CHAPTER 8

5.6K 505 15
                                    

°•°•°•°

"Thea, kita balik ya." Pamit Juan.

Ketiga pria itu berniat untuk kembali kerumah masing-masing setelah menyelesaikan tugas kelompok yang berlangsung selama tiga jam sebelumnya.

"Iya, hati-hati." Thea mengantarkan ketiga pria itu hingga depan gerbang rumahnya.

Juan dan Fano telah lebih dulu menjalankan motornya dan menjauh dari pekarangan rumah Thea.

Thea memerhatikan kedua pria itu hingga berada diujung sana. Thea mendadak melupakan seseorang yang kini tengah duduk diatas motornya memandang Thea dalam diam.

Setelah Thea memastikan kedua orang itu telah jauh, dia berniat untuk kembali kedalam rumah.

Saat ingin memutar tubuhnya, Thea terlonjak kaget melihat kehadiran Gara yang memang dari tadi berada disana.

Thea mundur beberapa langkah sambil memegang dadanya. "Astaga...." Kagetnya.

Thea menatap Gara yang memandang dingin kearahnya. Kemudian gadis itu tekekeh. "Maaf, maaf. Aku lupa kalau ada kamu."

Gara diam, dia hanya fokus memerhatikan Thea.

"Kenapa belum balik?" Tanya Thea.

Gara yang mendengar itu cepat-cepat memasang helm fullfacenya.

Thea mendadak panik. "Nggak gitu. maksudnya, kalau ada yang mau dibicar--"

"Makan."

"Apa?"

"Makan, Habisin."

Setelah mengatakan itu, Gara mulai menjalankan motornya menjauh dari sana. Thea melihat sebuah motor yang datang dengan arah yang berlawanan  dengan Gara. Motor itu mendekat kearahnya.

Pengendara itu berhenti tepat didepannya. "Dengan Thea jeanee?"

Orang itu seorang driver makanan. Thea mengangguk. "Iya, dengan saya sendiri." Jawabnya.

"Okey." Mas driver itu turun dari atas motornya dan mengambil beberapa plastik yang berisikan makanan-makanan berat.

"Ini pesanannya mbak." Ujar mas driver sambil meyerahkan plastik itu.

Thea dengan penuh kebingungan mulai menerimanya. "Tapi saya nggak pesan apa-apa, mas."

Mas driver membuka ponselnya. "Makanannya udah dibayar mbak, pemesannya juga bilang kalau ini untuk Thea Jeanee?" Mas driver ikut bingung.

Thea terdiam sejenak. Tiba-tiba saja pipinya berubah warna menjadi merah tomat. Thea menggulum bibirnya sambil berusaha menyembunyikan senyum yang memaksa ingin mengembang.

"Eh? Kenapa mbak?"

Thea menggeleng. "Nggak papa mas, makasih mas." Thea mengangkat plastik itu dan bergegeas masuk kedalam rumah sambil sedikit berlari.

Mas driver sendiri terdiam terheran-heran. Ia mengedikan bahunya acuh dan kembali naik kemotornya. Melanjutkan pekerjaaannya.

Antagonist till ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang