CHAPTER 3

7.3K 681 25
                                    

°•°•°•°

Gadis cantik dengan piama berbahan satin itu tak henti-hentinya menghela nafas. Ia terlalu gugup untuk turun dan duduk makan bersama keluarga dari tokoh ini.

"Okey, okey. Tenang Jenna, tenang."

Menarik nafas dalam dan membuangnya dengan kasar.

"Okey, kita turun.." akhirnya. Ia berbalik dan membuka pintu kamar.

Ceklek.

Kini Thea telah berada diluar kamar. Matanya bergulir kesana kemari menelisik sudut rumah asing ini. Ia melangkahkan kakinya turun dari sana. Mencoba mengikuti arah yang menurutnya mengarah menuju ke ruang makan.

Saat kepalanya celingak-celinguk memerhatikan rumah ini tanpa ia sadari kakinya telah berada didepan meja makan.

"Thea."

Thea tersentak. Sontak ia melihat ke asal suara tadi. Disana duduk tiga orang yang Thea yakini adalah keluarga dari tokoh ini.

Thea menelan salivanya dengan susah payah. Ia dengan pelan berjalan menuju meja makan dan menarik kursi tepat didepan pemuda yang saat ini tengah menunduk memerhatikan handphonenya.

Thea yakin, Pemuda itu pasti Nathan.

Kakak tiri dari tokoh ini.

Thea menatap Nathan. Walaupun wajah Nathan saat ini tengah menunduk, Thea merasa wajah orang ini terlihat tidak asing baginya.

"Gimana kondisi kamu?" Tanya Kiara. Ibu tirinya.

Mendengar pertanyaan Kiara membuat Thea semakin gugup. Thea terdiam sejenak. Ia sedang menetralkan jantung ya.

"Baik, ma." Jawab Thea apa adanya.

Ternyata jawaban Thea tadi membuat orang-orang yang berada disana menjadi terkejut. Sangat Terkejut! Thea bingung dengan reaksi mereka yang sedikit, berlebihan? Ah, kecuali Nathan² itu, pria itu masih sibuk dengan ponselnya.

"M-ma?!" Mata Kiara melotot tak percaya.

Thea melihat kearah Juvan yang terdiam menatap dirinya.

"Ka-kamu panggil tante, mama?" Kiara tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Thea ingat. Ternyata soal itu. Thea jeanee atau tokoh asli dari cerita ini sangat enggan menganggap Kiara sebagai keluarganya. jangankan panggil mama, tante saja dia tidak sudi. Thea memanggilnya dengan sebutan anda atau kadang jalang. Jahat? Kurang ajar? Tentu saja.

Tentu saja mereka kaget. Thea asli selalu meledak jika diajak bicara oleh perempuan itu. Dia bahkan pernah melemparkan makanan bekas kewajah Kiara karena kiara menyarankannya untuk meminum air karena saat itu Thea sedang tersedak.

Mereka kembali menormalkan ekspresinya. Memilih untuk melanjutkan makan malam ini.

"Nathan, taruh handphone kamu." Pintah Juvan.

Mendengar perintah itu membuat pemuda itu dengan patuh mematikan ponselnya.

"Iya, pah." Nathan menurut.

Kini Thea bisa melihat dengan jelas seperti apa wajah pria ini.

!

Mulut Thea terbuka. Matanya berkedip tak percaya. Astaga! Ini wajah kakak kandungnya didunia nyata!

Tangan Thea bergerak menutup mulutnya. Ini! Jelas sekali, bagaimana bentuk wajah bahkan tahi lalat yang berada dipipi kanan pria itu sama persis! Sama persis seperti kakak kandungnya didunia sebelumnya. Astaga, Laura...

Antagonist till ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang