CHAPTER 11

5.4K 495 20
                                    

°•°•°•°

Semilir angin menerpa wajah kedua orang yang saat ini tengah duduk diam dibangku taman belakang sekolah. Suasana hening yang ditimbulkan oleh mereka berdua sendiri.

Thea dan Gara.

Selepas pria itu membawa Thea keluar dari sana, ia membawanya ke tempat ini, Gara hanya menyuruh Thea untuk duduk dibangku taman itu sambil membiarkan gadis itu tenang sedikit demi sedikit.

Keduanya sama-sama menghela nafas.

Mereka melirik satu sama lain secara diam-diam.

Salah satu dari mereka menarik nafas sebentar sebelum memulai percakapan.

"Mak-"

"Lo-"

Mereka berucap dengan waktu yang sama. Hal itu membuat keadaan semakin canggung.

"Lo dulu-"

"Kam-"

Lagi. Mereka melakukan hal yang sama.

Thea terkekeh kecil karena itu sedangkan Gara telah memalingkan wajahnya kearah lain.

"Lo duluan." Ucap Gara, kini pria itu kembali menatap Thea disebelahnya.

Thea menganggukan kepalanya. Gadis itu tidak menatap Gara disebelahnya. "Makasih." Ucapnya tulus. "Mungkin aja dia bisa ngelakuin hal yang lebih dari yang tadi, kalau aja kamu nggak dateng." Sambungnya.

Gara menyerit bingung. "Gue pikir lo bakalan marah karena gue pisahin tadi."

Mendengar itu sontak membuat Thea menatap kearah Gara. "Nggak! Ngapain marah? Malahan aku senang kamu ngehajar dia." Ucap Thea dengan pelan diakhir kalimat.

"Lo seneng, gue hampir bunuh dia tadi?"

Thea sontak tertawa mendengar itu. "Nggak gitu juga."

Gara menundukkan wajahnya dan menatap sepatunya. "Bisa ya, lo suka sama orang kayak gitu."

"Gue denger dia udah ada pacar. Tapi--" Gara menjeda ucapannya. Pria itu mengangkat wajahnya menatap Thea dari samping. "Lo selingkuhannya?"

Thea yang mendengar itu sontak menatap kearah Gara. "Nggak!" Tegas gadis itu. "Aku bukan selingkuhannya dan nggak akan pernah. Kejadian tadi juga bukan keinginan aku, itu semua terjadi karena Kenan." Seru gadis itu.

"Tapi tindakan lo selama ini seakan-akan nunjukin kalau lo gapeduli dengan status itu. " Status yang dimaksud Gara ( selingkuhan. )

Thea mengehela nafas jengah. "Ya, itu dulu. Sekarang udah enggak." Kesalnya.

Gara yang melihat reaksi Thea hanya menganggukkan kepalanya. "Iyain."

"Aku juga nggak ngerti." Ucap Thea tiba-tiba.

"Apa?" Gara.

Thea menghela nafas sebelum melanjutkan apa yang ingin dia katakan. "Aku juga bingung. Mana pacarnya baik banget. Kok tega ya?"

Thea melirik Gara yang terdiam disampingnya. Pria itu kini beralih memainkan sepatunya kembali.

"Oh iya, kamu kok tau aku ada disana?" Tanya Thea. Benar juga, pria itu tahu keberadaannya dari mana.

"Dari Dini. Katanya lo mau nemuiin pak Edi. Apaan, pak Edi aja nggak masuk." Ujarnya.

"Pak Edi nggak masuk?"

Gara mengangguk. "Huh. Jadi adik kelas tadi suruhan Kenan?" Tanya Thea kedirinya sendiri.

"Bisa jadi." Jawab Gara.

Antagonist till ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang