2. Apakah Ini Mimpi?

865 59 15
                                    

"Kamu ingat saya, Tuan Putri?" tanya Avvanz tiba-tiba.

"Tuan Putri? Maksudnya? Saya aja baru kenal Bapak beberapa menit yang lalu, Pak," jawab Hanna terkejut.

Siapa yang tidak terkejut dengan sapaan aneh beberapa detik yang lalu itu? Apa katanya? Tuan Putri? Dia kira ini masih dalam masa kerajaan?

Avvanz memejamkan matanya sejenak. Ia menghubungkan telepatinya lagi dengan seseorang yang seolah di dalam tubuhnya.

"Ehh, Pengawal! Jangan sebut nama Tuan Putri dulu! Calon istri saya belum ingat penuh tentang masa lalunya! Awas aja dia curiga gara-gara mulut kamu yang asal ceplos!" ucap seseorang di dalam sana.

"Aduhh! Maaf, Pangeran. Saya juga lupa," balas Avvanz cekikikan.

Avvanz kembali fokus ke dunianya sekarang.

"Eh, bukan begitu, Hanna. Kamu, kan, perempuan. Jadi bisa saja saya sebut Tuan Putri. Sudah, lupakan saja. Ini ada titipan buat kamu," ujar Avv membenarkan.

Avvanz memberikan sebuah gelang merah darah dengan motif bandul kecil bermotif seperti taring. Gelang yang ia berikan adalah gelang dari Pangeran yang masih di kurung karena kesalahan yang ia buat.

Dan di dalam gelang itulah tempat Pangeran berada. Di kurung di bawah kegelapan. Pangeran Iyllo Assensio.

"Ini gelang buat saya, Pak?" tanya Hanna sembari menerima gelang itu.

"Bukan. Itu buat lengan tangan kiri kamu!"

Hanna memutar bola matanya jengah. Ia kira dosen tampan seperti ini seorang yang killer dan berhati dingin. Ini malah kebalikannya.

"Sekarang pakai gelang itu, Hanna. Ada seseorang yang menunggu kamu memakai gelang itu."

Dengan tanpa menaruh curiga, Hanna memakai gelang berwarna merah darahnya itu. "Memangnya siapa, Pak?"

"Kamu ga usah kepo. Tinggal pakai saja kok ribet!" cerocos Avv, dosen cerewet yang baru kali ini Hanna kenal.

"Atas dasar apa, ya, Bapak ngasih saya gelang?" tanya Hanna bingung.

"Atas dasar perintah lah. Edan kali kalau saya ngasih kamu gelang atas dasar cinta. Nggak mungkin banget!"

"Saya, kan, nanya, Pak. Dasar dosen aneh!" Avv mengedikkan bahunya acuh.

Gelang sudah terpakai di lengan Hanna. Cocok dengan kulitnya yang putih. Bersamaan dengan itu, seseorang muncul dari bandul gelang itu. Hanna tidak bisa melihatnya. Hanya Avv yang bisa.

Iyllo Assensio. Ya ... dia sudah bebas dari penjara dunia bayangan hitamnya.

Iyllo muncul dengan membawa teka-teki yang akan masuk ke kehidupan Hanna di dunia. Iyllo muncul yang akan menjaga Hanna, atau bahkan malah melukai Hanna. Dengan Avv, Pengawal setia Iyllo yang sudah ratusan tahun, mampukah Iyllo mengembalikan ingatan Hanna yang sudah di hapus oleh ayahnya Iyllo sendiri?

"Gelangnya kenapa aneh, ya, Pak?" tanya Hanna sembari mengamati gelangnya tanpa memperhatikan sekitarnya bahwa dirinya sudah tidak berada di tempat sebelumnya.

"Pak Avvanz dapat dari man--na gelang ini?" Di akhir kalimatnya, Hanna mengecilkan suaranya.

Jantungnya seirama dengan deruan napasnya yang tidak beraturan. Bagaimana bisa? Ada apa dengan dirinya? Kenapa tiba-tiba dia sudah ada di apartemennya?

"Pak Avvanz!!!" seru Hanna memanggil dosennya.

Percuma saja. Di apartemennya benar-benar tidak ada siapapun selain dirinya. Apa yang terjadi? Ada apa dengan dunia? Kenapa tiba-tiba aneh?

Satu PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang