Lanjut baca, yaaa.....
***
"Hidup dan matiku, terkait dengan gugurnya satu persatu bunga-bunga tersebut."
Semua ucapan ataupun dongengan Iyllo mampu membolak-balikan perasaan Hanna.
Hanna kaget. Benarkah manusia seperti dia bisa mengetahui kapan lahir dan matinya? Apakah dia pimpinan alam?
Iyllo tersenyum kala mengetahui ketidakpercayaannya Hanna. Hanna kira, dirinya sedang berdongeng?
Hanna memundurkan badannya saat melihat seringai jahat senyuman Iyllo.
Apakah dia akan mencelakai Hanna? Apakah dia sebenarnya manusia jahat? Apakah dia pembunuh? Psikopat? Atau ... jangan-jangan vampir?
Kalau vampir, kenapa tidak ada gigi taringnya?
"Inilah aku. Manusia terkutuk, Hanna."
"Makhluk terkutuk?!"
"Iya, Hanna."
"Kenapa? Kenapa ada makhluk seperti kamu?!!"
Hanna tiba-tiba bertanya dengan wajah ingin taunya.
"Karena supaya aku yang tampan tiada duanya ini ada," jawab Iyllo.
"Aku serius, Iyllo."
Mendengar Hanna memanggil namanya saja membuat hati Iyllo menghangat. Seperti inikah efek jatuh cinta?
Anehnya, Hanna tidak merasakan takut sedikit pun.
"Kalau kamu serius, ayo pulang ke istana. Kita nikah besar-besaran!"
Hanna menyebikkan bibirnya kesal. "Tau ah! Menyebalkan!"
Iyllo mengikuti langkah Hanna yang sedang kesal berbalik ke belakang. Membujuknya supaya tidak marah lagi.
"Astaga, kenapa calon istriku ngambekan sekali?"
"Minggir! Singkirin tangan kamu!" perintahnya sinis saat Iyllo memegang lengan Hanna.
"Maafkan aku, Hanna."
Kali ini, Iyllo bernada serius.
"Apa?!"
"Aku akan jelaskan, tapi ...," ucap Iyllo menggantung.
"Tapi apa?!"
Iyllo mengangkat tangan kanannya, menunjukkan jari kelingkingnya.
"Janji jangan marah? Janji harus percaya?"
Keduanya saling berhadapan. Matanya menatap lurus saling tatap. Hitungan detik ke lima, Hanna mengedipkan matanya pelan.
Sedikit ragu untuk mengangguk, akhirnya dengan pelan ia mengiyakan. Lalu, saling menautkan jari kelingking kanannya.
"Apakah makhluk seperti kamu jahat?"
"Kalau aku jahat, apakah aku pernah melukaimu?" Iyllo membolak-balikan pertanyaan Hanna.
Hanna bingung, bagaimana cara menanggapi.
"Dari mana datangnya kamu?" Hanna terus memberanikan diri untuk bertanya.
Angin seakan menjadi saksi bisu keberadaan mereka berdua.
"Sebenarnya ... golongan kami sama seperti kalian, manusia biasa."
Otak Hanna sudah mulai berputar-putar mendengar Iyllo mengatakan manusia biasa.
Memangnya, Iyllo manusia apa kalau bukan manusia biasa?
"Lalu, kenapa kamu punya kekuatan super? Apakah kamu keturunan raja seperti di film-film?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Purnama
FantasySetiap hari Hanna merasakan ada pelukan hangat di tubuhnya. Tiba-tiba ia melihat sebuah gelang mengerikan berbandul taring merah darah yang melingkar di pergelangan tangannya. Beberapa kali ia buang karena dianggap membahayakan hidupnya. Tapi, gelan...