Vote sebelum membaca. Comment and share setelah membaca:)
|||
"Bukankah itu hukuman yang nikmat, Hanna?" tanya Iyllo tanpa menampakkan wujudnya.
"Menyenangkan gundulmu! Kamu tidak sopan, Iyllo! Ini ciuman pertama aku!"
"Bagus, dong! Ciuman pertama kamu dengan aku. Begitupun denganku, aku tidak pernah mencicipi bibir seorang wanita selain kamu, calon istriku," jawabnya.
Hanna yang masih berhanduk berseru, "Kita belum sah secara hukum kenapa kamu macam-macam denganku?!"
Iyllo tertawa menanggapi Hanna yang seperti orang gila berbicara sendirian.
"Nanti akan lebih nikmat setelah kita menikah, calon istriku!"
Hanna tersedak mendengar suara Iyllo. Nampaknya ia menelannya mentah-mentah ucapan Iyllo beberapa detik lalu.
Batuk Hanna terhenti saat ada deringan telepon masuk. Terpapar nama Zayn di layar touchscreennya. Lalu segera mungkin ia menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan tersebut.
"Hallo, Zayn?" sapa Hanna.
Beberapa detik kemudian ia menyelesaikan teleponnya. Hanna meraba tubuhnya, ternyata dirinya masih berbalut dengan handuk putihnya.
"Dasar, makhluk jelmaan!" gumamnya kesal. Ia mengira bahwa Iyllo sudah pergi jauh-jauh darinya.
Setelah mendapat kabar dari Zayn bahwa dia sedang menunggu di luar apartemennya. Hanna bergegas memakai pakaiannya. Setelah semua siap, ia memupuk wajahnya dengan sedikit olesan bedak beserta melembabkan bibirnya menggunakan liptint. Cantik dengan make up sederhananya.
Ia berhenti sejenak saat melihat bibirnya di cermin. Pikiran aneh melintas di otaknya.
Dalam hati ia berkata, "Bibir ini sudah tidak suci lagi."
Ia sedikit melenceng dengan pikiran kotornya.
"Jadi seperti ini rasanya berciuman? Kecupan singkat saja sudah seperti ini, apalagi hmm ...."
Hanna menggelengkan kepalanya cepat. Mengusir pikiran-pikiran kotornya.
"Apa yang kamu pikirkan, Hannaaa?!" gertaknya dalam hati. Ia segera mengusir pikiran-pikiran kotor itu.
"Apa yang kamu pikirkan, Sayang?" tanya Iyllo yang tiba-tiba muncul di belakang Hanna.
"Aaahhhh!!!"
Hanna nyaris terjungkal ke depan jika saja tangan kekar Iyllo tak meraih perut Hanna. Memanfaatkan kejadian itu, Iyllo malah mengeratkan menjadi sebuah pelukan hangat. Hanna merasa berada di titik kenyamanan.
"Lepaskan, makhluk jelmaan!" perintah Hanna setelah sadar.
"Begini saja sebentar, aku merindukan kamu, Hanna."
Hanna diam sejenak mendapat perlakuan aneh dari Iyllo. Dengan mata terpejam, Iyllo meletakkan dagunya di atas kepala Hanna. Tangannya masih setia memeluk tubuh mungil Hanna.
"Aku ada jam kuliah. Permisi," ucap Hanna berusaha melepas pelukan itu.
"Jangan bersama laki-laki itu. Aku cemburu," ucap Iyllo tau, tentu dengan kekuatan ajaibnya.
"Memangnya ada hak untuk kamu cemburu?"
"Tentu ada!" jawab Iyllo cepat.
"Siapa kamu? Aku dan Zayn sudah berteman dengannya sejak lama," elak Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Purnama
FantasySetiap hari Hanna merasakan ada pelukan hangat di tubuhnya. Tiba-tiba ia melihat sebuah gelang mengerikan berbandul taring merah darah yang melingkar di pergelangan tangannya. Beberapa kali ia buang karena dianggap membahayakan hidupnya. Tapi, gelan...