"Ayo jalan-jalan, calon istriku," rengek Iyllo seperti anak kecil.
"Jalan-jalan gundulmu! Ini sudah malam, makhluk jelmaan! Aku lelah, ngantuk, pengen tidur. Sana pergi, hush! Hush!" usir Hanna mengibaskan tangannya.
"Ayo, calon istriku ...."
Iyllo seperti menjadi anak Hanna saat meminta dibelikan es krim.
"Dasar, makhluk stress!"
Belum ada sepuluh detik setelah Hanna bangkit tidurnya, wajah Iyllo sumringah. Lalu tanpa persetujuan Hanna, Iyllo membawa tubuhnya.
Menghilang dari apartemen Hanna. Benarkah?
Iyllo menggunakan kekuatannya bersama Hanna?
Menghilang secepat kilat?
Dengan kekuatan super Iyllo?
Apakah dengan itu membuat Hanna berbahaya?
Iyllo dengan tersenyum dalam hatinya berkata, 'Kamu akan selalu aman jika bersamaku, Hanna. Aku akan berjanji akan selalu melindungimu.'
"ASTAGA, IYLLO!!!" pekik Hanna panik setengah mati.
Sekujur tubuhnya merinding kala mendapati dirinya sudah tidak berada di tempat semula.
Taman sepi?
"IYLLO, CUBIT AKU, IYLLO!" ujar Hanna sembari menepuk-nepuk lengan Iyllo.
Tentu saja geger karena ini baru pertama kalinya?
'Dunia benar-benar membuatku pusing kalang kabut! Hidup bersama orang macam apakah aku ini? Kenapa bisa-bisanya menjadi fantastik seperti ini?!'
Hanna terus menjerit ketakutan dalam hatinya. Matanya masih takut untuk berkedip menyaksikan dunia di hadapannya.
"BUKANKAH INI MIMPI, MAKHLUK JELMAAN?" Hanna meracau.
"Ini bukan mimpi, Sayang."
Sesuai permintaan Hanna, Iyllo malah mencubit gemas pipi Hanna.
"Sakit, Iyllo!" rintihnya sembari meneplak punggung tangan Iyllo. Mode galaknya on.
Hanna masih sangat tidak percaya. Dirinya benar-benar berpindah tempat?
Sungguh, fantastik!
Antara rasa takut dan senang karena bisa seperti memiliki kekuatan ajaib. Ahh, seasik inikah punya kekuatan?
"Iyllo ... ini ... b-beneran nya-ta d-dan bukan mimpi?" Hanna menanyakannya dengan suara gagap.
"Jadi benar aku bisa berpindah tempat secepat kilat? Apakah aku punya kekuatan super seperti kamu, makhluk jelmaan?!"
Melihat wajah bahagianya Hanna, Iyllo tersenyum hangat. Ia rindu senyum seperti Hanna saat ini.
Wajahnya seperti Yiella.
"Aku rindu kamu, Yiella," gumam Iyllo.
"Yiella?" tanya Hanna mendengar desiran gumam Iyllo.
"Aku rindu kamu, Hanna," ralat Iyllo sembari mengelus puncak kepala Hanna.
Hanna salah tingkah mendapati perlakuan aneh Iyllo. Di saat itu juga, ia memusnahkan rasa panik serta kagetnya setelah berpindah tempat secepat kilat.
Hanna tidak menyangka.
Namun, apa yang dikatakan Iyllo beberapa detik lalu?
"Yiella? Siapa Yiella?" lanjut Iyllo dengan pertanyaan alih topiknya.
"Aku kira kamu tadi berbicara sama Yiella. Siapa Yiella?"
"Yiella, siapa Yiella?" Iyllo pura-pura tidak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Purnama
FantasySetiap hari Hanna merasakan ada pelukan hangat di tubuhnya. Tiba-tiba ia melihat sebuah gelang mengerikan berbandul taring merah darah yang melingkar di pergelangan tangannya. Beberapa kali ia buang karena dianggap membahayakan hidupnya. Tapi, gelan...