CHAPTER 6

5.9K 490 10
                                    

Song recommend
(Clouds- before you exit)

°•°•°•°

Angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah Thea membuat gadis itu terkikik geli karena helaian rambutnya yang menyentuh permukaan wajahnya.

Setelah pulang sekolah, Ia tak henti-hentinya memikirkan kejadian tadi siang bersama Kenan. Seumur hidup, Thea atau lebih tepatnya Jenna tidak pernah berbicara sekasar itu. Sungguh, Jenna dengan sifatnya yang lemah lembut tentu saja bingung sendiri dengan sifatnya yang berubah drastis seperti tadi, Jenna berniat meminta maaf kepada Kenan.

Sedangkan Thea. Gadis itu memang sering berbicara dan bertindak kasar. Namun dia punya pengecualian,dan pengecualian itu adalah Kenan. Thea sama sekali tidak pernah berani berbicara ataupun bertindak kasar terhadap pria itu, walaupun perlakuan pria itu terhadap Thea yang seakan-akan ingin membunuhnya, Thea hanya terima, terima saja. Tidak berani melawan.

Gadis itu menghembuskan nafas panjangnya. Dia bingung sekarang harus apa.

Setelah meminta maaf kepada Kenan. Gadis itu memilih untuk tidak berurusan dengan seluruh tokoh utamanya agar ending yang diharapkan cepat terselesaikan tanpa adanya gangguan dari dirinya. Jika dia memiliki kesempatan untuk bertemu sekali saja dengan Laura. Gadis itu terlebih dahulu meminta maaf karena mengacaukan jalan cerita dinovel buatanya. Biarlah, salah Laura juga yang udah pakai mukanya tanpa persetujuan terlebih dahulu.

Thea berniat turun kebawah untuk menonton televisi. Juvan dan Kiara akan kembali dalam 5 jam lagi, mereka lembur.

Sesampainya dibawah dia tidak menemukan bi Asrih ataupun Nathan disana. Thea mengedikan bahunya dan mulai selonjoran disofa sambil memutar drama favorite nya akhir-akhir ini. Hometown cha cha cha.

Kalian nonton nggak?

Tap.

Tap.

Thea membalikan tubuhnya saat mendengar suara langkah kaki seseorang. Orang itu Nathan.

Pria itu sama sekali tidak melirik keberadaan Thea didepan sana, dia terus berjalan menuju meja makan.

Thea menatap sendu Nathan. Jika dikehidupan nyata, ia dan kakak kandungnya akan menghabiskan malamnya diluar sana. Thea sangat sedih, apalagi wajah yang dimiliki Nathan sama persis dengan wajah kakaknya.

Thea memerhatikan gerakan Nathan dari mulai mengambil piring, nasi, hingga lauk. Thea berinisiatif untuk ikut makan bersama Nathan.

Thea melompat dari sofa dan berjalan kearah dapur. Ia melakukan hal yang sama seperti yang Nathan lakukan. Saat ia ingin duduk dikursi makan, Nathan bersuara.

"Ngapain lo disini?" Tanyanya tak suka.

Thea mengangkat piringnya. "Makan." Jawabnya singkat.

Thea mulai menyendokan nasinya dan memasukan kedalam mulutnya. "Hap." Thea mengunyahnya sampai-sampai matanya berbentuk bulan sabit saking senangnya.

Nathan berdecak kesal. Ia menjadi tidak selera makan, Nathan berdiri, berniat pergi dari sana.

Thea yang melihat gerak-gerik Nathan cepat-cepat menelan makanannya. "Kakak mau kemana?" Tanyanya.

Nathan melirik tajam gadis itu. Dia tidak menjawab pertanyaan Thea dan memilih untuk mengambil air putih untuk diminum.

Thea yang mulai mengerti alasan Nathan seperti ini, membuatnya merasa bersalah dan juga sedih. "Kakak nggak jadi makan karena aku ya?"

Nathan hanya diam. Nathan mengisi kembali gelasnya.

"Aku bisa makan di depan televisi. Kakak makan aja disini kalau nggak suk--" ucapan Thea terpotong.

Antagonist till ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang