Bagian sebelas

1.2K 140 2
                                    

"Salah! Ini juga salah! Bisa yang bener dikit gak sih?! Bentar lagi acara bakal dilaksanain tapi gak ada satupun yang benar!"

Ruang osis dengan temperatur suhu udara dingin terasa begitu suram dengan suara sang ketua osis yang terus berteriak marah sedari tadi.

Merasa muak, Jay menahan Sunghoon yang hendak kembali berteriak. "Lo lagi ada masalah? Bisa gak kalau ada masalah gak usah lampiasin ke sini? Gue bukannya mau sok tau, tapi lo dari tadi berlagak seolah semua orang di sini salah selain lo sendiri. Sadar Hoon!"

Sunghoon tersentak pelan mendengar bentakan Jay yang terlalu tiba-tiba. Jujur, ia sadar kok, ia sedang berusaha mengalihkan fikirannya mengenai kejadian kemarin.

"Semua di sini salah," ujar Sunghoon. "Tapi gue yang lebih salah karena nggak bisa buat ini semua jadi benar."

Tubuh Sunghoon yang berdiri tegap tadi terkulai lemas duduk di kursinya. Ia menumpukan kepalanya di atas meja menggunakan kedua tangannya. Matanya bengkak karena terus menangis kemarin dan suaranya juga ikut serak.

"Maaf, maaf gue lagi kacau dan malah lampiasinnya ke kalian. Gue minta maaf."

Siapapun juga tau bahwa Sunghoon tengah berada di titik terendahnya dilihat dari penampilannya yang biasa berwibawa dan rapi namun hari ini malah terlihat berantakan. Suaranya yang tegas dan dingin hari ini sangat serak dan tipis. Matanya yang biasa menatap tajam sekitar hari ini terlihat begitu sendu dan lelah. Ia benar-benar terlihat kacau.

Ditengah keheningan ruang osis tersebut, suara berisik dari luar mengalihkan atensi mereka.

"Gila Ni-ki anak kelas 10 ribut sama pacarnya di kelas 10 Ipa 3!"

Mendengar itu, para anak osis berhamburan menyusul ke kelas itu—terutama Sunghoon yang sontak berlari ke sana juga.

Sunghoon berdiri mematung di depan kelas. Tangan kananya terdapat sweater birunya yang menggantung. Dihadapannya, ada Ni-ki yang membelakanginya sambil menarik kerah gadis yang jelas Sunghoon tau—Reina.

"Maksud lo apa? Mentang-mentang kita dulu pas SMP partner calon ketos dan waketos lo jadi bisa seenaknya ngaku foto itu bukti pacaran kita? Sakit jiwa ya lo sinting!"

Reina bergetar takut sedangkan Ni-ki tak peduli. Ia memang menghargai wanita mengingat sang ibu juga seorang wanita. Namun, terlepas jika orang tersebut pria maupun wanita, Ni-ki takkan segan menyakiti orang tersebut jika orang yang Ni-ki sayang terluka olehnya.

Ni-ki mendorong pelan tubuh gadis itu hingga mengenai dinding. Matanya menatap Reina penuh amarah, namun disatu sisi, air matanya turut menetes. "Gue ngebiarin lo suka sama gue itu karena gue ngehargain perasaan lo Rei, tapi bukan berarti lo bisa seenaknya bertingkah gak tau diri kayak gitu. Gue udah punya pacar! Gue udah punya orang yang gue sayang," ucap Ni-ki penuh penekanan.

"Lo tau gak? Gue berjanji di depan dia, gue berjanji ke diri gue sendiri dia gak akan pernah nangis terluka. Tapi apa Rei? Gue yang bikin dia nangis pada akhirnya brengsek. Dia nangisin gue yang gak ada apa-apanya."

Ni-ki itu, berusaha mengontrol dirinya sendiri. Namun setiap ia mengontrol emosinya, bayangan Sunghoon yang meringkuk di lantai kemarin malam kembali menghantuinya dan membuatnya terus meledak.

"Tapi aku suka sama kamu Ni-ki..."

Lelaki itu tertawa sarkas. "Lalu gue harus apa? Gue ngehargain rasa suka lo ke gue, tapi itu bukan berarti gue harus jadiin lo pacar gue kan? Gue udah punya pacar, kalau gue sayang dan cinta matinya sama pacar gue lo bisa apa Rei? Bahkan lo mau nangis darah sambil sujud depan gue juga gue gak bakal peduli."

Ni-ki tau ia jahat. Namun, sekali lagi, bayangan Sunghoon kembali melintas dipikirannya.

"Lo kaya dan lo terbiasa dapetin apa yang lo mau. Tapi lo harus tau satu hal, dunia gak berputar cuma buat lo. Lo bisa beli apa aja, tapi gue bukan barang dan perasaan gue bukan harga yang bisa lo beli."

"Kalau gitu putusin pacar lo, terus jadian sama gue. Selesai kan?"

Ni-ki tak tahan lagi, tangannya terangkat nyaris menampar gadis itu sebelum pergerakannya terhenti kala merasakan sebuah tangan melingkar pada perutnya.

"Riki... Riki aku nggak jahat, jangan kayak gitu, takut. Maaf Riki, maaf karena gegabah, maaf. Riki aku sayang banget sama kamu."

"Kak Sunghoon..."

—————

kok jadi cringe sih.

-jumat, 24 september 2021.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang