CHAPTER 9

5.5K 530 16
                                    

°•°•°•°

Sudah seminggu lebih berlalu. Selama itupun sosok Thea yang baru kini menjadi perbincangan hangat disekolahnya.

Thea juga sudah seminggu penuh ini selalu menghindari Kenan dan Tamara. Dia kali ini benar-benar yakin atas keputusannya. Dia tidak akan masuk kedalam kisah mereka apapun itu alasannya. Biarlah antagonist baru yang entah siapa itu menggantikannya.

Saat ini gadis cantik itu tengah dalam perjalanan menuju ruang musik bersama dengan Fanya. Kali ini Thea telah resmi menjadi anggota Club music.

"Kayaknya ini rapat buat nentuiin siapa yang jadi perwakilan dari kita." Ujar Fanya.

"Perwakilan apa?"

"Ya, buat acara ultah sekolah nanti. Kan bentar lagi." Sambung Fanya.

Deg.

Thea yang mendengar itu sontak menghentikan langkahnya. Dadanya tiba-tiba saja berdetak sangat cepat. Itu, itu adalah hari kematiannya.

Fanya merasakan langkah kaki Thea yang tidak terdengar lagi ikut menghentikan langkahnya. "Kenapa, the?" Tanyanya didepan sana.

Thea tersentak. Ia menelan salivanya sembari mengedip-ngedipkan kedua matanya. "Nggak papa." Thea kembali melanjutkan langkahnya. Bahkan ia melewati Fanya dibelakang sana.

Fanya menatap Thea dengan penuh kebingungan. Tak ingin terlalu memikirkannya, gadis itu menyusul Thea didepan sana.

---

"Kali ini, kita duet aja ya? Ada empat orang yang bakalan berpartisipasi dalam acara ini. Yang berarti ada dua penampilan yang bakalan kita tunjukan." Seru Sean. Selaku ketua club music saat ini.

Seluruh anggota setuju dengan itu. "Gue tahu ini egois. kali ini bukan siapa yang berminat dia yang ikut. Tapi kali ini gue dan juga Killa, selaku wakil ketua club saat ini. Yang nentuiin siapa yang akan ikut nanti. Gapapa kan?" Ujar Sean.

Seluruh anggota berteriak "ya, gapapa."

Sean tersenyum senang. "Okey, gue bakalan mulai umumin siapa aja yang bakalan ikut tahun ini."

Mata Sean tak sengaja menangkap sosok Thea yang sedang melamun dipojok sana. "Sejujurnya. Gue dari awal udah milih Thea sebagai salah satu kandidatnya. Waduh, kayak pemilu ya." Ucap Sean.


Thea. Gadis itu seakan tuli. Dia benar-benar hilang fokus sejak tadi, Sejak Fanya memberitahukan tentang acara ini.

"Tapi, seperti yang kita lihat disana." Sean menunjuk kearah Thea yang sedang melamun. "Sepertinya teman kita yang satu itu sedang banyak masalah. Jadi gue bakalan ganti."

Seluruh anggota terkikik kecil melihat Thea yang tidak bergeming sama sekali. Fanya? Gadis itu bahkan sudah tertawa keras saat ini.

"Fanya? Lo bisa kan?" Tanya Sean.

Fanya sontak terdiam. "Gue? Bisa kok. Sama siapa?" Tanya Fanya.

Sean menganggukkan kepalanya. "Bentar. Arkan, lo bareng Fanya mau ya?"

Ya Arkan. Arkana Harun. Dia juga salah satu anggota disini.

Arkan, pria itu tanpa basa-basi menganggukkan kepalanya setuju. Memangnya dia bisa menolak?

Fanya yang mendengarkan pasangan duetnya adalah Arkan, diam-diam menggulum bibirnya.

Antagonist till ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang