Vote sebelum membaca. Comment and share setelah membaca:)
|||
"Ja-jangan bu-nuh a-aku ...," rintih Hanna terbata ketakutan.
"Maafkan aku ...," ujar Hanna memohon.
Pria misterius semakin melangkahkan kakinya mendekati Hanna yang sudah mentok di tembok kamarnya.
Pria misterius memejamkan matanya. Terasa ada seseorang yang memanggilnya, i lantas menghubungi seseorang itu lewat telepatinya.
"Pangeran, jangan ceroboh. Saya mohon, Pangeran!" ujar seseorang di dalam sana dengan nada panik.
"Lalu aku harus seperti apa, Pengawal?" tanya Iyllo masih dalam telepatinya.
"Masih ingatkah Pangeran ucapan Raja Assen?" tanya orang sana yang disebut Pengawal itu.
"Apa? Cepat katakan!" perintah si pria misterius yang disebut Pangeran.
"Raja Assen akan memberikan konsekuensi kepada manusia wanita itu setelah turun ke dunia asalnya," terang Pengawal. Yang tak lain adal Avv. Dosen baru Hanna.
"Lalu?"
"Saya mohon Pangeran jangan gegabah. Tahan amarah Pangeran dan lakukan misi Pangeran secara halus," ujar Avv.
"Saya mohon, Pangeran jangan emosi lagi terhadap Tuan Putri Hanna. Saya hanya tidak mau Pangeran dan Tuan Putri kenapa-napa. Tolong mengertilah, Pangeran," lanjut Avv menasehati.
"Baiklah. Terima kasih telah memberitahuku, Pengawal. Sesomplak apapun kamu, kamu tetap Pengawal aku," canda Pangeran.
"Dasar Pangeran edan!" balas Avv lalu segera menutup telepatinya. Kabur sebelum bom meledak. Hahaha!
Pria misterius yang disebut Pangeran itu kembali ke dunia asli. Ia akan berhadapan dengan Hanna lagi.
Pria itu seolah kembali melunak. Ia tersenyum dan menggeleng. Lalu dengan lembutnya, tangan kekar pria itu mengelus rambut Hanna yang terlihat berantakan. Ia sedikit merapikan membuat Hanna terpaku dan nyaris tak berkutik.
"Jangan bunuh aku ...," rintih Hanna kembali.
Hanna terus merengek untuk tidak dibunuhnya. Jujur ia takut dengan keadaan sekarang.
Hidup sebelumnya yang damai-damai saja, saat ini seperti hancur lebur bagai debu. Ia bertemu dengan orang aneh seperti di hadapannya saat ini.
Hanna terus berharap semoga ini mimpi. Tapi sia-sia. Ini adalah kehidupan nyata Hanna.
"Maafkan aku, calon istriku," ujar pria aneh itu dengan tulus secara tiba-tiba.
"Aku calon suamimu. Tidak mungkin akan membunuhmu," lanjutnya.
"Kenapa kau menganggap aku sebagai calon istri kamu?" tanya Hanna dengan mulut bergetar.
"Kamu adalah calon istri aku, Hanna Malleta Agham," jawab pria misterius.
Hanna menggelengkan kepalanya berkali-kali. Ia tidak mau. Ia tidak mau menikah dengan manusia aneh seperti pria misterius itu.
"Kenapa kau selalu menganggap aku sebagai calon istrimu?!" pekik Hanna lalu sedikit mendorong tubuh pria itu.
Tubuh pria misterius itu mundur beberapa langkah akibat dorongan tangan Hanna. Ia masih mencoba menahan emosi seperti apa yang dikatakan Avv, Pengawalnya.
Hanna yang tadinya takut akan kemarahan pria itu, sekarang menjadi pemberani dengan mendorong tubuh jakun milik pria itu.
"Apa aku harus selalu marah supaya kamu takut padaku? Supaya kamu bersikap tenang dengan ketakutanmu?" tanya pria itu sedikit menekan kalimatnya.
"Apa aku salah menganggap kamu sebagai orang aneh? Kamu siapa? Aku sangat tidak mengenalmu. Bahkan aku tidak tau kamu makhluk apa. Apakah kamu siluman? Hantu? Ataukah manusia jadi-jadian?" omel Hanna membuang segala unek-uneknya.
Sekuat tenaga ia mengumpulkan rasa keberaniannya untuk menumpahkan segala emosinya. Siapa dia berani mengusik hidupnya?
"Kenapa kamu melupakan aku, Hanna? Apa kamu lupa dengan janji kita di istana dulu?" tanya pria misterius itu mengsedih.
"Istana-istana apa yang kamu katakan?! Tolong jangan membuat aku semakin gila! Dengan perlakuan aneh kamu saja membuat aku gila, apalagi mendengar cerita aneh kamu?"
"Ini aku, calon suamimu, Hanna," ucap pria itu terus menerus. Mendesak Hanna untuk mengingat masa lalunya.
"Aku tidak peduli siapa kamu. Tolong jangan ganggu kehidupan aku!" teriak Hanna frustasi.
"Aku tidak pernah mengenalmu!" lanjutnya.
Pria misterius itu terlihat murung dengan pengakuan Hanna yang sudah melupakan dirinya. Apakah Hanna sama sekali tidak mengingat kenangan-kenangan indah bersamanya? Ataukah dia sengaja melupakan dan masih ingat namun pura-pura lupa?
"Kamu mau tau siapa aku?"
Setengah mengangguk setengah menggeleng. Hanna harus memberikan respon yang mana?
Setengah ingin tau karena penasaran, setengah tidak peduli karena dirasa ia mengganggu hidupnya.
"Aku adalah Pengeran Kerajaan Haniyll. Tempat tinggal para manusia aneh sepertiku," jelas pria itu singkat.
"Namaku, apa kau masih tidak mengingatnya?" tanyanya.
Hanna menggeleng lemah membuat pria itu mengembuskan napasnya kecewa. Ia masih menunggu siapa nama pria misterius itu yang katanya adalah Pangeran kerajaan.
"Ini aku, Iyllo Assensio," ucapnya lalu secepat kilat menghilang dari jejak pandangan mata Hanna.
"Iyllo?" tanya Hanna heran.
Nama yang aneh. Sejauh ini Hanna hidup, dirinya tidak pernah menemukan nama tersebut.
"Hey, ke mana kamu pergi?!" jeritnya di awang-awang setelah menyadari kepergian tanpa jejaknya.
Hanna sendiri bingung akan takut ataupun tidak. Ia membuatnya kejadian ini sebagai biasa-biasa saja. Hidupnya seolah sedang bermimpi buruk yang tidak akan pernah terbangun lagi dari tidurnya.
Faktanya, ini benar-benar kehidupan nyatanya. Hidup yang akan tertimpa kejadian-kejadian aneh, hanya sementara ataupun selamanya. Ini bukan mimpi.
Besoknya, mungkinkah Hanna akan berhadapan kembali dengan pria misterius bernama Iyllo Assensio?
**✿❀ NEXT ❀✿**
Iyllo Assensio!
Dapat salam dari Pangeran Iyllo, nih!
Akhirnya setelah ditunggu-tunggu muncul juga Pangerannya.Mau nitip salam buat Pangeran Iyllo?
Mau bilang apa sama Pangeran Iyllo?Terima kasih yang sudah membaca Satu Purnama!
Jangan lupa Vote dan Comment-nyaJangan lupa follow instagram aku : armala_th.
***
Yuk yang belum follow akun wattpad Author!
Ditunggu, ya:)
Bakalan Author follback, kok:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Purnama
FantasySetiap hari Hanna merasakan ada pelukan hangat di tubuhnya. Tiba-tiba ia melihat sebuah gelang mengerikan berbandul taring merah darah yang melingkar di pergelangan tangannya. Beberapa kali ia buang karena dianggap membahayakan hidupnya. Tapi, gelan...