CHAPTER 2

7.9K 694 2
                                    

°•°•°•°

"Eugh."

Terdengar suara lenguhan dari gadis yang sedang terbaring diatas ranjangnya saat ini. Dengan dahi yang berkerut akibat pusing yang sedang ia rasakan saat ini.

Matanya mulai terbuka seiring iris matanya mencoba mengendalikan dan mengatur jumlah cahaya yang masuk.

Samar-samar ia melihat siluet seseorang yang berdiri tidak jauh didepannya.

Orang itu berjalan mendekat kearahnya. Kini gadis itu bisa melihat dengan jelas siapa itu. Wanita paruh baya dengan pakaian khas pembantu pada umumnya.

"Non Thea?" Tanya orang itu.

Gadis yang dipanggil Thea itu mulai sadar sedikit demi sedikit.

Ia menatap wanita asing yang kini berdiri disampingnya.

"Siap-"

Eh?

Thea terdiam. Suaranya, ia bingung dengan suaranya. Tidak, memang itu jelas suara milik Thea. Tapi kenapa? Ini bukan suara miliknya, Ini bukan milik Jenna.

"Suara, suara aku kok beda..."

Kini Mata Thea bergulir mengitari ruangan ini. Ini terlihat seperti sebuah kamar tidur, Namun ini bukan kamar miliknya. dengan desain lampu-lampu yang menjuntai dilangit-langit kamar yang entah kenapa terlihat sangat indah, cat kamar berwarna hitam dan putih- nggak! Kamarnya berwarna Pink, ini bukan kamarnya.

"Non? Non Thea?" Tanya wanita.

"H-hah?" Thea masih linglung.

Wanita itu menyuruh Thea untuk duduk terlebih dahulu dan Thea menurutinya.

Setelah ia berpidah posisi menjadi duduk, Thea kembali menatap wanita paruh baya itu. "Tadi ibu manggil aku siapa?"

Wanita itu mengerutkan keningnya bingung. "Ibu?" Tanyanya bingung. "Kok ibu? Tumben non Thea manggil gitu?" Raut wajah bibi terlihat bingung.

Gadis itu pun ikutan bingung. Thea. Nama yang terdengar sangat tidak asing ditelinganya.

"Tapi.... tapi aku Jenna." Kata gadis itu pelan. Sangat pelan, sampai-sampai bibi pun harus bertanya kembali.

"Apa non?" Tanyanya.

Jenna menggel, ralat. Thea menggeleng cepat. "Bi, nama panjang aku siapa? Boleh ambilin cermin nggak?" Pertanyaan dan permintaan Thea langsung diangguki oleh bibi. Namun bibi terlebih dahulu pergi mengambil cermin kecil yang diminta Thea.

Saat Thea melihat wajahnya dipantulan cermin. ya itu memang wajahnya.

"Thea jeanee. Itu nama panjang non." Diam-diam bibi bertanya-tanya ada apa dengan majikanya ini. Kenapa nama sendiri bisa lupa.

Deg.

Thea menelan salivanya dengan susah payah. Kenapa begini? Ada apa?

Dengan panik Thea kembali bertanya. "Bibi kenal Laura? Kak Gevan? Bibi tahu anjing aku namanya owel?" Pertanyaan beruntun ia berikan.

Bibi terlihat bingung. "Itu siapa non?"

Mampus.

Thea benar-benar kalut.

"Ka-kalau ini, bibi tau Fanya? Dini? Ahh! Bibi tau kak Nathan?!" Tanyanya. Dalam hati Thea berdoa semoga wanita paruh baya yang dipanggil bibi namun asing menurutnya ini tidak tahu dengan orang-orang itu.

Karena, Orang-orang itu hanya nama-nama tokoh novel yang sembarangan saja ia sebutkan. Entah kenapa feeling nya malah mengarah ke mereka, karena nama yang bibi sebutkan sama persis seperti yang ada di novel.

"non Fanya, non Dini, Den Nathan bibi tau non." jawab bibi. "Non Thea, kepala non sakit atau bagaimana?" Bibi semakin tidak mengerti dengan majikannya yang satu ini.

Balik lagi ke Thea.

Thea mengusap kasar rambutnya. Ia mengigit jarinya karena ia benar-benar gugup. Ia kalut, bingung.

Thea pernah baca tentang hal ini. Dimana ada seorang gadis yang tiba-tiba saja bangun ketubuh milik orang lain dan tubuh asli miliknya telah hilang atau dia dinyatakan meninggal. Jiwanya berpindah ketubuh orang lain. Gadis itu bertransmigrasi.

Tapi Thea tidak ingin langsung menyimpulkannya. Dia masih bingung, sungguh!

"Bi, Bibi kenapa disini?"

"Jagain non Thea."

"Aku? Memangnya aku kenapa?"

Raut wajah bibi berubah menjadi sendu. "Non Thea kemarin pingsan setelah makan malam. Saat dokter periksa.... Ternyata non Thea keracunan." Jelas bibi sedih.

Otak Thea kembali berpikir.

"Kemarin? Aku tidur dari kemarin malam?"

"Iya non."

Wow. Thea menatap bibi dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia seperti mengingat adegan seperti ini. "Bi, nama bibi siapa?" Tanyanya dengan wajah yang penuh selidik.

Wajah bibi berubah kaget. "Eh? Bukannya non udah tau?"

"Jawab aja bi."

Menunggu jawaban bibi membuat jantung Thea kembali berdetak cepat. Tolong! Tolong jangan bibi yang itu. Pintanya.

"Nama bibi, bi arsih."

....

Damn.

Benar. Thea sedikit mengerti sekarang.

Kejadiannya saat ini sama persis dengan buku yang kemarin malam dia baca.

Ia masuk kedalam Dunia novel. Tidak salah lagi.

Semua nama yang menjadi tokoh disana sama persis seperti yang bi Arsih katakan. Ah ya, dan juga Thea- ralat Jenna mengingat tentang detail kamar Thea Jeanee. Ya, lampu-lampu yang menjutai ini adalah ciri khas kamar Thea Jeanee.

Thea terkekeh. Masih terkejut dengan kenyataan saat ini.

Ia menatap bi Arsih yang sedang menatap sendu kearahnya. Topeng.

Thea ingat adegan ini. Thea jeanee memang pernah keracunan makanan hingga ia tertidur selama 1 hari satu malam.

Dan penyebabnya adalah wanita disampingnya ini.

Hingga akhir cerita pun bi Asrih tidak ketahuan sedikit pun bahkan tidak ada seorangpun yang curiga kepadannya, walaupun kedepannya akan lebih banyak lagi kejahatan yang akan ia lakukan secara diam-diam kepada Thea. Thea kagum dengan aktingnya.

"Jam berapa bi? Aku lapar." Tanya Thea dingin.

Bi arsih tersentak. Kemudian Ia mengangguk paham. Majikanya yang satu ini telah kembali normal. Kembali berbicara dengan nada dingin nan datar. Ia sedikit, atau bahkan sangat kecewa Karna racunnya tidak terlalu berdampak kepada Thea.

"Jam tujuh malam, non."

Thea mengangguk mengerti. Sisa satu jam lagi sebelum makan malam. "Bibi keluar aja, aku mau siap-siap sebelum makan malam."

Bi arsih pun pamit dan keluar dari sana.

Sekarang Thea sendirian didalam sini. Ia mengusap kasar wajahnya. Astaga, dia masuk kedalam novel?

Bagaimana dengan tubuh aslinya? Padahal dia hanya tidur malam. Tapi kenapa?

Thea berdecak kesal. Dia mau protes tapi sama siap- ah! Thea ingat sekarang!!

Laura! Gadis itu. Dia mengingat kalau temannya itu berkata bahwa gambaran wajah antagonist itu adalah wajah miliknya. Laura, gadis yang menciptakan novel ini.

Thea kesal, marah, dan juga kecewa. Ada banyak yang ia tinggalkan dikehidupan aslinya. Dia tidak rela.

Dan juga, kehidupannya Thea Jeanee yang jauh berbeda dengannya. Tolong.

Thea nggak mau ini semua.

°•°•°•°

Vote & comment. ILY guys ♡

Bersambung...

Antagonist till ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang