tau?

Lelaki itu memutuskan untuk bangkit dan segera ke aula karena mau bagaimanapun ketua pelaksanaan MPLS hari ini adalah dirinya.

Sesampainya Sunghoon di aula yang terbilang sangat luas, padangannya dapat menemukan banyak siswa yang telah duduk rapi serta beberapa anggota osis yang turut serta menjaga ketertiban siswa-siswi.

Jake berjalan menghampirinya. "Mulai gih."

Sunghoon mengangguk dan segera menaiki podium. Ia memandang satu-persatu siswa di sana sebelum memperkenalkan diri.

"Selamat pagi semua!"

"Pagi Kak!"

"Kurang keras! SELAMAT PAGI!"

"PAGI KAK!"

"Nah bagus," ujar Sunghoon. "Perkenalkan nama saya Park Sunghoon, saya ketua osis sekaligus ketua pelaksanaan MPLS hari ini," dan selanjutnya hanya terdengar berbagai penjelasan mengenai sekolah ini.

"Lalu buat yang terakhir, tolong itu yang di belakang saya tau cowok itu mirip model, tapi saat ini lagi MPLS ya! Bukan lagi acara fanmeeting atau fansign, jadi sesi tanya sama ngobrol bisa ditunda dulu oke."

Seisi aula seakan serempak menoleh ke belakang, melihat ke arah sosok lelaki dengan name tag 'Nishimura Riki'.

Duh ganteng banget.

Sunghoon mendesis pelan. "Saya gak nyuruh kalian buat ngelihat ke belakang," sentaknya pelan yang membuat semua siswa serta panitia ikut kembali menghadap ke depan seolah terintimidasi oleh ucapan Sunghoon.

Maniknya melirik sekilas pada bocah kelas satu itu. Pandangan mereka bertubrukan beberapa detik sebelum Sunghoon memutuskan untuk mengalihkan wajahnya.

Sial, telinganya memerah.

"K-kalian ekhem," Sunghoon berdehem sesaat menetralkan suaranya. "Buat kelompok minimal delapan anggota dan maksimal sepuluh anggota, sesudah itu daftar pada panitia Jay."

Selepas memberi perintah, Sunghoon segera turun dari podium dan mengambil botol air yang telah disediain. Ia menegaknya hingga setengah kemudian duduk di kursi berwarna—kuning lagi?!

Kenapa sekitaran Sunghoon berwarna kuning terus?

"Hoon! Nih daftar kelompok mereka. Sekarang tinggal bagi pembimbing buat tiap kelompok kan? Acak aja dah gue mah apa aja terima deh, kalau bisa ada yang cakep," seru Jay sambil menyerahkan selembar kertas yang telah ditulis tinta hitam nama-nama anggota.

Sunghoon mendengus pelan.

"Makasih, kita nyesuain aja kayak rapat kemarin. Gue di kelompok satu, lo sama Jake di kelompok dua kan?"

Jay mengangguk mendengar pertanyaan Sunghoon. "Berarti tinggal bilang ke lain aja kan? Tinggal sesuain aja sama pembagian kemarin," ujarnya yang dianggukin Sunghoon.

"Bentar, kelompok satu siapa aja?" tanyanya.

Yang ditanya menggeram kesal dalam hati. "Hoon itu datanya di tangan lo YATUHAN GUE MAU BAKAR LO AJA RASANYA, GREGET BANGET!"

Sunghoon jelas kaget dong diteriakin. "Gak usah teriak, gue gak budeg!" ketusnya.

Ia menaiki podium lagi, namun sebelum itu ia berucap terlebih dahulu pada Jay.

"Makasih udah ingetin."

Kemudian Sunghoon naik podium dan mulai berbicara di atas sana.

Ini sih yang disukain dari Sunghoon. Meskipun orangnya galak, jutek, judes pake banget, ia selalu tau gimana caranya ngucap permisi, tolong, maaf, dan makasih.

Walaupun sifatnya ketus, manner-nya nomor satu.

***

After MPLS day one!

"Hati-hati di jalan," ucap Sunghoon pada anggota osis yang telah pamit pulang padanya.

Semua anggota pulang lantaran waktu sekolah yang telah menunjukkan pukul empat sore. Sunghoon sendiri masih berkutat dengan lembaran kertas yang berisi acara-acara besok serta profil tiap kelompok. Ia hanya memastikan agar besok berjalan dengan lancar.

Jiwa perfeksionisnya keluar.

Terlalu lama fokus dengan lembaran kertas membuat Sunghoon mengantuk dan memejamkan mata—berniat untuk istirahat sebentar.

Lagipula tidak akan ada yang memarahinya jika ia tidur di ruang osis. Ini kan ruangannya?

Ceklek

Pintu ruangan osis terbuka, menampilkan sosok pria dengan balutan baju SMP dengan tas yang menenteng di tangan kanannya.

"Kak Sunghoon?"

Yang dipanggil tidak menyahut, terlalu asik berkelana di balik gelap gulita.

Pria itu—Nishimura Riki, berjalan mendekat pada sosok Sunghoon yang ketiduran.

Tangan Ni-ki terangkat mengusap surai kakak kelasnya itu.

"Kak Sunghoon? Bangun."

Tubuh Sunghoon menggeliat pelan, ia mengerjap pelan.

"Nishi...?"

Ni-ki membereskan tumpukan kertas yang berceceran di meja dan memasukkan kertas itu pada tas Sunghoon. Tas berwarna biru navy itu ia angkat menggunakan tangan kanan sehingga terdapat dua tas dengan warna yang sangat berbeda di genggaman-nya.

"Yes i am. Ayo pulang kakak sayang. Lanjut tidur di kamar aja," ujarnya lembut. Dan detik selanjutnya Sunghoon telah tertidur pulas di punggung Nishimura Riki.

—————

dilanjut pas nikhun selca, bye.

-senin, 20 september 2021.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang