surat yang terbakar

2.1K 91 2
                                    

setelah kepergian aira chika berpikir apa yang harus dia lakukan, dia menurunkan kakinya yang di letakkan di atas meja, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar aira di lantai dua,  sampai di depan kamar, dia membuka pintu kamar itu, dia melenggang masuk ke dalamnya, kamarnya luas,  dia menatap ke meja rias ada kertas tergeletak disana, chika membukanya, dia kemudian berpikir.

jadi dia itu juga sedang hamil, tapi takkan ku biarkan mas arif mengetahui ini, biarkan mas arif berpikir kalau aira itu mandul, ya dia harus mengakui hanya anakku penerus keturunannya, walau sebenarnya aku ragu ini anaknya atau bukan, dia tersenyum keluar dari kamar aira dan membawa kertas yang di tinggalkan aira untuk di bakarnya agar tidak ada yang tau apapun.

chika berjalan menuju dapur, sampai di dapur dia mencari apa ada korek disana, tapi tak kunjung menemukannya, jadi dia menyalakan kompor gas untuk membakarnya, di lemparkannya kertas yang terbakar sebagian itu ke tong sampah, tapi mbok sumi yang tiba-tiba masuk ke dapur melihatnya dan menegurnya, "apa yang nyonya lakukan? apa nyonya ingin sesuatu? "tanyanya

aku hanya ingin minum, "ucapnya gugup semoga saja pembantu itu tidak melihatnya tadi, dia meraih gelas dan menuangkan air putih kemudian menenggaknya sampai habis

setelah kepergian aira chika berpikir apa yang harus dia lakukan, dia menurunkan kakinya yang di letakkan di atas meja, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar aira di lantai dua,  sampai di depan kamar, dia membuka pintu kamar itu, dia melenggang masuk ke dalamnya, kamarnya luas,  dia menatap ke meja rias ada kertas tergeletak disana, chika membukanya, dia kemudian berpikir.

jadi dia itu juga sedang hamil, tapi takkan ku biarkan mas arif mengetahui ini, biarkan mas arif berpikir kalau aira itu mandul, ya dia harus mengakui hanya anakku penerus keturunannya, walau sebenarnya aku ragu ini anaknya atau bukan, dia tersenyum keluar dari kamar aira dan membawa kertas yang di tinggalkan aira untuk di bakarnya agar tidak ada yang tau apapun.

chika berjalan menuju dapur, sampai di dapur dia mencari apa ada korek disana, tapi tak kunjung menemukannya, jadi dia menyalakan kompor gas untuk membakarnya, di lemparkannya kertas yang terbakar sebagian itu ke tong sampah, tapi mbok sumi yang tiba-tiba masuk ke dapur melihatnya dan menegurnya, "apa yang nyonya lakukan? apa nyonya ingin sesuatu? "tanyanya

aku hanya ingin minum, "ucapnya gugup semoga saja pembantu itu tidak melihatnya tadi, dia meraih gelas dan menuangkan air putih kemudian menenggaknya sampai habis

dia pergi meninggalkan dapur, mbok sumi ntah mengapa menaruh curiga padanya, dia melihat asap dari tong sampah, "apa yang di bakarnya, tapi begitu mbok sumi melihat ke dalam tong kertas itu habis terbakar, hanya menyisakan sedikit ujungnya yang tak terbakar, mbok sumi berpikir apa kertas itu penting, apa mungkin dia sengaja membakarnya, atau ....

aira dia menemui lia sahabatnya, memintanya mencarikan tempat untuknya sementara ini, "aira di desaku ada rumah peninggalan keluargaku, tempat itu sudah lama tidak di tempati, apa kau mau tinggal disana? "tanyanya
aira tampak berpikir, apa tempat itu jauh li, apa mas arif takkan mencariku li jika aku pergi, "aira masih berharap ada sedikit cinta untuknya

jadi kau masih mengharapkannya? apa kau ingin kembali? tanyanya memastikan

aira terdiam sejenak, dia memantabkan hatinya, walaupun dia kembali dia tetap akan menikahi wanita itu, aku tak ingin lebih tersakiti lagi,

aku takkan kembali, aku akan menempati rumahmu disana, apa aku boleh tinggal disana li? "ditatapnya mata sahabatnya itu hanya dia yang benar-benar tulus menyayanginya

tentu aira, sampai kapanpun kamu tinggal disana aku tak masalah, rumah itu memiliki perkebunan kopi disekitarnya, kau pasti suka disana, aku akan mengantarmu nanti, sekarang kamu istirahat sebentar ya,  
aira menganggukkan kepalanya, dia bahagia disaat terpuruknya dia masih memiliki sahabat yang selalu ada untuknya, 

arif pulang jam delapan malam, dia masuk lampu ruangan masih gelap, dia menyalakan lampu terasa ada yang aneh, biasanya ada aira yang menyambutnya pulang, dan mengurus dirinya, ini hanya ada keheningan, dia berjalan menuju kamar di lantai satu rumahnya, kamar itu selalu di tempatinya, ya dia dan aira tidur terpisah, ketika akan menuntaskan na**unya barulah dia ke kamar aira, itupun hanya sebentar setelah selesai arif akan meninggalkannya kembali.

dia memasuki kamarnya, pemandangan seksi nan menggoda terpampang di ranjangnya, wanita dengan sedikit perut buncit itu memakai lingeri merah sedang berfose manja di atas kasurnya, arif menelan salivanya, tapi suasana hatinya masih belum membaik jadi dia tak berna**u untuk melakukannya.

tutup tubuhmu chika, aku sedang malas, "ucapnya membuat chika merengut dia sudah tampil cantik nan menggoda tapi arif mala meninggalkannya.

Berikan aku kesempatan keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang