CHAPTER 7

5.7K 515 33
                                    

°•°•°•°

Setelah kejadian dimana Thea mengingat cerita awal tentang kisah Thea dan Nathan. Gadis itu menjadi canggung dan merasa bersalah ketika bertemu Nathan.

Thea ingin sekali meminta maaf, Sungguh. dia ingin sekali memperbaiki semuanya dari awal. Mengingat juga tokoh Nathan yang termaksud salah satu faktor yang membuat dirinya mati mengenaskan dan berakhir di patung rumah keluarga Kenan. Nggak banget.

Peduli setan dengan jalan cerita novel ini yang menjadi berantakan. Tujuan Thea saat ini adalah meneruskan dan menyaksikan sendiri ending yang memang telah ditentukan oleh Laura untuk novel ini. Namun tanpa ada campur tangan dirinya didalamnya, Biarkanlah Kenan dan Tamara menjadi pasangan tanpa adanya gangguan sedikit pun.

Saat ini Thea sedang memakai sepatu sekolahnya, mengenai kendaraanya menuju sekolah nanti, semalam Thea beralibi kepada Juvan bahwa ia sempat hampir kecelakaan ketika menggunakan kendaraan roda dua itu. Juvan yang mendengar itu menjadi was-was takut terjadi sesuatu kepada Thea. Dia tanpa babibu langsung pergi kembali kekantor, mengambil mobil yang memang dia tinggalkan disana, mobil itu sudah lama tidak digunakan namun mesin maupun bentuknya tidak ada masalah.

Thea memeriksa tasnya karena takut jika ada yang ketinggalan. Mata Thea tak sengaja menangkap tubuh Nathan yang sedang berjalan menuju ke meja makan. Ya, Nathan akan sarapan seperti sebelumnya.

Thea menelan salivanya gugup. Hatinya terus berteriak bahwa ia harus meminta maaf saat ini juga. tapi entah kenapa tubuhnya seolah tidak mengijinkan itu, Ada apa sebenarnya.

Helaan nafas panjang keluar dari mulut gadis itu. Biarlah, timing saat ini juga sepertinya tidak tepat.

Thea mengenakan tasnya dan berjalan kearah pintu masuk. Sebelum pergi, ia memutuskan untuk berpamitan kepada Nathan. Tapi dia ragu...

Thea mengepalkan tangannya. gadis itu menggeleng kuat-kuat kepalanya dan memilih keluar dari sana.

---

Thea turun dari mobilnya yang baru saja dia parkirkan. Kakinya berjalan sepanjang koridor untuk mencari kelasnya, 11 IPA 2. Arkan mengatakan bahwa kelas itu berada dilantai tiga.

Thea naik kelantai dua. Ditengah perjalananya naik kelantai itu, lagi-lagi dia bertemu dengan Kenan.

Ya, Kenan,

Dan perempuan disebelahnya...

ah, Itu dia. Pemeran utama wanitanya, Tamara Agatha.

Kenan dan Tamara. Mereka yang saat itu akan turun kelantai satu otomatis akan berpapasan dengannya yang berniat naik kelantai dua.

Mata Thea tak sengaja menangkap kedua tangan mereka yang bertautan.

Kenan yang melihat kehadiran Thea sontak tersenyum sinis. Dia menarik Tamara mendekat kearahnya.

Tamara yang pada awalnya memang sangat takut terhadap Thea cepat-cepat menunduk dan membiarkan aksi Kenan yang memanas-manasi Thea.

Thea menautkan alisnya bingung. Pasalnya Kenan sendikit menghalagi jalannya.

"Boleh minggir, nggak? Aku mau lewat." Pintah Thea.

Kenan hanya diam. Tangan pria itu beralih mengelus-elus pundak Tamara yang masih menunduk takut.

Thea yang melihat Kenan tidak merespon ucapannya sama sekali menjadi jengah sendiri. Tanpa pikir panjang Thea memilih jalur disebelah Kiri. Namun lagi-lagi Kenan menghalanginya, Kekanan, Sama juga.

Antagonist till ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang