mulai kehilangan

2K 85 4
                                    

jangan lupa follow authornya

jangan lupa komen dan klik bintang kecil yang ada di pojok kiri bawah ponsel kalian.

selamat membaca

🍁🍁

arif memindai seisi kamar aira, terlihat bersih dan rapi, kamar ini terasa dingin dan tak berpenghuni, ntah mengapa arif merindukan setiap perhatian aira, saat sedang melamun chika masuk dan duduk di samping arif.

"sayang.... toh istrimu itu mandul dia takkan memberi keturunan padamu, jadi, biarkan saja dia pergi" ucap chika mempengaruhi

arif diam saja, ntah mengapa dia malas meladeni, dia seperti kehilangan sesuatu dalam dirinya.

arif beranjak tapi chika menarik tangannya, "sayang jangan begini, jangan diam saja, tidakkah kau tau anak kita ingin di manja ayahnya", chika menuntun tangan arif menuju perutnya dan meletakkannnya di sana.

arif tersenyum, "maaf ya sayang...!" ucapnya sambil membelai perut chika

"aku bersiap dulu, aku akan ke kantor, jika kau membutuhkan sesuatu minta mbok sumi menyiapkannya untukmu," ucapnya kembali

"sayang kapan kita menikah?" tanyanya manja

"maaf chika, nanti kita bicarakan" arifpun pergi ke kamarnya dan mengambil tas kerjanya

di mobil arif memikirkan aira kembali, ntah mengapa banyangan aira menari-nari di pelupuk matanya, "aku harus menemui lia sahabat aira, siapa tau dia disana," pikirnya

arif sampai di depan rumah lia, bersamaan lia yang juga tiba di rumahnya, mereka sama-sama keluar dari mobil, "kamu dari mana lia?"tanyanya curiga

lia terkejut melihat kedatangan arif.
"aku aku dari supermarket dekat sini?" jawabnya gugup

arif terus memperhatikan gerakan lia, ntah mengapa dia merasa lia menutupi sesuatu, "dimana aira?" tanyanya

"aira, kenapa kau bertanya padaku? bukankah dia istrimu, harusnya kau lebih tau istrimu ada dimana?" jawabnya dengan suara sedikit keras

arif berjalan mendekat ke lia, mencengkeram dagunya, "katakan yang sebenarnya lia?" ucapnya penuh penekanan

"lepaskan aku brengsek kau menyakitiku" di tepisnya tangan arif dengan kuat agar terlepas dari dagunya

"kalaupun aku tau dimana aira takkan pernah aku memberitahukanmu, lelaki brengsek sepertimu sebaiknya segera membusuk, ceraikan aira, apa tidak cukup sikap dinginmu selama ini menyakitinya, kau selalu mengabaikan keberadaannya" ucap lia yang emosinya sudah di ubun-ubun

arif tetap tenang "kutanya sekali lagi, dimana aira!!" sentaknya

"sudah ku bilang berapa kali bodoh!! apa kau tak mendengarnya, aku tak tau dimana aira !!" liapun tak kalah emosi mengingat sahabatnya yang tersakiti

arif yang masih dalam keadaan emosipun meninggalkan lia dan memasuki mobilnya melajukannya dengan kencang.

lia bernafas lega, "syukurlah dia pergi" ucapnya sambil mengelus dadanya yang gemetar menghadapi tatapan tajam arif tadi, untung aku sampai di rumah tepat waktu jika tidak dia bisa curiga

lia memasuki rumahnya dan mendudukkan dirinya di sofa empuknya, memijit pelipisnya yang terasa pusing dia teringat aira, dia belum memberi kabar jika sudah sampai

(hallo lia, apa kau sudah sampai? tanya aira begitu mengangkat panggilan dari lia sahabatnya itu)

(ck makbun main selonong aja, gak mengucap salam lagi)

(hehehe maaf assalamualaikum lia cantik ) "terdengar suara kekehan di seberang sana

(waalaikumsalam aira sayang, aku sudah sampai, dan kau tau arif datang bertepatan aku juga sampai dirumah tadi)
(mas arif mencariku? lalu kau tak bilangkan aku ada dimana)

(tentu, mana mungkin aku bilang)

(baguslah)

(ya sudah aku tutup ya, aku capek mau tidur dulu)

(ya sudah iya assalamualaikum)

(waalaikumsalam)

syukurlah mas arif tak mengetahui keberadaanku, "ucap aira pelan

bersambung

Berikan aku kesempatan keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang