14. Penggangu Tidur

231 8 0
                                    

Next SATU PURNAMA!

~~~~~

Malam semakin dekat dengan datangnya gelap. Buru-buru Hanna melepaskan penatnya setelah ia mencuci beberapa pakaian kotornya.

Tugas kuliah sudah ia selesaikan semua termasuk kelas siang tadi yang Hanna tidak ikut. Siapa lagi? Tentu semuanya gara-gara Iyllo.

"Dasar, makhluk jelmaan menyebalkan!" desis Hanna lalu merebahkan tubuhnya di ranjang.

Sembari rebahan, ia mengangkat tangan kirinya yang masih saja terdapat gelang mengerikan pemberian dosennya. Tapi, kenapa Iyllo yang marah saat gelang itu dibuang?

Sebenarnya ini gelang apa? Kenapa bentuknya sangat aneh?

Ia selalu berfikir-fikir kalau dirinya sedang bermimpi panjang lantaran kejadian-kejadian aneh yang selalu menimpa dirinya di setiap detiknya.

Dari Iyllo yang bisa datang dan hilang tiba-tiba. Lalu ... dia punya kekuatan ajaib? Ahh, Hanna sangat lelah memikirkan manusia jelmaan itu! Apalagi dengan pengakuan Avvanz, dosen barunya itu. Benarkah dia makhluk seperti Iyllo? Makhluk terkutuk?

Tapi, kenapa dia sangat lancar bergaul dengan dunia modern di dunia sekarang ini? Sedangkan Iyllo seperti orang yang baru lahir di dunia ini.

Ahh, menyebalkan!

Tak mau mengurus pikiran tentang makhluk jelmaan itu, ia berbaring ke samping lalu memejamkan matanya. Berharap bangun, lalu kembali ke dunia seperti biasanya tanpa ada Iyllo maupun Avv. Ia tidak ingin hidup seperti di novel-novel fantasi.

Detik berlalu hingga ia sudah merasa dalam lelapnya. Napasnya memburu membuang rasa lelahnya di sepanjang hari. Ia ingin istirahat dalam waktu panjang. Setengah sadar dalam lelapnya, ia merasakan sesuatu aneh.

Rasanya ingin membuka kelopak mata langsung, namun dirinya masih yakin bahwa ia terpejam belum lama sekali. Dan ... ingin juga merasakan kenyamanan serta kenikmatan sentuhan tersebut.

Sentuhan itu semakin dirasa di pipinya, sentuhan yang sangat nyata. Tangan seseorang yang Hanna rasakan menyentuh pipi Hanna dengan kelembutan, dengan kasih sayang.

Sentuhan itu menyentuh alisnya, lalu turun ke hidung. Kembali ke pipi, namun tiba-tiba pindah ke bibir. Astaga!

Ingin sekali Hanna langsung melebarkan bola matanya. Namun, sedikit lagi ... ia masih ingin menikmati sentuhan tersebut. Ya ... hanya sedikit lagi. Anggap saja Hanna tak menyadari hal itu, dan itu adalah mimpi. Mimpi yang terasa sangat nyata.

Setelah puas dengan sentuhan itu, Hanna buru-buru membuka kelopak matanya.

Pertama kali yang ia lihat adalah wajah tampan seorang pria yang baru-baru ini terus mengusiknya, mengganggunya. Namun, Hanna tak bisa mengalihkan isi hatinya. Ia sempat terpesona dengan ketampanan pria tersebut. Iyllo. Dia pria tampan yang tidak tau dari mana dunianya, sekarang dengan kekuatannya ia tiba-tiba di hadapan baringan Hanna.

Membiarkan Iyllo masih membelai wajah cantik Hanna, Hanna memejamkan matanya lagi.

"Ingat, Hanna, ini cuma mimpi!" ujar Hanna sendiri dalam hati.

"Siapa yang bilang kalau ini mimpi?" tanya Iyllo dengan suara nyatanya.

Hanna kembali melebarkan matanya. Lalu ia menggerakkan tubuhnya untuk membelakangi Iyllo.

Iyllo sedikit kesal karena diacuhkan Hanna begitu saja. Ia dengan kekuatannya kembali ke wajah Hanna. Kalau Iyllo sudah menggunakan kekuatannya, Hanna sama sekali tidak bisa berkutik lagi. Manusia lemah seperti Hanna, mana mungkin bisa melawan Iyllo si makhluk jelmaan?

Satu PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang