CHAPTER 10

6K 561 49
                                    


°•°•°•°

Arkan memerhatikan Thea dari arah samping. Dengan badan yang bersandar didinding dan tangan yang melipat didepan dada. Pria itu hanya diam sambil memerhatikan kegiatan gadis itu.

Jam sudah menunjukan pukul 8:25 malam. Yang berarti sudah satu jam lebih mereka berada ditempat ini. Toko buku.

Arkan meminta tolong kepada Thea untuk membantu dan menemaninya memilih hadiah ulang tahun untuk adik perempuannya. Pria itu berkata bahwa adiknya menyukai segala macam yang berbau novel. Arkan meminta bantuan kepada Thea untuk memilihkan 10 novel apapun itu genrenya.

"Arkan, gimana kalau adik kamu nggak suka bukunya?" Thea.

"Dia pasti suka kok." Jawab Arkan.

Sejujurnya, Arkan sendiri tidak mengerti, entah sejak kapan dia mulai berbicara kepada Thea menggunakan kata 'aku' seperti saat ini. Pria itu berpikir, ia hanya mengikuti gaya bicara yang Thea gunakan.

Thea yang mendengar jawaban Arkan hanya menghela nafas pasrah. Sudah sembilan buku yang dipilih gadis itu. Tertinggal satu buku lagi sebelum mereka pergi untuk membayar.

"Kamu ambil juga. Terserah mau berapa." Ujar Arkan tiba-tiba.

Mendengar itu sontak membuat Thea menatap Arkan. "Nggak usah."

"Ambil aja. Tanda terimakasih."

"Nggak perlu. Novel aku masih banyak."

"Ya, tambah lagi biar lebih banyak."

Thea. Gadis itu memilih diam daripada melanjutkan percakapan mereka. Matanya mulai mengitari keseluruh rak buku yang berisikan surga dunia bagi mereka yang menyukai novel.

"Udahlah." Thea melewati Arkan dan mengambil sebuah buku yang berada dibelakang pria itu. "Lho, kok buku ini ada disini?" Tanya Thea bingung.

Pasalnya. Buku itu pernah ia baca sebelumnya didunia nyata. Sejujurnya saat sampai ketoko buku ini, Thea terus saja bertanya-tanya siapa yang menulis buku-buku sebanyak ini. Thea lagi-lagi berpikir seberapa menakjubkannya dunia novel ini.

Thea tanpa pikir panjang langsung memasukan buku itu kedalam keranjang. Kini gadis itu menatap Arkan yang masih diam memerhatikannya. "Tunggu apa lagi? Ayo bayar." Ajak Thea.

Sebelum menjawab, pria itu terlebih dahulu membasahi bibir bagian bawahnya. "yakin, nggak mau ambil apa-apa?" Tanyanya sekali lagi.

Thea dengan mantap menganggukkan kepalanya.

Melihat jawab Thea membuat pria itu berdecak kesal. Dia tidak enak, namun dia tidak ingin memaksa gadis itu. Tangan Arkan bergerak mengambil keranjang Thea dan menarik gadis itu mendekat kearahnya.

"Kita singgah makan bentar, ya?"

Thea membentuk tanda 'ok' dijarinya sebagai jawaban. Arkan melingkarkan tangannya dibahu gadis itu dan mereka berjalan kearah kasir.

Selesai Arkan membayar semua total belanjaanya. Kini mereka berdua tengah dalam perjalanan menuju restoran makan yang berlokasi didekat toko buku itu.

Saat sedang berada dipintu masuk, mereka berdua berpapasan dengan Fanya yang hendak keluar dari sana.

"Fanya?" Panggil Thea.

Saat itu Fanya sedang menunduk memeriksa tasnya. Mendengar seseorang memanggilnya, sontak membuat ia mengangkat wajahnya. Detik itu juga mata gadis itu melotot sempurna. "Lho?" Mata Fanya kini beralih menatap Arkan. "Kok barengan?!" Pekiknya.

Mata Fanya tak sengaja menangkap tangan Arkan yang sedang menggandeng lengan Thea. Fanya yang melihat itu menatap geli kearah mereka. "Ehem, ehem. Official nih ceritanya?" Godanya.

Antagonist till ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang